1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Poster “Kampus Rasa Pabrik” dan Ketakutan Birokrasi Kampus

JaswantobyJaswanto
February 13, 2018
inOpini
Poster “Kampus Rasa Pabrik” dan Ketakutan Birokrasi Kampus

Ilustrasi Juli Sastrawan

40
SHARES

RABU, 7 Februari 2018, okezone.com, menerbitkan sebuah berita yang mengejutkan saya. Berita yang berjudul, Pasang Poster “Kampus Rasa Pabrik”, Dua Mahasiswa Unhas Kena Skorsing Setahun, itu cepat menuai pro dan kontra—khususnya dikalangan netijen media sosial. Biasa, lambe-lambe turah.

Rizki Amelia dan Mohammad Nur Fiqri harus menelan pil pahit. Mereka berdua harus diskorsing selama dua semester karena menempelkan poster kritikan bertajuk “Kampus Rasa Pabrik” di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Ini lain kasus dengan Zaadit Taqwa, BEM UI yang memberikan kartu kuning kepada Presiden Indonesia, Jokowi.

Melia (panggilan akrab Rizki Amelia) menceritakan, kejadian tersebut bermula saat dirinya dan beberapa mahasiswa lainnya melakukan kegiatan diskusi panjang yang mereka sebut dengan Posfordis atau Ekonomi Pasca Industri—yang kalau boleh saya tebak kemungkinan mereka membahas seputar masyarakat pasca industri—ramalan-ramalan sosial dan konsep masyarakat post-industri yang lebih gampang dipahami lewat analisa lima dimensi atau komponen.

Dimensi pertama menyangkut sektor ekonomi, dimana penghasilan barang beralih menjadi masyarakat penghasil jasa. Dimensi kedua terjadi di lapangan pekerjaan. Di sini terdapat perubahan dalam jenis kerja: keunggulan kelas profesional dan teknis. Dimensi ketiga ialah pemusatan pengetahuan teoritis sebagai inovasi dan pembentukan kebijaksanaan bagi masyarakat. Dimensi keempat, orientasi masa depan, yang mengandalkan teknologi dan penafsiran teknologis.

Dengan kata lain, masyarakat post-industri bisa berencana bahkan mengendalikan atau mengontrol pertumbuhan teknolohi daripada hanya membiarkannya. Dimensi kelima, mencakup pengambilan keputusan dan penciptaan “teknologi intelektual” baru. Dimensi ini berkaitan dengan metode atau cara memperoleh pengetahuan.

Begitulah kira-kira. Padahal, pada intinya, pembahasan Ekonomi Pasca Industri itu, membahas tentang, tergantikannya tenaga kerja manusia oleh mesin-mesin, dan mencetak manusia seperti mesin-mesin tadi—artinya, pendidikan/kampus dipandang hanya mencetak kelompok tertentu dan hanya sebagai industri belaka. Makanya, Melia dan Nur Fiqri berpikiran untuk membuat poster yang bertajuk “Kampus Rasa Pabrik”.

Perihal pembuatan poster itu, mereka menganggapnya sebagai bentuk protes terhadap kampus sekarang ini, dimana kampus sekarang ini hadis sebagai produk kapitalisme yang hanya mencetak kelompok tertentu dan hanya sebagai industri belaka. Dan, kemudian mereka menempelkan poster itu di sejumlah titik kampus tersebut.

Saat menempelkan poster di salah satu titik, mereka berdua langsung diciduk oleh satpam setempat dan langsung diamankan ke ruangan Wakil Rektor III, tanpa basa-basi, mereka langsung mendapat skorsing dua semester dari pihak kampus, karena dianggap melakukan kegiatan vandalisme.

Saya tidak akan membahas mengenai salah atau benar, tindakan kedua mahasiswa itu maupun keputusan pihak birokrasi kampus. Saya yakin, kedua mahasiswa dan pihak birokrasi kampus memiliki pemahaman masing-masing. Kedua belah pihak, pasti memiliki pandangan kebenaran masing-masing. Dan netijen media sosial, lebih beragam berpendapat sak penak udel e dewe. Saya tidak mau ikut-ikutan. Saya takut malah memperkeruh keadaan.

