10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Zona Nyaman, PIlihan, dan 3 Lingkaran

Putu Nata KusumabyPutu Nata Kusuma
October 13, 2018
inEsai
Zona Nyaman, PIlihan, dan 3 Lingkaran
11
SHARES

SESUNGGUHNYA ini merupakan keresahan lama saya prihal zona nyaman yang kerap beberapa orang utarakan kepada saya. Dikarenakan ini keresahan lama yang sempat saya kubur di dalam benak, lantas bagaimana bisa muncul kembali ke permukaan?

Tentunya hal itu bukanlah tanpa musabab. Singkat cerita, saya menelepon seorang teman. Ya, dia perempuan. Lantas? Sudahlah jangan kau tanyakan statusku dengannya apakah kami lebih dari teman atau kurang dari teman.

Malam itu tepat sekitar pukul 22.00 waktu setempat, kami bercengkrama via Whatsapp ditemani sedikit suara bising dari gawai kami masing-masing. Saya dengan suara AC di kamar yang katanya terdengar di telepon, dan dari gawainya yang terdengar suara kipas angin yang jujur saja membuat bulu kuduk merinding ketika mendengarnya via telepon.

Entah kemana arah percakapan membimbing kami pada malam itu, yang jelas ada satu topik yang memicu pemikiran lama saya itu keluar. Dia berkesah tentang mata kuliah konsentrasi yang ada di jurusan kami.

Bagi kami mahasiswa semester 7, mata kuliah konsentrasi adalah wajib untuk kita ambil. Ini semacam skill tambahan jikalau kami nanti sudah lepas dari jurusan ini. Ada 3 mata kuliah konsentrasi; Tourism, TEYL dan Creative Writing. Tourism tentang kepariwisataan, TEYL tentang mengajar anak-anak di jenjang TK dan SD sedangkan Creative Writing adalah tentang menulis kreatif.

Singkat kata, teman saya mengambil Tourism dan saya mengambil konsentrasi TEYL. Kurang lebih kesahnya seperti ini..

“Duh, aku bingung. Padahal aku mau ambil TEYL, tapi orang tua ku nyuruh aku ambil Tourism,” keluhnya

“Lho kok gitu?” tanyaku dengan nada yang penasaran

“Kata mereka kan aku udah kuliah di jurusan kependidikan nih, ya sekarang biar ada ilmu tambahan di luar itu. Ya udah, aku disuruh milih Tourism. Selain itu emang sih aku juga niatnya nyari pariwisata setelah tamat nanti. Tapi ya… aku sebenarnya suka ngajar anak-anak. Apalagi di TEYL itu ada buat buat media gitu kan? Duh pasti asik banget,” sahutnya dengan penuh semangat

Mendengar jawaban teman saya, sejenak terlintas di benak saya sebuah pernyataan.

“Kamu pernah gak dinasehatin orang kayak gini, ‘Kamu tuh harus keluar dari zona nyaman mu. Jangan disitu-situ aja’, ” tanyaku.

“Pernah, pernah. Terus?” tanyanya lebih dalam lagi

“Tapi di saat yang sama, ada juga orang yang bilang ‘tekunin apa yang kamu suka. Fokus di sana’, ” jawabku yang ingin sekali membuatnya kebingungan

Inilah asal muasal bagaimana keresahan saya prihal zona nyaman itu muncul. Dalam konteks nya mengenai lingkup pelajaran dan hal-hal yang kita gemari, hal ini kerap menjadi tembok pembatas bagi sebagian orang. Tembok yang seolah-olah membuat siapapun yang hendak melewatinya merasa bingung. Haruskah saya terobos atau berputar arah?

Pertama-tama mari kita sepakati terlebih dulu apa zona nyaman itu dilihat dari konteks hal-hal yang kita gemari. Menurut saya, zona nyaman ialah hal-hal yang kita lakukan atas dasar kegemaran dan secara tak sadar mampu melatih diri menjadi lebih unggul. Mengapa tidak lebih baik? Jelas, baik itu relatif. Terlebih ini mengenai hal yang digemari jadi sudah barang tentu merajut pada hal-hal yang membuat pribadi menjadi lebih unggul.

Nah, jikalau sudah demikian, lantas yang dikatakan keluar dari zona nyaman itu seperti apa?

Mari kita gunakan analogi permainan bola volley. Beberapa atlet volley tentunya memiliki kelebihan tersendiri dalam gaya permainan atau teknik bermainnya. Ada pemain yang unggul di passing bawah, ada yang unggul di smash, ada yang unggul di blocking dan mungkin ada yang unggul di 2 jenis teknik bermain atau lebih.

