11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lotring, Magma Kesenian Bali, dari Tepi…

HartantobyHartanto
February 2, 2018
inEsai

Wayan Lotring. /Crop dari Youtube

29
SHARES

 

MAESTRO tabuh dan tari Wayan Lotring, sepanjang hidupnya mengabdi pada seni. Waktu produktifnya ia pergunakan untuk mengabdi pada kesenian di seluruh pelosok Bali, dengan berjalan kaki. Tanpa pretensi. Begitulah memang sikap para maestro seni masa lalu di Bali, mereka memiliki totalitas yang tiada tara dalam berkesenian, dalam mendedikasikan diri pada seni.

Bicara pariwisata Kuta, tak berlebihan jika dikatakan kepariwisataan Bali dan Kuta khususnya, yang terus berkembang juga diikuti oleh kemajuan seni budaya. Dan kebudayaan yang berkembang di Kuta, mengarah ke budaya pop. Kendatipun demikian, kesenian tradisi tetap juga terjaga.

Salah satu penjaganya adalah Wayan Lotring dari Banjar Tegal Kuta (1898-1983) dengan karya seninya yang selalu menjaganya. Lotring sangat dihormati dan disebut-sebut sebagai salah satu kekuatan kreatif dan pengaruh besar di balik perkembangan gamelan Bali abad ke-20.

Upaya Lotring mengembangkan palégongan, kebyar, gendér wayang, dan angklung, tak terlepas dari keakrabannya dengan Collin McPhee, seorang komposer, pianis, dan penulis berkebangsaan Kanada.

Selain sebagai seorang penabuh yang luar biasa, Lotring juga dikenal sebagai juru gendér dan juru kendang, dan kemahirannya dalam menguasai pelbagai bentuk tarian nandir, gandrung dan légong. Selain itu, Ia juga dikenal sebagai seorang penyanyi wirama kakawin dan seorang pecinta sastra Bali. Karena kepiawaian Lotring dalam kesenian tradisional Bali, baik sebagai komposer tabuh maupun dalam bidang tari, para pakar seni dunia internasional memberinya julukan ‘jarum emas murni’.

Ia memang banyak melakukan pembaharuan dalam komposisi musik Bali. Pria kelahiran banjar Tegal-Kuta ini terkenal dengan kreatifitasnya yang berani bereksperimen diluar pakem yang berlaku pada zamannya. Musik yang ia buat tidak lagi semata untuk keperluan keagamaan, namun digarap dengan kesadaran kompositoris.

Lotring adalah sosok seniman yang memperkenalkan ragam gamelan palegongan Layar Samah, yang kelak dikenal begitu masyur di Bali. Pergaulannya dengan seniman manca negara seperti Collin Mcphee, banyak memberi inspirasi bagi pembaharuan seni musik dunia. Tahun 1932 adalah perjumpaan Lotring dan Collin Mcphee. Sejak saat itu, kedua komposer handal ini saling tukar dan berbagi pengetahuan.

Seirama dengan pertumbuhan kepariwisataan desa Kuta, Lotring memberi warna bagi pertumbuhan kesenian tradisi, khususnya ; tabuh, tari, dan sastra. Lotring memang seniman multi talent. Sekitar tahun 1906, Lotring belajar tari Nandir di Puri Blahbatuh, Nandir ini kelak berkembang menjadi Legong. Ia juga belajar tari dan tabuh palegongan bersama Anak Agung Rai Perit, Dewa Ketut Belacing dari puri Paang Sukawati, dan pada Anak Agung Bagus Jelantik dari Saba, pada tahun 1917.

