9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Politik Patronase, Kegagalan Mencipta Pemilih Mandiri – Catatan Jelang Pilkada

Made GunawanbyMade Gunawan
February 7, 2018
inOpini
Politik Patronase, Kegagalan Mencipta Pemilih Mandiri – Catatan Jelang Pilkada
31
SHARES

TAHUN 2018 bangsa Indonesia memiliki gawe yang besar: Pilkada serentak. Total ada 171 daerah melaksanakan pemilihan pemimpin daerah, sebanyak 17 pemilihan gubernur, 39 pemilihan walikota, dan 115 pemilihan bupati.

Di Bali ada pilkada gubernur dan 2 pilkada kabupaten, yakni di Kabupaten Gianyar dan Klungkung. Tahapannya telah berjalan, yakni pendaftaran pasangan calon, verifikasi paslon, dan 12 Februari dilanjutkan dengan penetapan paslon dan undian nomer urut. Sungguh tahapan-tahapan yang mendebarkan dan penuh euforia bagi pasangan calon maupun pendukungnya. Tahapan selanjutnya tak kalah mendebarkan dan seru, yakni kampanye dan pencomblosan.

Demokrasi sebagai sarana memilih pemimpin, adalah suatu metode yang dianggap ideal karena melibatkan partisipasi masyarakat, yang dalam pelaksanaanya didasarkan pada prinsip egaliter atau persamaan, kebebasan memilih dan berpendapat, penghormatan kepada hak asasi manusia, dan menjunjung tinggi supremasi hukum.

Inilah cita-cita yang dianggap ideal membentuk suatu masyarakat yang bermartabat, tempat segala gagasan dan pemikiran disandingkan dan didebatkan,untuk suatu kemaslahatan orang banyak. Demokrasilah yang menjadi pembeda masyarakat manusia dengan masyarakat binatang atau masyarakat barbar.

Namun sayang dalam pelaksanaanya masih banyak yang belum menyadari hal itu, dan menganggap pemilu atau pilkada hanya sebagai alat merebut kekuasaan, lalu kemudian dengan kekuasaan itu ia bisa berbuat sesuka hati. Politik patronase dan klientalisme adalah salah satu dari sekian paradok dalam demokrasi seperti itu.

Patronase, menurut James Scott ( 1977, ahli politik dan antropolog), adalah suatu jalinan hubungan antara dua belah pihak yang tidak setara, terutama dalam penguasaan sumber daya alam dan ekonomi. Ada pihak sebagai patron yang dominan dan pihak lain sebagai klien sebagai subordinat yang memberi pengabdian, loyalitas, ketaatan dan dukungan kepada pihak sang patron.

Politik patronase umunya berkembang dalam masyarakat adat, atau masyarakat yang pendidikan politiknya rendah. Patronase berasal dari kata patron yang berarti yang memiliki kuasa dan wewenang, dan klien sebagai pengikut atau pelanggan sebagai objek dari patron di atas. Dalam hubungan antara patron dan klien, ada hubungan yang saling menguntungkan. Patron memerlukan dukungan agar dapat berkuasa dan di pihak lain sang klien diprioritaskan untuk mendapatkan pekerjaan, proyek, atau dana hibah dan bantuan.

Hubungan patron klien, sang klien tak melulu orang yang lemah, namun bisa juga seorang pengusaha kaya, yang mengharapakan bisnisnya berjalan mulus, melalui keluarnya ijin tertentu atau fasilitas usaha tertentu. Atau klien bisa juga seorang birokrat yang mampu menggerakkan kekuatan birokrasi untuk diarahkan pada seorang calon pemimpin tertentu, dengan imbalan jabatan yang strategis.

Dalam hubungan itu tidak ada transparansi. Semua dilakukan di bawah tangan dan sembunyi-sembunyi, serta hanya menguntungakan perseorangan atau kelompok. Dalam hubungan itu, potensial muncul politik dinasti yang berakar pada hubungan kedekatan, serta munculnya penyelewengan uang negara dan anggaran belanja daerah, yang berujung lahirnya perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme, suatu hal yang sebenarnya diperangi ketika munculnya gagasan awal melaksanakan pemilu langsung pada masa reformasi.

Civil Society Sebagai Tempat Bersemainya Demokrasi

Demokrasi dan civil society memiliki keterkaitan yang kuat bagaikan dua sisi uang koin, saling menopang. Tanpa kekuatan civil society jangan harapkan adanya demokrasi, begitu juga sebaliknya. Civiel society diartikan sebagai masyarakat yang bertolak belakang atau kontraposisi dengan otoriterisme, sistem meliterisme, dan sentralistik. Pendek kata, civil society adalah ciri masyarakat yang beradab.

Ada tiga hal utama yang digunakan untuk merumuskan konsep civil society yang beradab itu, yakni demokrasi, masyarakat sipil yang mandiri, dan kesopanan. Kualitas etika dan kesopanan yang dimiliki oleh masyarakat, terwujud dalam bentuk toleransi, keterbukaan, dan kebebasan bertanggung jawab. Semakin terbuka dan mau menerima pandangan, pendapat, dan perbedaan, maka semakin tinggi kualitas civilitasnya.

Jadi demokrasi tidak hanya tercermin dari kesuksesan melakukan prosudural tahapan pemilu, meningkatnya jumlah partisipasi masyarakat, dan terjaganya keamanan, namun lebih jauh mampu menjalankan demokrasi substansial, yakni persemaian dalam “rumah“ civil society (Nurcholish Madjid, 1999).

