9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

PPL itu Pura-Pura Legowo

Putu Nata KusumabyPutu Nata Kusuma
February 15, 2019
inEsai
PPL itu Pura-Pura Legowo

Ilustrasi foto: Dok. Nata Kusuma

77
SHARES

Bagi mereka yang berangkat dari sebuah pendirian untuk menjadi seorang guru, ditempatkan di mana pun tak akan jadi masalah. Bagi mereka yang sedari awal tak sudi menjadi seorang guru, ditempatkan di mana pun rasanya akan jadi masalah.

Bagi mereka yang memandang profesi guru itu menyenangkan ketika ditempatkan di sekolah yang tak menyenangkan, maka idealis mereka akan tergoyahkan. Dan bagi mereka yang setengah-setengah ingin jadi guru lalu ditempatkan di sekolah yang penuh kenyamanan, bukankah mungkin untuk mereka berubah pikiran?

Akar dari semua perkara ini hanyalah ada dua. Kata Hati dan Kata Orang Nanti.

Saya pun bingung, saya masuk ke golongan yang mana. Saya hanyalah mahasiswa kependidikan yang setengah-setengah memiliki niatan menjadi seorang pendidik. Naasnya lagi dalam Program Pengembangan Lapangan (PPL) tahun ini, saya ditempatkan di sekolah yang membuat saya semakin yakin untuk tidak usah menjadi seorang guru.

Setidaknya itu yang kali pertama saya pikirkan. Bagaimana tidak, saya sengaja mendaftar di salah satu sekolah menengah pertama swasta dalam program PPL tahun ini. Tujuannya tiada lain dan tiada bukan adalah untuk menghindari “kejamnya” dunia pendidikan di sekolah menengah atas. Maklum, saya merasa diri ini adalah seorang yang cupu dan tak bisa mengatur anak remaja jikalau saya mendapatkan tempat PPL di SMA/SMK. Takdir pun berkata sebaliknya.

Saya ditempatkan di sekolah yang sangat terkenal akan “keganasannya” di kota ini. Setidaknya, itu yang masih dicap oleh sebagian besar masyarakat kota. PPL pun mulai memiliki definisi tersendiri dalam kamus hidup saya. PPL itu Pura-Pura Legowo.

Ya mau dikata apalagi, ikhlaskan dan jalani saja. Saya datang dengan pemikiran bahwa saya akan gagal praktek mengajar di sekolah ini. Saya sangat yakin bahwa setelah melakukan PPL di sekolah ini, saya tidak akan kepikiran untuk menjadi seorang pendidik. Saya sangat yakin itu.

Tetapi seiring berjalan waktu dan semakin tinggi intensitas hujan di musim ini, pikiran yang awalnya di penuhi hawa panas pun berubah perlahan menjadi sejuk lalu kemudian mendingin. Tiga kelas yang saya ajarkan yang notabene-nya adalah laki-laki semua tak seburuk apa yang orang ucap di luar sana.

Ya, yang namanya nakal dan ribut pastilah ada. Namun dari keributan dan keacuhan mereka terhadap kehadiran saya sebagai pengganti guru sementara mereka di dalam kelas nyatanya tak mampu menyembunyikan fakta bahwasannya mereka sesungguhnya anak yang mampu dan sangat antusias dalam belajar.

Kuncinya adalah bagaimana kita selaku pengajar khususnya saya mendekati mereka dengan cara-cara yang humanis. Saya tak bisa bohong jika beberapa teori pendekatan yang diajarkan di kampus pun tak terpakai. Saya mencari dan menemukan jenis pendekatan saya sendiri yang sekiranya mampu membuat mereka betah belajar bahasa Inggris. Ingat, betah berbeda dengan bisa.

Nah, berangkat dari situasi ini saya pun sempat terpikirkan akan sesuatu. “Mengapa saya semakin nyaman mengajar mereka?”

Ketika beberapa teman yang satu tempat PPL dengan saya tlah kembali dari kelas mereka mengajar, mayoritas akan mengatakan “duhh, leganya” lalu diikuti dengan sedikit curahan kekesalan yang mereka alami selama mengajar di kelas. Lega.

Lagi-lagi definisi pura-pura legowo teraplikasi dengan baik dalam keseharian kami. Selancar apapun penerapan RPP dalam kelas, sesibuk apapun kita karena diberi tugas tambahan oleh pihak sekolah, nyatanya ketika ada sesuatu yang tak sesuai kata hati saat mengajar maka pura-pura legowo adalah hal terbaik yang bisa dilakukan.

