1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lotring, Magma Kesenian Bali, dari Tepi…

HartantobyHartanto
February 2, 2018
inEsai

Wayan Lotring. /Crop dari Youtube

29
SHARES

 

MAESTRO tabuh dan tari Wayan Lotring, sepanjang hidupnya mengabdi pada seni. Waktu produktifnya ia pergunakan untuk mengabdi pada kesenian di seluruh pelosok Bali, dengan berjalan kaki. Tanpa pretensi. Begitulah memang sikap para maestro seni masa lalu di Bali, mereka memiliki totalitas yang tiada tara dalam berkesenian, dalam mendedikasikan diri pada seni.

Bicara pariwisata Kuta, tak berlebihan jika dikatakan kepariwisataan Bali dan Kuta khususnya, yang terus berkembang juga diikuti oleh kemajuan seni budaya. Dan kebudayaan yang berkembang di Kuta, mengarah ke budaya pop. Kendatipun demikian, kesenian tradisi tetap juga terjaga.

Salah satu penjaganya adalah Wayan Lotring dari Banjar Tegal Kuta (1898-1983) dengan karya seninya yang selalu menjaganya. Lotring sangat dihormati dan disebut-sebut sebagai salah satu kekuatan kreatif dan pengaruh besar di balik perkembangan gamelan Bali abad ke-20.

Upaya Lotring mengembangkan palégongan, kebyar, gendér wayang, dan angklung, tak terlepas dari keakrabannya dengan Collin McPhee, seorang komposer, pianis, dan penulis berkebangsaan Kanada.

Selain sebagai seorang penabuh yang luar biasa, Lotring juga dikenal sebagai juru gendér dan juru kendang, dan kemahirannya dalam menguasai pelbagai bentuk tarian nandir, gandrung dan légong. Selain itu, Ia juga dikenal sebagai seorang penyanyi wirama kakawin dan seorang pecinta sastra Bali. Karena kepiawaian Lotring dalam kesenian tradisional Bali, baik sebagai komposer tabuh maupun dalam bidang tari, para pakar seni dunia internasional memberinya julukan ‘jarum emas murni’.

Ia memang banyak melakukan pembaharuan dalam komposisi musik Bali. Pria kelahiran banjar Tegal-Kuta ini terkenal dengan kreatifitasnya yang berani bereksperimen diluar pakem yang berlaku pada zamannya. Musik yang ia buat tidak lagi semata untuk keperluan keagamaan, namun digarap dengan kesadaran kompositoris.

Lotring adalah sosok seniman yang memperkenalkan ragam gamelan palegongan Layar Samah, yang kelak dikenal begitu masyur di Bali. Pergaulannya dengan seniman manca negara seperti Collin Mcphee, banyak memberi inspirasi bagi pembaharuan seni musik dunia. Tahun 1932 adalah perjumpaan Lotring dan Collin Mcphee. Sejak saat itu, kedua komposer handal ini saling tukar dan berbagi pengetahuan.

Seirama dengan pertumbuhan kepariwisataan desa Kuta, Lotring memberi warna bagi pertumbuhan kesenian tradisi, khususnya ; tabuh, tari, dan sastra. Lotring memang seniman multi talent. Sekitar tahun 1906, Lotring belajar tari Nandir di Puri Blahbatuh, Nandir ini kelak berkembang menjadi Legong. Ia juga belajar tari dan tabuh palegongan bersama Anak Agung Rai Perit, Dewa Ketut Belacing dari puri Paang Sukawati, dan pada Anak Agung Bagus Jelantik dari Saba, pada tahun 1917.

Tahun 1920, Lotring mendirikan sekaa palegongan di Kuta. Di sini dia menjadi ketua sekaa, yang kemudian melahirkan penari generasi pertama, seperti Ni Numbreg (Condong), Ni Wayan Dasni dan Ni Wayan Kinceg untuk Legong. Kinceg kelak menjadi istri Lotring. Pernikahan Lotring dan Kinceg, dikaruniai seorang putri yakni Ni Wayan Noni. Tahun 1926, sekaa pelegungan Kuta ini diundang pentas ke Keraton Solo. Karena itulah tari Legong lantas dikenal dengan sebutan Legong Keraton. Di Solo, dia sempat mengajarkan gending Goak Macok, namun sepulang dari Solo Lotring malah terkenang-kenang pada gaya menabuh orang Jawa di Keraton, lalu lahirlah Gonteng Jawa/Solo.

