11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pemimpin Sejati Berguru pada Alam Raya – Ulasan Buku Anand Krishna

Putu MardikabyPutu Mardika
February 2, 2018
inUlasan
69
SHARES

 

  • Judul Buku : Ananda’s Neo Self-Leadership, Seni Memimpin Diri bagi Orang Modern
  • Pengarang : Anand Krishna
  • Halaman : 253
  • Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

BUKU Berjudul Anandas’s Neo Self Leadership Seni Memimpin Diri bagi Orang Modern benar-benar menginspirasi. Kehadiran buku ini bagaikan oase bagi pembaca di tengah krisis kepemimpinan sejati di berbagai sendi kehidupan yang kita alami. Penulis seolah merekam fenomena sosial khususnya krisis moral pada penguasa di era milenial.

Potret kondisi bangsa yang kita alami saat ini juga tersaji dalam buku ini. Banyak pemimpin (baca: pejabat) terkena skandal. Entah itu suap, gratifikasi, korupsi, mark up, hingga kong kali kong yang berujung ke meja hijau. Diberitakan di media masa, menggunakan rompi oranye (baca: tahanan KPK) nyatanya pelaku masih bisa senyam-senyum tanpa malu. Tentu membuat pembaca tak berhenti mengelus dada atas krisis moral pada pemimpin kita ini. Sunggug miris.

Dalam buku setebal 253 halaman ini Anand Krishna mengajak pembaca untuk menggali ajaran Asta Brata yang lebih dikenal dengan delapan sifat mulia seorang pemimpin. Pemimpin harus belajar dari alam raya, seperti Surya (Matahari), Bulan, Bintang, Bumi, Air, Api, Angin dan Samudra untuk diejawantahkan saat memimpin. Delapan unsur inilah dianalogikan sebagai laku seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Ajaran ini tertuang dalam Epos Ramayana, dimana Awatara Rama memberikan wejangan asta brata kepada Wibisana, adik raja zalim Rahwana.

Sebut saja analogi pemimpin dengan Matahari. Matahari menyinari seisi alam semesta. Tak pilih kasih. Tak haus pujian. Tak peduli cercaan. Tak perlu dimotivasi. Namun matahari tetap terbit dari ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat. Menyerap air laut secara perlahan namun mengembalikan kepada alam beserta isinya melalui hujan.

Begitupun laku seorang pemimpin. Harus bersikap adil tak pilih kasih. Tak peduli cacian. Tak perlu pujian. Tidak malas dan selalu ada di setiap waktu untuk rakyatnya. Kendatipun menarik pajak kepada rakyat, tetapi rakyat tidak keberatan, karena akan dikembalikan dalam bentuk pembangunan yang merata. Seperti itulah Anand Krisna menganalogikan antara laku seorang pemimpin dengan matahari. Begitupun analogi seorang pemimpin dengan Bulan, Bintang, Bumi, Air, Api, Angin dan Samudra diuraikan dengan rinci dalam buku ini.

Pembaca semakin melegitimasi sebuah fenomena yang selama ini berkembang di masyarakat. Lewat dialog antara Ayu Pasha bersama penulis, diuraikan bahwa pemimpin harus mampu menguasai diri (mastery over self). Pengendalian diri inilah yang disebut Anand Krisna sebagai perjuangan tertinggi. Sebab setelah mengendalikan hawa nafsu, barulah terjun ke tengah masyarakat, namun bukan untuk memimpin tetapi untuk melayani.

Dogma inilah yang semakin menguatkan bawasannya kita tengah berada di realitas yang jungkir balik. Banyak ditemukan kasus perebutan jabatan atau kekuasaan dengan menghalalkan berbagai cara dengan dalih “demi rakyat”. Bahkan sampai mati-matian. Berdarah-darah. Mereka melakukan apa saja demi jabatan. Menggadaikan kebenaran dan moral. Demi kekuasaan.

Buku yang terdiri dari 5 bagian ini dengan vulgar mempertanyakan apakah untuk melayani rakyat, kita harus terlebih dahulu menjadi seorang pejabat, menduduki suatu jabatan? Apakah kita tidak dapat melayani tanpa kedudukan itu? Sungguh pertanyaan yang menohok. Fakta itulah sebut Anand Krishna sebuah representasi kemunafikan yang hanya menginginkan kedudukan, kursi belaka dibalut ego dengan embel-embel pelayanan.

