Dikarenakan tulisan ini adalah tulisan seorang pemula maka mohon dimaklumi jika sangat membosankan dan cenderung aneh hahahha. Sebelumnya aku sangat berterima kasih pada Suma [sutradara} dan Jong [pimpinan produksi] yang terus memaksa untuk membuat catatan kacau dan puisi kacau juga sebelum tulisan kacau ini diketik.
Thx bray akhirnya neraka menulis ini selesai juga. Menjadi penulis dadakan sungguh sulit bukan main. Mungkin setelah ini aku akan sangat menghargai dan menaruh hormatku pada semua penulis dimanapun kalian berada selama masih di bumi.
Di tulisan perdanaku ini aku akan menceritakan bagaimana prosesku berlatih teater musikal di garapan kelompok sekali pentas. Bagiku mengikuti proses berteater adalah hal yang merindukan.
Begitu juga mengikuti proses drama musikal untuk kedua kalinya bersama kelompok sekali pentas yang akan mementaskan lakon Sukreni Wang Sistri Listuayu, pada tgl 28 Februari 2019,yang merupakan adaptasi dari novel tersohor seorang raja bali dan sang maestro Pandji Tisna : Sukreni Gadis Bali.
Banyak hal yang kurindukan dari pementasan Capung Hantu-2018 sebelumnya. Saat duet sang sutradara Heri dan Suma mengajakku untuk bermain lagi, kenapa tidak? Drama dan music adalah hidupku dan tiap kesempatan harus diambil bukan?
Aku seorang vokalis dari 5 band berbeda genre, sementara dunia teater sepertinya tidak mau pergi juga dari hidupku. Setelah hampir 9 tahun melacur di 2 dunia kesenian ini, akhirnyayeah hahaha Sang pelacur menemukan jalannya.
Sudah hampir sebulan lebih aku dan teman-teman melewati proses latian yang dicanangkan oleh Suma selaku pak sutradara drama dan Heri sebagai penyandang gelar composer musik didrama kali ini.
Mmmmmmm
Mengingat-ngingat lagi di proses awal berlatih, justru bukan bray Suma yang langsung terjun melatih. Suma selaku sutradara memberikan kami kesempatan untuk memamerkan metode-metode latian teater yang biasanya kami jalankan di setiap kehidupan berteater kami sampai hari ini. Sejujurnya aku merasa nol besar mengenai ini hahahha… What the hell !!! .
Aku sadar bahwa selama kehidupanku berteater, sama sekali tak mengenal metode-metode dalam pelatihan teater. Terbesit kembali ingatanku waktu di sma ketika dilatih teater oleh Mas Tomo, dan yang aku ingat hanya permainan bercermin yang masih membekas diingatanku dan juga dipamerkan oleh Suiya yang memerankan sudiana di drama musikal ini. Kita satu guru Suiya, hahahha…
Kembali di metode tadi, Jacko salah seorang teman kami yang memerankan buruh pemanjat kelapa dan seekor babi, memamerkan metode yang bagiku sangat langka dan merupakan metode latihan yang aku pikir diadaptasi dari tubuhnya sendiri. Sulit bagiku menjelaskan bagian meliuk-liuk ini yang notabene dapat memaksimalkan kemampuan tubuh/badan kasar kita, sekaligus mengenal sendiri apa itu tubuh kita, yang biasanya seorang actor atau manusia yang tidak benar-benar mengenal setiap inci dari tubuhnya sendiri.
Wow its amazing bray Jacko yuhuuu. Satu bagian yang sangat sulit yaitu menggerakkan bagian tubuh kita dari ujung kaki hingga ke ujung kepala secara bebas bergantian dan bersamaan. Dibarengi dengan pergerakan yang lambat dan cepat membuat kita merasakan sensasi yang begitu kuat seperti panas, pegal, mata berkunang-kunang,dan nafas terengah-engah. Katanya, sebenarnya kuncinya di pengaturan nafas,hahahha,,masih menjadi misteri.
Setelah metode pembuka yang dipamerkan oleh Jacko, metode selanjutnya dipamerkan teman kami Ejak yaitu metode pelatihan yang menurutku merupakan metode standar dalam pemanasan dan tahap awal dalam berlatih teater seperti lari, pemanasan dari kaki ke kepala, lalu senam wajah, dan berteriak vocal a,I,u,e,o. pada tahap awal metode ini sepertinya lewat begitu saja, namun saat pak sutradara menitahkan kami untuk mengatur tempo hitungan dan gerakan, neraka pegal itu dimulai.
Metode yang terkesan sederhana ini menjadi sangat sulit dan mendetail disetiap gerakannya berkat tempo hitungan dan gerakan yang kadang-kadang lambat, kemudian cepat dan tambah cepat kemudian kembali melambat membuat tubuh ini sangat renta, maklum sudah uzur wkwkw…thx Ejak metode dasarmu pasti digunakan disetiap kami dan semua teater mulai berlatih.