Masih banyak lagi karya yang diciptakan oleh maestro asal Kuta ini. Saat itu, nama Lotring memang identik dengan kegemilangan kesenian Bali tradisional di Kuta. Selanjutnya, Lotring banyak mengajar seni tabuh dan tari ke pelosok-pelosok desa yang ada di seluruh Bali. Ia mendedikasikan hidupnya untuk seni budaya Bali. Sang Maestro ini tak hanya melatih palegongan, tapi juga angklung, gender wayang, bahkan juga pajogedan, gandrung, hingga kekebyaran. Lotring, memang ‘Jarum emas murni’ yang lahir dari pesisir Bali, Kuta.

Sikap Lotring, tak jauh berbeda dengan maestro-maestro yang lain, yang pernah saya temui, seperti ; Ni Ketut Reneng (tari Legong Kraton), Jero Puspa (tari Legong), Ni Ketut Cenik ( Tari Pingit dan Legong Playon), Ni Cawan ( tari Legong), Ni Made Darmi (tari Legong), Ida Wayan Padang (tari Gambuh), Gede Geruh (tari Gambuh), Nyoman Rembang (tabuh), I Wayan Limbak (Kecak), dan masih banyak lagi.

Dalam diri mereka ada ‘daya tak terkira’, selalu berdenyar tanpa henti. Selalu mendidih dan akan menorobos lapisan bumi, keperkasaan gunung. Saya menyebutnya sebagai ‘magma kreatifitas’. Lotring membuktikan itu. Dalam keterpinggiran Kuta saat itu, ia mampu melahirkan karya-karya yang terinspirasi dari alam pesisiran yang melingkupinya. Dan mengabdikan karya-karyanya pada sesama di seluruh pelosok Bali.

Seperti yang diceritakan maestro legong kraton beberapa waktu lalu, almarhumah Ni Ketut Reneng. Beliau menjelaskan, sering ‘ngayah’ ke beberapa daerah seperti Karangasem atau Buleleng dengan berjalan kaki. Adalah ‘kecintaan’ pada seni dan suksesnya suatu upacara di tempatnya ‘ngayah’ yang membuat Reneng bahagia mempersembahkan eksistensi seninya, tanpa pamrih.

Seirama erupsi Gunung Agung, seirama dengan fenomena alam itu, ‘magma kreatif’ juga tengah mendidih di ‘desa internasional’ Kuta. Anak-anak muda Kuta, I Ketut Putra Yasa dan teman-teman sebayanya tengah menggagas perhelatan seni yang kelak akan menandai dan memperkaya eksistensi senirupa Bali, khususnya Kuta. Putra dan kawan-kawannya, seperti ingin memperjelas identitas kesenian Kuta, untuk mendampingi budaya surfing Kuta yang sudah lebih dahulu mendunia sejak tahun 1930-an. Selamat berjuang, Bro. (T/dari berbagai sumber)

Tags: BudayaKutaSeniWayan Lotring
Previous Post

Guru Ketut Sukarya, Pahlawan Tanpa Satyalencana dan Tanda Jasa Lainnya

Next Post

Sejumlah Kuliah Gratis dari Gunung Agung – Yang Terbaru “Hujan Lapili”

Hartanto

Hartanto

Pengamat seni, tinggal di mana-mana

Next Post

Sejumlah Kuliah Gratis dari Gunung Agung – Yang Terbaru “Hujan Lapili”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more

“Noctourism”: Berwisata Sambil Begadang

by Chusmeru
June 1, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

“Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya, begadang boleh saja, kalau ada perlunya”. Itulah sebait lagu dangdut yang dibawakan Rhoma Irama...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co