Tahun 1920, Lotring mendirikan sekaa palegongan di Kuta. Di sini dia menjadi ketua sekaa, yang kemudian melahirkan penari generasi pertama, seperti Ni Numbreg (Condong), Ni Wayan Dasni dan Ni Wayan Kinceg untuk Legong. Kinceg kelak menjadi istri Lotring. Pernikahan Lotring dan Kinceg, dikaruniai seorang putri yakni Ni Wayan Noni. Tahun 1926, sekaa pelegungan Kuta ini diundang pentas ke Keraton Solo. Karena itulah tari Legong lantas dikenal dengan sebutan Legong Keraton. Di Solo, dia sempat mengajarkan gending Goak Macok, namun sepulang dari Solo Lotring malah terkenang-kenang pada gaya menabuh orang Jawa di Keraton, lalu lahirlah Gonteng Jawa/Solo.

Masih banyak lagi karya yang diciptakan oleh maestro asal Kuta ini. Saat itu, nama Lotring memang identik dengan kegemilangan kesenian Bali tradisional di Kuta. Selanjutnya, Lotring banyak mengajar seni tabuh dan tari ke pelosok-pelosok desa yang ada di seluruh Bali. Ia mendedikasikan hidupnya untuk seni budaya Bali. Sang Maestro ini tak hanya melatih palegongan, tapi juga angklung, gender wayang, bahkan juga pajogedan, gandrung, hingga kekebyaran. Lotring, memang ‘Jarum emas murni’ yang lahir dari pesisir Bali, Kuta.

Sikap Lotring, tak jauh berbeda dengan maestro-maestro yang lain, yang pernah saya temui, seperti ; Ni Ketut Reneng (tari Legong Kraton), Jero Puspa (tari Legong), Ni Ketut Cenik ( Tari Pingit dan Legong Playon), Ni Cawan ( tari Legong), Ni Made Darmi (tari Legong), Ida Wayan Padang (tari Gambuh), Gede Geruh (tari Gambuh), Nyoman Rembang (tabuh), I Wayan Limbak (Kecak), dan masih banyak lagi.

Dalam diri mereka ada ‘daya tak terkira’, selalu berdenyar tanpa henti. Selalu mendidih dan akan menorobos lapisan bumi, keperkasaan gunung. Saya menyebutnya sebagai ‘magma kreatifitas’. Lotring membuktikan itu. Dalam keterpinggiran Kuta saat itu, ia mampu melahirkan karya-karya yang terinspirasi dari alam pesisiran yang melingkupinya. Dan mengabdikan karya-karyanya pada sesama di seluruh pelosok Bali.

Seperti yang diceritakan maestro legong kraton beberapa waktu lalu, almarhumah Ni Ketut Reneng. Beliau menjelaskan, sering ‘ngayah’ ke beberapa daerah seperti Karangasem atau Buleleng dengan berjalan kaki. Adalah ‘kecintaan’ pada seni dan suksesnya suatu upacara di tempatnya ‘ngayah’ yang membuat Reneng bahagia mempersembahkan eksistensi seninya, tanpa pamrih.

Seirama erupsi Gunung Agung, seirama dengan fenomena alam itu, ‘magma kreatif’ juga tengah mendidih di ‘desa internasional’ Kuta. Anak-anak muda Kuta, I Ketut Putra Yasa dan teman-teman sebayanya tengah menggagas perhelatan seni yang kelak akan menandai dan memperkaya eksistensi senirupa Bali, khususnya Kuta. Putra dan kawan-kawannya, seperti ingin memperjelas identitas kesenian Kuta, untuk mendampingi budaya surfing Kuta yang sudah lebih dahulu mendunia sejak tahun 1930-an. Selamat berjuang, Bro. (T/dari berbagai sumber)

Tags: BudayaKutaSeniWayan Lotring
Previous Post

Guru Ketut Sukarya, Pahlawan Tanpa Satyalencana dan Tanda Jasa Lainnya

Next Post

Sejumlah Kuliah Gratis dari Gunung Agung – Yang Terbaru “Hujan Lapili”

Hartanto

Hartanto

Pengamat seni, tinggal di mana-mana

Next Post

Sejumlah Kuliah Gratis dari Gunung Agung – Yang Terbaru “Hujan Lapili”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co