Beberapa kali ketika jam pelajaran sekolah tlah selesai, saya sering menyempatkan diri datang ke kampus untuk sekedar memesan makan atau minum di kantin kemudian mendengar obrolan beberapa pengunjung disana. Beruntungnya, hal serupa juga dilakukan beberapa teman-teman yang sudah selesai mengajar di sekolah mereka masing-masing. Mereka datang ke kantin kampus untuk sekedar makan dan berbagi cerita mereka tentang PPL di sekolah.

Kalimat tanya yang paling sering saya dengar dari percakapan itu ialah: “Men engken PPL cine?” Bagaimana PPL mu?

Sontak berbagai respon akan menanggapi pertanyaan tersebut. Ada yang bercerita tentang nakalnya murid mereka namun bercerita dengan ekspresi wajah penuh kegembiraan dan ada juga yang menceritakan kekesalannya lengkap dengan ekspresi kesal yang tak bisa ditawar lagi.

Aneh bukan? Ada yang menceritakan hal yang secara normal itu menyebalkan seperti misalnya murid yang tak ada di kelas dan mereka memarahinya namun ketika diceritakan seolah sang pencerita menikmatinya. Seperti biasa, kesimpulannya adalah Pura-pura Legowo. Di lain kesempatan, saya sempat bertemu dengan seorang teman yang ber PPL di sebuah sekolah menengah atas negeri yang cukup memiliki reputasi baik di mata masyarakat.

Teman saya berkata, “Adi cang demen ngajahin nah?” Kok aku seneng ngajar ya?

Secara spontan hati kecil saya menjawab, “Ya kan sekolahmu bagus”

Disamping itu, yang saya ketahui memang teman saya ini memiliki bakat menjadi seorang guru jadi ya tidak terlalu masalah.

Sekarang, mari kita kembali ke pernyataan awal tulisan ini. Bagi mereka yang berangkat dari sebuah pendirian untuk menjadi seorang guru, ditempatkan dimana pun tak akan jadi masalah. Bagi mereka yang sedari awal tak sudi menjadi seorang guru, ditempatkan dimana pun rasanya akan jadi masalah. 

Bagi mereka yang memandang profesi guru itu menyenangkan ketika di tempatkan di sekolah yang tak menyenangkan, maka idealis mereka akan tergoyahkan. Dan bagi mereka yang setengah-setengah ingin jadi guru lalu ditempatkan di sekolah yang penuh kenyamanan, bukan kah mungkin untuk mereka berubah pikiran?

Ke-pura-puraan legowo saya telah membawa saya ke peryataan terakhir yaitu golongan orang-orang yang setengah-setengah ingin jadi guru dan kini pikirannya mulai mengalami pergeseran. Saya tidak begitu tahu bagaimana teman-teman saya di sekolah lain menanggapi masa PPL mereka.

Hanya beberapa yang saya tahu dan dominan dari mereka masuk golongan orang-orang yang sedari awal tak sudi menjadi seorang guru, di tempatkan dimana pun rasanya akan jadi masalah, menurut saya. Namun saya percaya, sudah ada hal yang mereka pelajari tentang makna menjadi seorang pendidik. Dan prihal 2 akar permasalahan yang sempat saya sebutkan di awal yakni “kata hati” dan “kata orang nanti” memang benar adanya. 

Bagaimana kita akan menarik benang merah dari segala situasi ini, itu tergantung mana yang lebih kita dengarkan. Kalau saya, kata hati adalah yang utama. PPL atau Pura-pura Legowo juga mengajarkan saya filosofi berangkat dari titik 0 (nol). Cukup terima alur yang sudah disediakan oleh Yang Di Atas, lalu jalankan dengan versi terbaik dari diri kita.

Seperti takdir saya untuk mengajar murid sekolah menengah kejuruan dan bukannya sekolah menengah pertama sesuai rencana saya di awal cerita ini. (T)

Tags: mahasiswaPendidikanPPLsekolah
Previous Post

Duet Seni Rupa Arya Dedok & Grace: Cinta Berkaitan dengan Kebenaran-Kebaikan

Next Post

Puisi I Putu Agus Phebi Rosadi# Buah Tangan dari Klungkung

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma, S.Pd., Mahasiswa S2 Pascasarjana Program Ilmu Manajemen Undiksha. Hobi: menulis, menyanyi, membuat video, dan mencintai diam-diam.

Next Post
Puisi I Putu Agus Phebi Rosadi# Buah Tangan dari Klungkung

Puisi I Putu Agus Phebi Rosadi# Buah Tangan dari Klungkung

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co