Waktu seingatku sudah menunjukkan jam 5 sore ketika sang composer music Heri datang untuk melatih kami di tahapan awal mengenal music yaitu olah vocal. Heri adalah sutradara di bagian music untuk nanti mengisi dialog dan adegan kami dengan alunan music yang dibuat sendiri bersama team music, berdasarkan naskah yang sudah dibuat oleh suma. Duet yang sangat berbahaya menurutku, hahaha hajar pak.
Wah untuk metode latihan vocal ini aku sama sekali tidak mengalami kendala yang berarti karena aku lebih sering berlatih vocal daripada berlatih teater melalui tubuhku. Maklum berlatih tubuhnya nanti dipanggung waktu konser saja wkwkw.. pelatihan vocal dimulai dari bernafas terengah-engah seperti anjing, lalu seperti mengeluarkan suara ban yang bocor, kemudian penguatan otot perut, dan yang paling berbahaya adalah saat kami tidur menengadah keatas, lalu badan diangkat sedikit keatas, perut dikunci keras, dan kemudian kami disuru bernyanyi garuda pancasila dengan berbisik.
Wow siksaaan neraka apa lagi ini. Hahaha.. sial, memang tidak mudah menjadi actor sekaligus bernyanyi. Hore dan akhirnya latian selesai dan untuk pertama kalinya badanku terutama bagian perutku serasa keras dan sakit jika dipegang, badan ngilu semua bahaya kalau dipakai bab hahha..tapi drama dan music di hari itu bagiku begitu menyenangkan saat mereka bersanding,
Sampai di metode tadi, aku beberapa kali tidak bisa ikut berlatih dikarenakan pekerjaan dan urusan-urusan band receh lainnya. Sehingga metode latihan terakhir yang aku ingat yaitu metode dari teman kami, Aguk, yang dalam drama musikal ini berperan sebagai Gustam seorang penjahat keji.
Aguk membagikan sedikit metode butoh yang ia pelajari ketika mengikuti workshop butoh di jogja. Kata-kata butoh ini selalu mengingatkanku pada seorang kawan Mas Andika pada masa-masa kuliah dulu yang sempat mengajarkan butoh ini dan aku mengikuti workshopnya. Seingatku aku diajarkan menjadi binatang seperti buaya, wkwkkw,,sungguh melelahkan dan memegalkan semua badan.
Kembali lagi ke metode butoh dari Aguk ini, awal kami berlari seperi biasa untuk pemanasan, setelah itu Aguk memberikan instruksi untuk kita membagi menjadi 3 kelompok. Lalu satu orang dikelompok itu mulai bergerak secara bebas dan berimprovisasi secara perlahan dan tugas 2 orang lainnya menyentuh bagian-bagian tubuh yang berhenti atau tidak bergerak.
Sensasi awalnya sangat membingungkan, bergerak berimprovisasi bagiku sangat membingungkan, lalu aku pejamkan saja mata dan dalam gelap memerintahkan tubuh ini agar bergerak bebas. Setelah bergantian melaksanakannya, aku melihat gerakan-gerakan yang dihasilkan dari proses berimprovisasi tersebut sangat berbeda dan bervariasi di setiap orang. Tidak ada gerakan yang sama. Semua pola gerakan diciptakan secara acak dari proses bergerak selama beberapa menit tersebut.
Kemudian dilanjutkan dengan berbaris memanjang kemudian memejamkan mata, Aguk mengintruksikan atau lebih tepatnya mensugesti kami untuk membayangkan bahwa di setiap tubuh kami terdapat satu kutu yang berbuat onar. Lalu semakin lama-semakin lama kutu tersebut bertambah dan menggeliat ditubuh kami. Secara spontan serasa tubuh kami gatal dan tangan kami ingin membunuh kutu-kutu yang sedang perang saudara tersebut.
Akhirnya perang membesar menjadi perang dunia diantara kutu-kutu tersebut, sehingga membuat seluruh tubuh berguncang hebat tak karuan dan sangat cepat seperti serasa kutu-kutu tersebut sudah menelan tubuh kami dengan jumlahnya yang sangat banyak.
Kemudian perlahan-lahan instruksi menyuruh kami stop dan merasakan kembali perlahan tubuh kami yang sudah bebas dari kutu kupret tersebut. Dan sesi itupun berakhir. Uiih..aku sempat berfikir kalau saja metode ini diisi dengan tempo waktu dan gerakan lambat ke cepat niscaya metode ini akan membuat kita mencapai neraka sesungguhnya wkkwkw..
Mantap Aguk, aku ingin sekali belajar lebih dalam lagi namun waktu itu aku harus berlatih band dan melewatkan sesi diskusi,, para pembaca sekalian tulisan ini dibuat didetik-detik terakhir tengat waktu untuk mengumpulkannya, dan aku rasa tulisan dini ini, aku resmi akhiri,.hahaha. tapi aku pikir aku akan menulis lagi di lain waktu serta kesempatan yang tepat.Salam budaya genk. [T]