10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menyelami Doa Puisi Saras Dewi – Ulasan Kecil Buku “Kekasih Teluk”

Wulan Dewi SaraswatibyWulan Dewi Saraswati
February 2, 2018
inUlasan
13
SHARES

 

  • Kumpulan Puisi KEKASIH TELUK
  • Penulis : Saras Dewi
  • Editor/Proof-Read : Olin Monteiro
  • Kata Pengantar : Joko Pinurbo
  • Ilustrasi: Parwa Lay-Out :Arif Hidayatullah
  • Penerbit : PBP Publishing / PWAG Indonesia
  • Cetakan Pertama : Maret 2017

PUISI Saras Dewi merupakan puisi yang segar untuk dinikmati dan dipahami. Puisi yang dihadirkan oleh Saras Dewi sebagian besar adalah bentuk kecewa, kemarahan, dan gugatan terhadap manusia perusak alam. Rasa kecewa itu seperti tidak henti menjadi perjalanan puisi Saras Dewi.

Puisi yang tersaji sangat menarik karena pembaca akan memahami kekecewaan sekaligus harapan di dalamnya. Ketika menyampaikan keterhubungan antara kecewa dan harapan, Saras Dewi lebih memilih untuk bertimbang rasa kepada alam. Dialog-dialog pada alam sangat terasa dalam kumpulan puisi Kekasih Teluk ini. Saras Dewi mengajak alam berbicara seolah bersama kawan, kekasih, bahkan Ibu.

Menyelami puisi Saras Dewi seperti menyelami rahim ibu. Kembali pada ibu yakni alam. Seperti pada puisinya yang berjudul Ibu

Aku tidak mau manusia menang

Dalam perkelahian tidak setimbang dengan alam

Sebab bila mereka menang,

berarti mereka telah kalah

Karena mereka sejatinya membunuh,

Ibunya sendiri

Menghormati ibu sama halnya dengan menghormati alam. Saras Dewi mengajak Ibu untuk bertimbang rasa dan berkeluh kesah. “Mereka” dalam puisi ini mengacu pada manusia yang semakin jemawa menindas alam. Kekecewaan itu juga terasa pada puisi Pernyataan untuk Teluk

Di atas pasir yang basah

Aku tuliskan pertanyaan kepada Teluk,

“Mengapa begitu sakit untuk mencintaimu?”

Aku menatap huruf-huruf itu

Yang jawabannya sudah tersembunyi di nadiku

Ombak datang lalu menghapuskan pertanyaan itu

Lagi kutuliskan dengan ujung telunjuk

“Mengapa begitu pilu untuk mencintaimu?”

Penggalan puisi tersebut penulis kembali berdialog dengan alam kali ini Teluk. Perbincangan itu seperti rasa sakit hati karena begitu mencintai. Pada puisi ini Saras Dewi menghadirkan alam bagai kekasihnya yang sangat sulit untuk dipertahankan. Hal serupa juga terdapat pada puisi

Percumbuan dengan Teluk

Cara bercinta dengan Teluk

Tanpa tergesa-gesa

Sebab Mahakala mengendurkan

Ikatan waktu yang lazimnya mengekang dunia

Bibirku yang panas

Mengarungi lekuk tubuh

Teluk Dadaku menindih dadanya

Debarannya melahirkan tunas-tunas puisi

Saras Dewi mencurahkan cintanya pada alam seperti dia menghormati manusia. Baginya alam adalah rumah yang penuh dengan cerita dan taksu. Bahkan pada puisi Rumah untuk Semua mampu menghadirkan percik-percik kisah dari Sanur.

Sanur adalah sahabat

Ibu Yang memohon berkat untuk bayi mungilnya

Agar matahari menguatkan tulang kecilnya

….