Ketika seorang pemain unggul pada permainan passing bawah dimana dari passing bawahnya tersebut, ia sudah berhasil mencetak puluhan angka di setiap pertandingan dan ketika kelak ia mencoba untuk bermain menggunakan passing atas yang notabene bukan keahliannya maka atlet tersebut layak dikatakan telah keluar dari zona nyaman.

Keluar dari zona nyaman tak melulu tentang keluar mencari sesuatu yang benar-benar baru yang secara sadar ataupun tidak, itu dipaksakan agar nyaman kedalam diri kita masing-masing.

Seperti misalnya ketika seseorang berbakat dalam volley, lalu kemudian “dipaksakan” belajar bermain basket. Seseorang yang berbakat dalam basket lalu kemudian “dipaksakan” bermain musik. Apakah hal-hal tersebut salah? Tentu tidak. Itu tergantung dari area nya. Masalah nya adalah, banyak orang yang belum tau batasan-batasan sebuah zona. Menurut hasil pengamatan saya, kata “Keluar dari Zona Nyaman” memiliki 3 area.

Ibaratkan sebuah lingkaran, “keluar dari zona nyaman” memiliki 3 lingkaran luar.

Pertama lingkaran inti yaitu zona nyaman itu sendiri. Kedua, lingkaran I yaitu zona di luar zona nyaman tetapi masih dalam satu jenis yang sama. Contohnya, orang yang mahir bermain menggunakan passing bawah sekarang harus belajar menggunakan passing atas dalam permainan volley.

Orang yang mahir bernyanyi menggunakan nada tinggi sekarang harus belajar menggunakan nada rendah. Orang yang mahir bercerita panjang selama 20 menit kini harus mampu bercerita panjang selama 10 menit.

Hal-hal tersebut sudah bisa dikatakan sebagai keluar dari zona nyaman, hanya saja ruang lingkupnya yang masih kecil. Ketiga, lingkaran II yaitu zona diluar zona nyaman tetapi masih dalam satu bidang yang sama.

Misalnya, orang yang mahir bermain gitar kini harus mencoba bermain drum dalam sebuah band. Orang yang gemar menulis opini bebas kini harus mencoba menulis karya ilmiah. Orang yang biasanya menjadi penyerang kini belajar menjadi penjaga gawang dalam permainan sepak bola. Itu juga merupakan keluar dari zona nyaman hanya saja ruang lingkupnya masih seputaran bidang yang digeluti.

Nah, yang terakhir adalah lingkaran III. Mungkin area ini yang paling ekstrem sekaligus yang paling sering banyak orang tangkap mengenail definisi “keluar dari zona nyaman” itu sendiri. Misalnya, anak yang berbakat di pelajaran bahasa inggris kini harus belajar tentang fisika lagi. Orang yang passion nya menjadi seorang guru kini disuruh melamar pekerjaan marketing.

Kesimpulannya ialah kita sebagai individu atau sebagai orang tua kelak harus sadar betul akan area-area pada zona diluar zona nyaman tersebut. Jadi, memahami betul area-area tersebut sangatlah penting agar kita tidak terjatuh pada sebuah keadaan dimana keinginan kita sebenarnya adalah untuk mengembangkan diri namun malah “menjatuhkan” diri sendiri.

Keluar dari zona nyaman tak hanya tentang lingkaran III, namun bisa juga mengambil langkah kecil untuk keluar ke lingkaran I maupun II. Saya teringat dengan perkataan paman saya yang merupakan seorang dosen di salah satu kampus pelayaran di Semarang. Beliau berkata:

“Kadang mereka yang tetap berada di sekitaran zona nyaman (lingkaran I dan II) adalah mereka yang lebih hebat daripada mereka yang keluar jauh dari zona nyaman (lingkaran III) nya. Karena kita tahu, di dunia ini tak ada yang abadi selain perubahan. Tak terkecuali perubahan yang terjadi di dalam zona nyaman. Hanya orang-orang yang bertahan di dalam perubahan-perubahan dan tidak meninggalkan zona-nya lah yang bisa dikatakan manusia yang kuat” (T)

Tags: kehidupanPendidikanPengetahuan
Previous Post

Kimchi: Foto, Keabadian dan Ketiadaan – Catatan dari Minikino Film Week 2018

Next Post

Yang Tidak Boleh Dilontarkan Kepada Penyair

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma, S.Pd., Mahasiswa S2 Pascasarjana Program Ilmu Manajemen Undiksha. Hobi: menulis, menyanyi, membuat video, dan mencintai diam-diam.

Next Post
Yang Tidak Boleh Dilontarkan Kepada Penyair

Yang Tidak Boleh Dilontarkan Kepada Penyair

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co