- Pameran: Four Side Group Exhibition
- Lokasi: Gallery Maya Sanur
- Pembukaan: Jumat, 8 Februari 2019 pukul 18.30 WITA
- Rentang Pameran: 31 Januari 2019 hingga 15 Maret 2019
—–
Empat seniman dengan gaya kecendrungan visual berbeda siap berkumpul dalam satu ruang pamer karya.
Perbedaan yang dihadirkan oleh mereka tidak hanya berasal dari segi teknik, tapi juga menghadirkan perbedaan pemikiran serta perbedaan cara merespon sekitar dalam penciptaan karya mereka masing masing, sehingga pada akhirnya pertemuan mereka dalam satu ruang ini menghasilkan sebuah pameran yang diberi tajuk ‘Four Side’.
Empat Seniman, empat ide, empat perbedaan. Pameran yang diselenggarakan di Galeri Maya Sanur ini akan menghadirkan karya dari Kadek Darmanegara, Made Jendra, Wayan Juni Antara dan Nyoman Arisana, dimana pembukaannya akan diselenggarakan Jumat 8 Februari 2019,, pukul 18.30 WITA.
Kadek Darmanegara mengusung gaya lukis abstrak. Ia memainkan unsur unsur rupa yang elementer berupa garis, warna, bidang, ruang, komposisi, irama dan lain sebagainya. Dalam karyanya yang diberi judul ‘Reflection #2’, ia menghadirkan karya yang terkesan keluar dari bingkai nya. Warna dominan yang ditampilkan adalah kuning, yang ditumpuk disapukan dengan warna berbeda.
“Selain menggunakan teknik sapuan, ia juga menggunakan teknik lelehan atau cipratan, sesuai dengan kebutuhan gagasan dan rasa yang mengalir saat ia berkarya,” tutur Susanta selaku kurator pameran.
“Pencerapan gagasan atas apa yang dilihat dan rasakan saat melihat alam sekitar adalah sumber gagasan visualnya. Senja yang menjingga, hamparan hijau pepohonan, deburan ombak di pantai, dan segala hal yang ia temui di alam ini adalah sumber inspirasi yang tak habis ia abstaksi dalam kanvas-kanvasnya,” sambungnya.
Karya dari Made Jendra adalah lukisan-lukisan realistik dengan objek utamanya adalahpenari Bali.
“Ia menggunakan muatan simbolik yang mencerminkan nilai-nilai kultural yang coba diinterpretasi lebih jauh melalui objek-objek tarian bali yang ia lukis,” sambung Susanta menerangkan gambaran umum tentang gaya lukis masing-masing seniman.
Salah satu lukisannya menggambarkan sebuah sosok anak kecil yang menggunakan kain berwarna kuning dengan gelungan melingkar dikepalanya. Latar karyanya digambarkan dengan imajinatif yang mirip bayangan pohon dikegelapan, dengan sosok anak melayang diudara.
Gaya lukisan yang direpresentasikan Nyoman Arisana memiliki kecendrungan gaya seni lukis tradisi kamasan, yang visualnya telah dikembangan dan dieksplorasi sesuai dengan gaya yang diinginkannya. Salah satu karyanya diberi judul ‘Pertempuran Singa dan Banteng’.
Dalam karya ini, ia menampilkan visual binatang dengan tampilan bentuk klasik yang terkesan usang dengan warna dominan merah kecoklatan. Ia juga memberiornamen hiasan dengan berbagai warna dan bentuk yang diletakkan secara berpola.
Wayan Juni Antara berkarya dengan gaya dekoratif, yang menghadirkan figur-figur manusia dengan background yang ornamentik. Salah satu karyanya mengangkat kisah cinta Raja Sri Haji Jayapangus dan putri saudagar Tionghoa bernama Kang Cing We yang diberi judul ‘The Begining Story’. Dalam beberapa karyanya ia juga menambahkan kesan volume dalam penghadiran vigurnya.
Perbedaan gaya visual dan ide yang diusung masing-masing seniman yang dipamerkan dalam satu ruang yang sama dapat memberikan sebuah variasi penyegaran visual kepada penikmat seni, dimana tiap penikmat yang hadir dapat melihat jenis teknik berbeda, serta bermacam variasi ide dan bentuk.
Hal semacam ini bermanfaat selain sebagai ruang bagi para seniman dalam mempertanggunjawabkan karyanya, juga menjadi ruang belajar bagi para penikmat seni untuk mendapat informasi dan wawasan seni lebih luas.
Pameran ini masih berlangsung hingga 15 Maret 2019, jadi para penikmat seni memiliki waktu yang panjang untuk datang dan menikmatinya. (T)