Penulis yang mempopulerkan slogan One Heart, One Sky, One Humankind atau “Satu Bumi, Satu Langit dan Satu Umat Manusia” mengingatkan pembaca bawasannya krisis kepemimpinan saat ini hanya diatasi lewat pendidikan. Pendidikan yang dimaksud tentu yang universal, multikultural serta multidimensial. Sebagai hasil pendidikan, diharapkan menghasilkan pemimpin yang berbudaya.

Seorang pemimpin yang berbudaya dianggap mampu menghadapi segala tantangan yang mencemaskan. Menghadapi secara tegas, tanpa keraguan. Tanpa rasa was-was, inilah yang dikategorikan sebagai pemimpin yang berbudaya oleh Anand Krishna. Pemimpin bukan saja dilihat dari gelar yang mereka sandang. Melainkan dari sisi karakternya. Sebab apalah artinya pendidikan jika tidak menghasilkan manusia yang berbudaya.

Sebagai antitesa atas pemimpin yang berbudaya, penulis yang sudah menelorkan 170 judul buku ini memaparkan sosok pemimpin yang “tidak” berbudaya. Dijelaskan bahwa seorang pemimpin yang menggadaikan kebenaran dan keyakinannya pada kebenaran demi massa, demi popularitas demi kekuasaan dan untuk mempertahankannya, bukanlah seorang pemimpin sejati.

Menariknya, buku ini tidak hanya menyumbangkan buah pemikirannya secara gamblang tentang sosok pemimpin ideal dari sisi hard skill. Tetapi juga diuraikan dasi sisi soft skill. Seorang pemimpin tidak hanya dituntut sehat secara jasmani. Begitu juga rohaninya. Sebab pemimpin harus bisa berkarya tanpa beban stres. Caranya melalui meditasi untuk menciptakan kedamaian hati, ketenangan pikiran dan ketepatan bertindak. Inilah sisi kelebihan dari buku cetakan tahun 2017 karya Anand Krishna ini, yang diisi teknik latihan untuk mengelola stres dan menemukan ketenagan pikiran serta kedamaian hati.

Sayangnya buku ini juga memiliki kekurangan. Semisal masih banyak menggunakan istilah asing, tanpa disertai dengan catatan kaki, sehingga sulit dipahami. Demikian pula dalam buku ini tidak diuraikan secara rinci bagaimana menjadi seorang pemimpin yang mampu memimpin dirinya sendiri. Seperti contoh, bahwa seorang pemimpin harus percaya diri. Lalu bagaimana menumbuhkan sikap percaya diri di tengah arus global saat ini? bagaimana menjadi pemimpin yang utuh? Itu tidak dijelaskan dalam buku ini.

Dari sisi sampul, semestinya menggunakan simbol wayang yang merepresentasikan ajaran kepemimpinan asta brata. Jumlahnya wayang juga 8 buah. Namun hanya menggambarkan 4 jenis wayang saja. Sehingga kurang menggambarkan ajaran asta brata yang dimaksud dalam buku ini.

Pada kesimpulannya untuk menjadi seorang pemimpin sejati haruslah berguru pada alam raya. Tentu harus diawali dengan memimpin diri sendiri, menguasai diri untuk mengendalikan hawa nafsu. Kalaupun belum mampu, akan lebih bijak untuk menunda menjadi pemimpin bagi orang lain. (T)

Catatan:

Tulisan ini juara 1 Lomba Resensi Buku dalam rangka Temu Karya Ilmiah Perguruan Tinggi Hindu se-Indonesia di Lampung, September 2017.

Tags: Anand KrishnaBukuhindupemimpinresensi
Previous Post

Fatah Anshori# Puisi: Membandingkan Tubuh di Genangan

Next Post

Salah Sambung

Putu Mardika

Putu Mardika

Wartawan muda, pengajar muda. Punya keinginan besar untuk belajar apa saja, terutama dalam hal tulis-menulis . Tinggal di Singaraja.

Next Post

Salah Sambung

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co