Cara menyemai demokrasi antara lain dengan membangun institusi seperti LSM, organisasi sosial, organisasi agama, kelompok kepentingan, partai oposisi, termasuk komnas HAM dan ombudsman.

Melalui civil society yang bermartabat seperti itu, dan dengan pendidikan politik yang baik, akan muncul pemilih-pemilih yang mandiri, cerdas, dan rasional. Pilihan-pilihan politik dilakukan dengan sadar, dan pertimbangan-pertimbangan yang baik, tanpa terjebak pada sikap patronase, dan menjadi pengikut buta.

Sebenarnya di masa pemilihan seperti inilah, organisasi masyarakat, khususnya yang ada di Bali, mengoptimalkan perjuangan politiknya, dan melakukan bargainning, yang mana tujuannya agar mampu ikut menentukan jalannya pemerintahan dan mempengaruhi kebijakan publik. Perjuangan politik itu bisa terwujud dalam sebuah kontrak politik, yang menguraikan kesepakatan-kesepakatan yang dituju.

Inilah beda antara perjuangan politik dan politik patronase. Tanpa adanya civil society yang kuat, yang diwujudkandalam perjuangan dan kegigihan, niscaya isu-isu fundamental masyarakat akan tenggelam dalam hiruk pikuk slogan bahasa politik, dan janji-janji semata, atau terkubur dalam uang hasil money politik yang sementara.

Ada pelajaran yang penting mengenai hal ini pada Pilkata DKI yang keras beberapa waktu lalu. Terlepas dari isu SARA dan intoleransi yang marak, ada sebuah inspirasi kegigihan perjuangan politik. Adalah seorang Rasdullah yang berasal dari masyarakat akar rumput Jakarta, yang konsisten dan gigih memperjuangkan eksistensi kaumnya. Rasdullah adalah penarik becak yang tergabung dalam organisasi SEBAJA, Serikat Becak Jakarta.

Pada tahun 2002, Rasdullah mengikrarkan diri maju sebagai calon Gubernur Jakarta. Tindakannya ini sebagai bentuk “tamparan” kepada partai politik, politisi, dan masyarakat Jakarta yang dianggap tak mampu menghadirkan calon pemimpin yang berkualitas, dan tak mampu mengakomodir kepentingan kelompok akar rumput, khususnya penarik becak.

Menjelang Pilpres 2009 Rasdullah bersama Jaringan Rakyat Miskin Kota mendatangi Jusuf Kalla, dan mengajukan sebuah konsep kontrak politik. Namun konsep politik itu ditolak mentah-mentah, karena berisi legalisasi becak

Seperti tak kehabisan energi, pada tahun 2012, menjelang Pilkada DKI putaran kedua, Sebaja, bersama Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), Komunitas Juang Perempuan (KJP), dan Urban Poor Consortium (UPC), mendatangi pasangan calon gubernur DKI, Jokowi-Ahok, untuk sebuah kontrak politik. Namun naas pada tahun 2016, ia dan teman-temanya kena garuk satpol PP DKI yang mengadakan operasi becak. Ia berkirim surat terbuka kepada presiden Joko Widodo. Surat terbukanya itu ia tulis tangan, namun beredar luas di medsos, dan mendapat simpati banyak warga net.

Di awal tahun 2018 senyum sumringah Rasdullah kembali meramaikan DKI, becak kembali boleh beroperasi secara terbatas di Jakarta melalui pengaturan konsep rencana tindak komunitas yang dikeluarkan Gunernur DKI yang baru.

Demikianlah konsistensi perjuangan seorang penarik becak sanggup memberi inspirasi, dan teladan dalam berdemokrasi. Sebuah contoh perjuangan kolektif, yang dilakukan oleh kelompok akar rumput dalam mempertahankan eksistensinya.

Sewajarnaya sebagai masyarakat yang beradab, masyarakat Bali, diharapkan mampu melakukan perjuangan-perjuangan politik yang lebih elegan, dan bermartabat. Dengan mengedepankan kecerdasan dan rasionalitas, melihat gagasan dan ide, dan tidak terjebak pada bentuk patronase atau karena rasa takut.

Kinilah saatnya civil society yang ada di Bali, baik kelompok petani, seniman, budayawan, maupun pekerja ekonomi mikro, dan buruh pariwisata, bersatu dan memperjuangkanya aspirasinya kepada calon yang dipercaya. Karena dalam demokrasi, berlaku hukum, siapa yang bekerja ia yang menuai hasil, siapa yang berjuang ia akan mendapatkan buah perjuangannya.

Tanpa hadirnya kesadaran akan perjuangan, demokrasi hanyalah suatu prosudural 5 tahunan, tanpa memberi perubahan berarti. Tanpa hadirnya pemilih yang mandiri dan cerdas, dipastikan pendidikan politik telah gagal, dan politik patronase-klientalisme kembali berkuasa.

Selamat berdemokrasi! (T)

Tags: PilkadaPilkada BaliPolitik
Previous Post

Bintang Itu Kekasihku

Next Post

Tak Habis Pikir, Kenapa Teman Saya ini Sibuk-sibuk Raih Doktor?

Made Gunawan

Made Gunawan

Orang Negaroa, Jembrana Bali, aktivis jurnalisme warga yang menulis di berbagai media. Bisa ditemui di akun facebook bernama Gunawan Golokadas

Next Post
Tak Habis Pikir, Kenapa Teman Saya ini Sibuk-sibuk Raih Doktor?

Tak Habis Pikir, Kenapa Teman Saya ini Sibuk-sibuk Raih Doktor?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co