2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Anak-anak, Puisi, dan Pengungsi

Devy GitabyDevy Gita
February 6, 2018
inKhas
Anak-anak, Puisi, dan Pengungsi

Anak-anak pengungsi Gunung Agung di Rendang Karangasem saat workshop menulis puisi

24
SHARES

KEPALA sudah rebah lelah di atas bantal sementara guling telah dalam dekapan saat tiba-tiba teringat harus mengabadikan pengalaman hari ini dalam tulisan. Jika tidak, peristiwa-peristiwa tersebut akan menguap bersamaan dengan terbitnya matahari esok pagi.

Menulis membuat kita ada. Merekam ingatan-ingatan yang kemudian bisa dibuka kembali, dibaca, dikenang lalu dibagikan kepada orang lain. Itulah pesan yang saya, Wulan Dewi Saraswati dan Putri Adityarini titipkan pada anak-anak yang mengikuti workshop menulis puisi yang merupakan program dari Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) di Posko Pengungsian Gunung Agung di Menanga, Rendang, Karangasem, Minggu 4 Februari 2018.

Sebenarnya, Wulan-lah yang diundang untuk mengisi workshop menulis puisi ini. Tidak heran, karena Wulan sudah menerbitkan satu buah buku kumpulan puisi berjudul Seribu Pagi Secangkir Cinta yang diterbitkan oleh Mahima Institute.

Kemudian Wulan mengajak Putri Adityarini yang juga pernah menjadi pembicara untuk Bali Emerging Writers (bagian program UWRF). Wulan juga mengajak saya yang hanya milu-milu tuwung alias hanya ikut-ikutan untuk meramaikan suasana. Saya juga penulis, ya, penulis status sok puitis di Instagram story dan facebook.

Bagi tim hore-hore seperti saya, ini adalah kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan. Mengisi workshop menulis puisi untuk anak-anak, tertawa dan berbagi ilmu sekaligus belajar lebih banyak dari teman-teman yang sudah terlebih dahulu berkarya. Tanpa diminta dua kali, saya langsung menyanggupi ajakan Wulan.

Di perjalanan menuju Karangasem, kami bertiga berdiskusi dan mengira-ngira bagaimana karakter anak-anak Sekolah Menengah Pertama yang akan mengikuti kelas menulis puisi nanti. Kami mulai membanding-bandingkan bagaimana anak-anak seumuran mereka yang bersekolah di Denpasar dan sebagian besar sudah terkontaminasi gadget.

Anak-anak itu memiliki respect yang kurang terhadap apa yang disampaikan orang lain. Kami mulai khawatir. Mulai menerka-nerka apakah materi yang kami berikan akan didengarkan dan dapat dipahami dengan mudah. Akhirnya kami pasrah.

Workshop menulis puisi diikuti oleh 10 orang anak kelas 7 dan 8 yang memang tinggal di posko pengungsian. Sebagian dari mereka berasal dari Desa Besakih. Anak-anak itu ternyata sangat antusias mengikuti kegiatan yang kami berikan. Lega rasanya. Mulai dari menyanyikan lagu Curik-curik sambil membuat lingkaran, memiilih kelompok dan saat mengikuti workshop.

Mereka adalah anak-anak yang ceria dan imajinatif terbukti dari nama kelompok-nama kelompok yang mereka pilih. Kelompok Singa Mengaum, Kupu-Kupu Terbang, terakhir dan yang paling unik adalah Kelompok Rajawali Kena Tembak. Luar biasa bukan? Sepanjang sesi perkenalan mereka tertawa ceria bersama kami atau mungkin mereka merasa tidak enak untuk tidak tertawa melihat tingkah kami. Pastinya kami mulai optimis.

Workshop kami mulai dengan berbagi pentingnya menulis untuk menyimpan ingatan akan perasaan dan peristiwa yang mereka alami. Apalagi sekarang ini mereka tinggal di pengungsian yang jauh dari desa asal mereka. Dengan menulis, mereka akan selalu mengingat pengalaman-pengalaman tersebut sehingga kelak bisa diceritakan kepada anak dan cucu mereka. Antusiasme makin memancar dari mata polos anak-anak itu. Tugas ini akan semakin menyenangkan, pikir saya.

Memulai menulis memang sedikit menjadi tantangan bagi anak-anak. Anak-anak yang tinggal di kota dengan segala kemudahan mendapatkan referensi pun masih kesulitan untuk menulis apalagi mereka yang tinggal jauh dari kota. Untuk itu, kami memulai dengan memberikan anak-anak itu masing-masing sebuah gambar tanpa teks agar mereka lebih mudah menggali ide.

Dari gambar tersebut mereka diminta untuk memikirkan satu kata yang terlintas dalam pikiran mereka. Kemudian, mereka harus menambahkan satu kata lagi yang cocok untuk dipadankan dengan kata pertama. Beberapa dari mereka masih kebingungan dalam mencari kata-kata dan menuliskannya. Kami harus lebih sabar menggiring mereka untuk bisa mencari dan menemukan kata yang pas dan membentuk kalimat-kalimat setelahnya.

Senangnya, mereka tidak cepat putus asa. Mereka bertanya dan bertanya lalu mulai menulis dengan lancar. Anak-anak itu menikmati prosesnya, mereka saling bertukar ide dengan anggota kelompoknya juga mengoreksi kesalahan eja yang dibuat temannya. Memang itulah yang kami harapkan. Pada akhirnya puisi-puisi sederhana mereka pun tuntas.

Mereka bangga dengan hasil karyanya, kami lebih bangga lagi. apalagi setelah itu beberapa dari mereka diminta membacakan puisinya di depan anak-anak lain dan keluarga mereka di pengungsian. Tanpa canggung mereka membacakan hasil karyanya. Sederhana memang, tapi bagi mereka itu adalah hal yang luar biasa.

Menulis puisi adalah hal baru yang mereka pelajari dari kami. Kamipun, terutama saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Besar harapan kami anak-anak itu menikmati proses menulis puisi dan tidak berhenti menulis setelah sesi itu berakhir.

Sepertinya tidak berlebihan jika saya berharap akan ada salah satu dari mereka bisa menjadi penyair muda seperti Wulan Dewi Saraswati, Frischa Aswarini, atau Saras Dewi berikutnya. Atau bahkan menorehkan prestasi yang lebih membanggakan.

Semoga mereka tetap menjadi anak-anak dengan pribadi menyenangkan yang pantang menyerah walaupun dalam keadaan sulit seperti sekarang. Keterbatasan fasilitas dan referensi akibat bencana bukan halangan untuk tetap belajar dan berprestasi. Pengalaman adalah ilmu yang tidak bisa dibeli. Lewat tulisan, ilmu itu akan menyebar dan diserap oleh orang lain. (T)

Denpasar, 4 Februari 2018

Tags: anak-anakGunung AgungpengungsiPuisi
Previous Post

Kaya

Next Post

Bintang Itu Kekasihku

Devy Gita

Devy Gita

Tinggal di Denpasar. Lulusan Bahasa Inggris Undiksha Singaraja ini kini sedang memanjakan hobinya main teater dan menulis cerita

Next Post
Bintang Itu Kekasihku

Bintang Itu Kekasihku

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co