31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Air yang Seret dan Petani Seperti Lagu Pop: Berangkat Pagi Pulang Pagi

Hendra AnusapatibyHendra Anusapati
February 2, 2018
inOpini

Foto: Tejo Rosidi

40
SHARES

 

INDONESIA Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua. Iya itu sebutannya yang sudah sering berkumandang di indra pendengaran kita. Bukan hanya dari letak strategis lintas budaya, adat, bahkan agama, namun juha hampir semua hal berbeda.

Lantas apakah kaitannya dengan tulisan ini?

Jika melihat keberagaman bangsa Indonesia, sungguh berjuta-juta di pandangan mata, tak dapat dihitung dengan jari-jemari. Berbeda agama, suku, adat, tentu pula berbeda cara bekerjanya di masing-masing orang Indonesia.

Ada yang menjadi kaum orang serba ada, semacam direktur, pengusaha, tentara, polisi, pejabat, dosen dan sebagainya. Itu sekilas pekerjaan atau profesi saja yang beberapa saja saya sebutkan.

Di balik layar itu semuanya, ada orang-orang yang berupaya mengenyangkan perut mereka sendiri sekaligus bisa mendapatkan hasil dari upaya mengenyangkan perut orang lain. Agar dirinya nyaman hidup bersama keluarga, dan orang lain juga bisa hidup nyaman dengan sanak keluarga mereka.

Jadi, seperti ada wayang di balik panggung kehidupan orang-orang yang dianggap professional semacam pengusaha besar, birokrat dan politkus. Wayang itu, selain menggerakkan diri mereka sendiri, ia juga harus membentuk bayangan agar orang lain bisa bergembira menonton dan menikmatinya.

Siapakah dia? Iya, sudah tentu, ia adalah para kaum petani.

Berbicara tentang petani banyak kata familiar. Antara lain: “Kemiskinan yang paling rendah adalah kaum petani”. Setujukah atau tidak? Kembalikan saja ke persepsi kalian masing-masing.

Tetapi yang jelas, petani sudah menyumbangkan tenanganya dan merelakan waktu untuk tidak teratur bersenggama dengan istri dan bercengkaram dengan anak-anaknya. Tentang ini, saya teringat pada lirik lagu pop: “Berangkat pagi pulang pagi”.

Lirik itu sangat cocok dengan kehidupan petani belakangan ini. Mengapa sangat cocok? Iya karena mereka berbagai aktivitas yang dilakukannya terkait dengan kelangsunagan hidup tanamannya, tujuannya sih bagaimana tanaman tersebut subur sekaligus membuahkah hasil yang maksimal.

Dan justru ketika zaman makin modern, bahkan zaman sudah menciptakan intensifikasi pertanian dan ekstensifikasi pertanian, kehidupan petani malah makin sulit dan perjuangan justru makin melelahkan.

Salah satunya karena keberadaan air yang seret dan terus menipis.

Contoh nyatanya, petani di daerah Bondowoso. Kota ini dihimpit oleh Kota Banyuwangi, Jember, dan Situbondo. Rata-rata masyarakat Bondowoso melangsungkan hidupnya dengan bertani. Mayoritas tanamannya adalah padi.

Untuk mengairi persawahannya saja, mereka harus berebutan air sungai yang derasnya tak seberapa. Mau tidak mau maka kembali pada ke pepatah lagi “Siapa cepat ia dapat”.

Sudah tentu dong dari kalangan semua petani mengiginkan tanamannya subur dan makmur. Apa boleh buat, mereka melakukan pengairan sawahnya dengan begadang sambil berjaga-jaga. Karena ditakutkan ada penyusup yang menghentikan aliran air sungai menuju ke sawahnya.

Maka, petani bisa berangkat pada pagi pulang pagi. Siang mengurus tanaman, malam mengurus air.

Belum lagi pada siang mereka harus menjaga tanaman mereka, menjaga padinya dari serangan burung-burung. Ya terpaksa ia harus membuat cara bagaimana burung-burung tersebut tak memakan padinya. Salah satunya dengan membuat orang-orangan atau boneka sawah.

Upaya mereka kadang berhasil. Boneka itu kadang sukses menakuti hewan kelaparan untuk tak mencicipi padinya. Namun dasar burung modern, banyak juga yang tak takut lagi pada boneka sawah.

Sungguh luar biasa pengorbanan petani. Sudah berpanas-panasan di bawah sinar matahari, berjam-jam lagi, ditambah lagi terkadang begadang pada malam hari. Miris pekerjaanya, namun itulah kewajibannya demi keberlangsungan hidup yang menjajalnya,

Pendidikan seorang petani pun bisa dipandang sebelahmata, ada yang hanya tamatan SekolahDasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah MenengahAtas (SMA), bahkan pula ada dari mereka yang tak lulus SD.

Tapi bagi mereka tak penting itu pendidikan. Yang penting bagaimana ia menggunakan cangkul sebagai ujung tombaknya, dan pengetahuan dari nenek moyang yang sudah menjadi tradisi turun temurun untuk melakukan cocok tanam,

Dan jangan salah kaprah, pekerjaan mereka adalah pekerjaan yang sangat mulia demi keberlangsung hidup manusia itu sendiri. Ia seperti pahlawan yang tanpa jasa. Ia memberikan sesuap nasi terhadap manusia dengan jerih payah dan usaha.

Tak salah bagi kita semua ketika makan sesuap nasi saja dan membayangkan betapa susahpayahnya mereka untuk menghidupi kitasemua dengan cara sederhana namun caranya sungguh bermakna.

Merenungnya adalah cara menghargainya walau itu sesaat saja. Mungkin alangkah estetikanya tulisan ini tutup dengan semacam puisi sebagai apresiasi bagi kaum petani.

Sajak Petani

Ketika senja kian menghampiri

Kau merajut pulang bersama langkah kaki

Semangat cangkul kobaran api

Hanya satu, tuk dapat sesuap nasi

Cangkul layaknya senjatamu

Padi adalah sepasang peluru

Dan gubuk tempat semangat bersatu

Boneka belanda sawah sebagai berburu

Waktumu hilang kian terpisah

Meninggalkan keluarga dengan berkisah

Menggais tanah tak kunjung pasrah

Keringat bak letih sampai pangkuan rumah

Cucuran keringat di penghujung lelah

Biarkan tuhan memberi rahmah

Terus menatap di pagi embun nan cerah (T)

Tags: alamBondowosoIndonesiapetani
Previous Post

Misteri Gunung Agung pada Lukisan Aris Sarmanta

Next Post

Kelemahan Klasik yang Tetap Terasa – Catatan Pentas 3 Monolog di Kampus FBS Undiksha

Hendra Anusapati

Hendra Anusapati

Lahir di Bondowoso. Sekarang menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha, di Pulau Dewata

Next Post

Kelemahan Klasik yang Tetap Terasa - Catatan Pentas 3 Monolog di Kampus FBS Undiksha

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co