Milayaran cerita tumpah ruah di Sanur

Energinya menyala-nyala,

Bermukim didalam jiwa para pemujanya

Taksu Sanur,

Taksu Sanur,

Taksu Sanur

Selain soal Teluk, romansa serupa juga hadir pada Sanur. Beberapa puisi tentang Sanur juga hadir dan memberikan karakteristik kisahnya. Seperti pada judul Sanur dan Mereka yang Menjaga Sanur. Dari berbagai kekecewaan dan hasrat mengugat Saras, sampailah pada doa yang dia panjatkan tanpa nama agama.

Agamaku tidak diciptakan tuhan

Atau para dewata Ia dinyanyikan oleh lumba-lumba

Yang senyumnya mengajarkanku,

Kebebasan

…

Keyakinanku tidak bertempat,

Di rumah ibadah buatan manusia

Laut adalah persemayaman yang luhur

Pegunungan adalah kesaktian semesta

Padang lamun adalah ruang suciku.

Agamaku tidak dituliskan

Dalam aksara-aksara pewahyuan

Agamaku tertera didalam guratan batang-batang pepohonan raksasa.

Ayat-ayat kehidupan terpatri

Didalam kulit mereka.

Puisi pembuka pada kumpulan puisi ini yakni “Agamaku”. Pembuka yang menjadi kesimpulan atas tujuan dan impian Saras Dewi bahwa tumbuhan dan hewan merupakan kebebasan yang luhur dan ruang suci untuk menyelami kehidupan. Wujud permohonan maaf juga dia sampaikan kepada hewan yang sangat jarang kita lihat proses ini. Wujud permohonan maaf itu terlihat pada puisi Nyanyian Terakhir

Yang tersisa hanya permohonan maaf

Dibalut dengan ribuan lapis air mata,

Juga bertumpuk rasa sesal yang tiada berujung

Maafkan aku burung layang

Maafkan aku pohon cendana

Maafkan aku paus biru

Maafkan aku orang utan

Saras Dewi memiliki caranya sendiri untuk berdoa sebagai permohonan maaf dan rasa cinta. Bentuk penghormatan kepada alam ini juga terlihat di Bali pada ritual Tumpek Kandang yakni penghormatan dan rasa syukur kepada hewan yang telah memberikan kehidupan bagi manusia. Namun, Saras Dewi justru meminta maaf. Permohonan maaf tersebut lebih dalam dibandingkan hanya rasa terima kasih.

Maka rasa memiliki sangat nyata dalam puisi-puisi Saras Dewi. Berawal dari kecewa kumudian menyepi menjadi doa cinta yang tetap akan memberikan harapan untuk hidup di hari esok. Puisi Pinta adalah bentuk keihklasan atas penerimaan yang terjadi. Segala harapan diyakini akan tumbuh dalam senyuman.

Izinkanlah aku, menulis untukmu

Cintaku bebas,

Ia tidak menuntut apapun sebagai imbalan

Ia menerima perih kerugian

Sebagai mutiara didalam senyuman

Harapan masih menyala, doa masih dipanjatkan, cinta masih menjadi bahagia. Selama semua itu utuh, maka puisi akan selalu hadir memberi ruang segar untuk setiap kepenatan jiwa dan kehidupan. Selamat atas lahirnya Kekasih Teluk. Kelak puisi akan hadir sebagai keberanian untuk tetap hidup memperjuangkan kehidupan bagi semua makhluk, seperti kata Pramoedya Ananta Toer “Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?” (T)

Singaraja, 20 Agustus 2017

Tags: BukuPuisiresensi
Previous Post

Janger Menyali, Setelah Rekonstruksi, Setelah PKB, Setelah Bulfest, Lalu Apa?

Next Post

Buku Miles Over Me: Hitam-Putih Kehidupan Pramugari

Wulan Dewi Saraswati

Wulan Dewi Saraswati

Penulis, sutradara, dan pengajar. Saat ini tengah mendalami praktik kesenian berdasarkan tarot dengan pendekatan terapiutik partisipatoris

Next Post

Buku Miles Over Me: Hitam-Putih Kehidupan Pramugari

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co