Berkaca pada kasus ini, saya teringat beberapa nama yang kemudian harus berakhir tragis. Nama-nama yang sebenarnya tidak sembarangan. Dalam ilmu astronomi, Heliosentris adalah teori yang berpendapat bahwa matahari merupakan pusat dan planet-planet lain termasuk bumi mengelilinginya. Teori itu bertentangan dengan teori Geosentrisme, yang menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta. Teori Geosentrisme ini diakui oleh Gereja Katolik pada jaman dahulu, sehingga setiap orang yang melawan teori ini, dianggap melawan gereja dan menyebarkan aliran sesat, profokatif.

Adalah Giordano Bruno (1548-1600), salah satu pendukung model matematis Heliosentris Nicolaus Copernicus yang dijabarkan dan diperluas oleh Johannes Kepler itu, mungkin salah seorang yang paling tragis hidupnya. Dia dibakar hidup-hidup pada tahun 1600.

Bruno dianggap mengajar aliran sesat karena mengatakan bumi mengelilingi matahari dan juga masih banyak matahari lain dan planet lain dengan jumlah tidak terbatas di alam semesta, matahari hanyalah salah satu bintang tersebut. Tidak hanya Bruno, begitupun Galileo Galilei (1564-1642), juga bernasib sama. Mereka menjadi korban kepentingan politik, sebab tidak sejalan dan dikira berbahaya terhadap sebuah aturan yang sudah ada sebelumnya.

Imam Ahmad bin Hanbal, disiksa dan dipenjara demi kebenaran yang diyakininya. Pada tahun 198 H, seorang Khalifah, Al-Ma’mun bin Harun ar-Rasyid, yang telah terpengaruh oleh orang-orang Mu’tazilah yang berpendapat bahwa, Al-Qur’an adalah mahluk ciptaan Allah. Padahal, sebenarnya Al-Qur’an itu firman Allah, bukan mahluk. Dan, ajaran Mu’tazilah itu diakui oleh pemerintah sebagai kebenaran.

Siapa pun yang tidak meyakini dan mengikuti ajaran itu, maka konsekuensinya adalah hukuman yang berlaku kala itu, penjara dan siksaan. Hukuman yang disebut Minha. Tak sedikit ulama dan masyarakat terpaksa menerima pemahaman itu. Kecuali Imam Ahmad, beliau menolak dengan tegas ajaran yang beliau anggap sesat itu dan berusaha meluruskannya. Akibatnya, Imam Ahmad dipenjara dan siksa.

Memang tidak ada hubungan antara kasus kedua mahasiswa yang menempel poster dan kedua kisah yang telah saya tuliskan di atas. Memang tidak ada. Akan tetapi, konteksnya sekilas sama. Dimana, seseorang akan mendapatkan ganjaran ketika seseorang itu dipandang telah menentang kebijakan yang telah disepakati sebelumnya. Walaupun, belum tentu kebijakan itu benar atau salah.

Perihal kebenaran, Thomas Kuhn dalam bukunya, The Structure of Scientific Revolution, mengatakan bahwa, semua manusia hanya sanggup menciptakan ‘paradigma’ kebenaran, bukan Wajah Kebenaran itu sendiri; hanya bisa meraih fakta, bukan Realitas. Kebenaran objektif tidak pernah ada, yang ada adalah paradigma (konsep, atau wacana) tentangnya. Sebuah wacana tak lebih dari sebuah kesepakatan paham dalam sebuah komunitas masyarakat.

Saya tidak membela kedua mahasiswa tersebut atau menyalahkan keputusan pihak pimpinan universitas yang bersangkutan—sebab saya memang tidak tahu perihal peraturan atau tata tertib universitas tersebut— saya hanya mencoba melihat dari banyak sudut pandang yang berbeda saja. Dan saya curiga, bahwa memang benar, birokrasi kampus saat ini, di mana pun itu, seperti ada ketakutan-ketakutan yang berlebihan terhadap tingkah laku mahasiswanya.

Semoga kecurigaan saya itu salah. Curiga itu kan boleh, yang tidak boleh itu menuduh. Jadi, kalau saya salah, mohon jangan dibully. Sebab, saya tidak setangguh Dilan yang mampu menahan rindu, atau tidak seberani Zaadit Taqwa yang mengkartu kuning Pak Presiden. Tabik. (T)

Tags: kampusmahasiswaPendidikan
Previous Post

Baper

Next Post

Tergoda Ajip Rosidi “Yang Datang Telanjang”…

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Tergoda Ajip Rosidi “Yang Datang Telanjang”…

Tergoda Ajip Rosidi “Yang Datang Telanjang”...

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co