Jika kau ke Desa Pedawa di Kecamatan Banjar, Buleleng, kau menemukan banyak hal masih asli dan original.
Tak usah sebut gula arena tau gula jaka dengan rasa manis yang istimewa. Itu biasa. Atau tak perlu heran dengan keladi entikan Pedawa yang gurih, enak dijadikan sate, atau nyangluh direbus lalu dicocol gula aren, ya, gula asli Pedawa juga.
Kini, ada orta-orti dari dua pemuda Pedawa, Putu Yuli Supriyandana dan Made Suisen alias Made Saja. Bersama sejumlah pemuda mereka mencoba mempopulerkan menu lain khas Pedawa, yakni masakan dari bahan rebung. Mereka terbiasa megibung masakan rebung.
Megibung kok masakannya rebung?
Rebung adalah bambu muda, atau tunas bambu yang tumbuh di akar bambu yang sudah tua. Rebung banyak muncul saat musim penghujan. Rebung itu muncul pada akar, menyembul seperti nasi tumpeng, atau seperti topi badut saat acara ulang tahun. Maka bersiap-siap warga membuat masakan rebung dengan berbagai menu. Yang pasti, enak.
Di Desa Pedawa rebung disebut ibong. Dan bagi warga Pedawa, rebung adalah bahan makanan yang disediakan alam dengan cuma-cuma. Tentu karena rebung tak ditanam. Yang ditanam adalah bambu, setelah bambu samah alias rimbun beranak-pinak, maka rebung muncul.
Bambu di Desa Pedawa adalah tanaman yang menggerakkan perekonomian warga karena di desa itu terdapat sentra kerajinan anyaman berbahan bambu, seperti bedeg, sokasi, keranjang, dan kukusan.
Carilah rebung yang pas untuk dimasak. Tingginya tidak lebih dari tiga puluh centimeter dengan daging yang masih lunak.
Putu Yuli Supriyandana menjelaskan rebung dapat diolah dengan berbagai cara. Caranya mudah. Rebung dikupas kulitnya, dibersihkan hingga terlihat bagian daging yang putih muda. Selanjutnya diiris-iris tipis dan direbus hingga matang. Atau, rebung yang yang berukuran kecil biasanya langsung dibakar beserta kulitnya, setelah matang, kulit rebung baru dibersihkan.
Warga Desa Pedawa mengenal tiga jenis menu olahan rebung. Yakni sayur urab, rebung plecing dan sop kuah kuning.
Untuk membuat urab rebung dibutuhkan kencur, kunyit, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, cabe merah dan ditambah dengan parutan kelapa. Bumbu dihaluskan, dicampur dengan parutan kelapa, lalu dicampur alias diurap dengan irisan rebung yang sudah matang. Makanlah.
Untuk membuat sop kuah kuning, bumbunya pun hampir sama, hanya saja tidak menggunakan parutan kelapa. Kepala tetap digunakan namun dioalh menjadi santan. Bumbu yang sudah dialuskan dicampur santan dan direbus bersamaan dengan rebung yang sudah diiris. Gampang bukan?
Untuk membuat plecing rebung, maka rebung sebaiknya dibakar terlebih dahulu, selanjutnya dicampur dengan bumbu plecing khas bali. Bumbu plecing biasanya hanya menggunakan cabai, terasi dan garam.
Nah, setelah tiga menu itu selesai, mari kemudian megibung. Jika memang tak ada ayam yang sedang nganggur untuk dimasak, maka cukup tiga menu masakan rebung itu saja yang disajikan bersama nasi. Sajian megibung tetap memiliki warna dan mengundang selera.
Kini dengar kata Made Suisen. Menurutnya, rebung yang tumbuh secara alami di lingkungan pedesaan menjadikan rebung terbesas dari pengaruh bahan kimia. Rebung sendiri/ merupakan jenis makan yang rendah kalor, rendah gula, rendah lemak, sumber protein dan kaya akan serat.
Ah, masak begitu, De Saja?
“Ya, coba masaklah di dapur!” jawabnya. [T/data & foto: Cotek]