2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Fenomena Mahasiswa Jaman Now: Baca Buku itu Mitos

JaswantobyJaswanto
February 2, 2018
inOpini

Foto: Ole

56
SHARES

 

“Ada kejahatan yang lebih kejam daripada membakar buku, salah satunya adalah tidak membacanya.”
— Joseph Bordsky

MENGGELIKAN, bikin ketawa, dan kadang sebel juga melihat tingkah-polah kebanyakan mahasiswa masa kini. Setidaknya mahasiswa di sekitar saya. Dalam hal penampilan misalnya. Banyak yang berlomba-lomba memamerkan baju, aksesoris, sepatu, handpone mahal dan bermerk, seakan-akan mereka dilahirkan hanya untuk berlomba dalam hal penampilan. Apa gunanya coba? Lucu ya, guys. Lucu-lucuin aja, hargai penulis, pliss.

Kalau perihal di atas, kebanyakan mahasiswa jaman now (hehehe, mengutip istilah populer di facebook) sangat semangat membahasnya, mengeksploitasi pemikirannya untuk bagaimana caranya memiliki barang-barang mahal, bahkan ada yang rela meminta jatah lebih kepada orangtua dengan alasan beli buku-lah, iuran-lah, fotokopi makalah-lah. Akan tetapi, dalam hal satu ini, kebanyakan mahasiswa sudah menganggap mitos; baca buku.

Mahasiswa yang seharusnya empat tahun lamanya, bergelut dengan buku (Iwan Fals), realitanya sekarang malah sebaliknya. Setidaknya berdasar pengamatan di lingkungan saya.

Lihatlah perpustakaan-perpustakaan yang bukunya mangkrak tak terbaca. Mahasiswa masuk perpustakaan hanya ketika mendapatkan tugas dari dosen, atau lebih miris masuk perpustakaan hanya ketika mencari referensi skripsi saja. Jadi, boleh jadi seorang mahasiswa masuk perpustakaan empat tahun sekali saja, ya, saat nyusun skripsi.

Di hari-hari biasa tampaknya jarang ada yang suka baca buku untuk menambah wawasan, untuk belajar berpikir, atau untuk semata hiburan. Atau setidaknya untuk baca novel demi menghilangkan jenuh sehabis dibombardir teari-teori dalam kelas.

Atau mari lihat minimnya minat baca bangsa Indonesia. Berdasarkan studi “Most Littered Nation In the Word” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa. Ciee Indonesia.

Dan kalau kita lihat skala mikronya—di Taman Kota Singaraja misalnya—di Taman Kota setiap malam minggu para mahasiswa yang peduli leterasi membuka perpustakaan jalanan—membaca gratis—tapi apa? Masih sangat minim sekali mahasiswa datang untuk membaca. Ciee yang tidak suka membaca buku.

Memang, saat ini hubungan buku dan mahasiswa sedang mengalami sebuah hubungan yang tidak baik-baik saja. Bayangkan buku itu suami dan mahasiswa itu istrinya, dan sepasang suami istri itu sedang mengalami pertengkaran hebat. Si suami masih cinta mati sama istrinya tapi si istri sudah ogah dengan suaminya. Begitu pun buku. Buku merangkak-rangkak, bertebaran, menjadi rumah laba-laba, terlantar, terlunta-lunta, menangis, jadi bungkus gorengan, tersobek, berbisik begitu lirih, untuk dibaca oleh mahasiswa tapi mahasiswa sendiri malah berpaling dari buku.

Buku yang seharusnya menjadi suami bagi mahasiswa, tapi kebanyakan mahasiswa masa kini malah selingkuh dengan samrtphone, internet, status facebook, IG, dll. Padahal membaca buku itu akan membuat mahasiswa pintar, tapi kalau internet/smartphone hanya akan menciptakan mahasiswa yang sok pinter. Ciee yang sering baca tiga paragraf artikel di internet tapi sudah merasa dirinya pinter.

Ini masalah, ini penyakit, ini tumor yang harus segera dioperasi. Jangan ketika tubuh sudah terserang tumor, tapi hanya dianjurkan untuk kerokan pakai balsem atau minum kapsul MLM (upst keceplosan). Seharusnya ketika tubuh terserang tumor, ya harus dioperasi. Ketika mahasiswa sudah enggan membaca buku, ya harus ada gerakan untuk mendorong mahasiswa membaca buku lagi.

Seperti aku, Riyan, Fajar, Faruq, Bang Andre dan kawan-kawan peduli literasi setiap malam minggu membuka perpustakaan jalanan di Taman Kota Singaraja. Kok terkesan sombang ya.

Itu perpustakaan berada di pihak eksternal kampus. Bagaimana dengan kampus? Ya sudah jelas penting dong, kampus sebagai wadah pendidikan formal yang nantinya akan mencetak manusia pembawa perubahan, pengontrol sosial, dan generasi penerus perjuangan, sudah barang tentu kampus sangat penting untuk mendorong mahasiswa kembali membaca buku.

Terus caranya bagaimana? Berbicara masalah cara tentu perspektif setiap orang berbeda-beda ya, tapi kalau ditanya seperti itu ya terpaksa aku harus jawab; dalam setiap kampus pasti ada organisasi dari tinggat jurusan sampai yang mahasiswa katakan eksekutif dan legislatif, waw julukannya luar biasa rek.

Di sinilah seharusnya organisasi kampus itu memiliki satu program kerja yang khusus membahas tentang literasi; membaca, berdiskusi, dan menulis. Tidak lagi memikirkan bagaimana setiap jurusan atau fakultas itu berlomba-lomba mengundang artis papan atas sebagai penghibur. Ternyata mahasiswa sekarang ini kurang hiburan.

Jujur, aku kasihan melihat mahasiswa masa kini. Bayangkan, guys, masa sekelas mahasiswa tidak tahu apa itu thesis, anti thesis, dan sintesa? Tidak tahu apa itu post test dan pre test? Ini mahasiswa apa siswa, guys? Ketika ospek aja mereka membentak, berteriak, bicara kedisiplinan, bicara A sampai Z, tapi setelah ospek, ternyata… Ah sudahlah.

Yang jelas, aku berharap lewat tulisan yang hina-dina ini, bisa sedikit mengusik hati yang katanya siswa berjuluk maha untuk kembali atau CLBK kepada dunia literasi; membaca, berdiskusi, dan menulis. Kasihan penulis buku yang sudah menulis sampai berdarah-darah tapi tidak ada yang membaca.

Sekali lagi aku himbau, janganlah membunuh buku dengan handpone, facebook, google, IG, atau apapun itu yang hanya dunia maya. Itu kurang keren, guys. Mari kita bangkitkan tradisi literasi dikalangan mahasiswa. Ayo datang ke Taman Kota setiap malam minggu. Lho, kok malah iklan lagi. Tulisan gak jelas.

Udah itu aja. Oh iya, setelah kalian membaca tulisan ini jangan datangi aku untuk berdebat atau diskriminasi aku, ya. Pliss… anggaplah ini autokritik, karena aku juga mahasiswa, seorang mahasiswa yang bercita-cita menjadi guru sambil menulis dan bertani itu aja. Jangan, ya, nanti aku jadi takut.

Semoga bermanfaat. Kaburrr….. (T)

Tags: Bukukampusmahasiswamitosperpustakaan
Previous Post

Mengatasi Phobia PKI

Next Post

Gelagat Gunung Agung Sebelum Meletus & Keadaan Besakih Setelah Letusan 1963

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post

Gelagat Gunung Agung Sebelum Meletus & Keadaan Besakih Setelah Letusan 1963

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co