12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Konser “Musik Salah” dari Badai Di Atas Kepalanya

Eka PrasetyabyEka Prasetya
February 2, 2018
inUlasan

Konser Indonesia Menyanyikan Puisi oleh Kelompok Badai di Atas Kepalanya di Kampus FBS Undiksha/ Foto-foto: FB/Yoga Permana

68
SHARES

NAMANYA Nanoq da Kansas. Saya biasa menyapanya Bli Noq. Meskipun kami sama-sama tinggal di sebuah desa kecil bernama Candikusuma, kami baru pertama kali bertemu pada pertengahan 2004 silam. Lokasinya, sebuah rumah tua yang nyaris roboh di Jalan Gatot Subroto, Jembrana.

Ketika itu saya sengaja mencarinya karena rasa ingin tahu. Saya ingin belajar jurnalistik. Ayah seorang kawan yang bekerja sebagai tukang foto keliling, menyarankan saya bertemu dengan Nanoq di rumah tua itu.

Pertama kali menjumpai rumah itu, saya ragu. Rumah itu benar-benar tua dan benar-benar nyaris ambruk. Banyak semak belukar. Saya meyakini rumah itu berhantu, sehingga tak sekali pun saya pernah masuk ke kamar mandi di bagian belakang rumah.

Memantapkan hati, saya masuk ke rumah itu. Berteriak “permisi” beberapa kali, Nanoq keluar dari dalam rumah. Saat itu dia mengenakan kemeja lengan panjang berwarna putih yang lengannya dilipat hinga ke siku. Celana jeans belel berwarna biru. Wajah yang lusuh, rambut yang gondrong.

Dengan wajah bingung, Nanoq bertanya “Cari siapa dik?”. Saya menjawab memang ingin mencari dirinya dan ingin belajar jurnalistik. Nanoq mempersilahkan masuk dan meminta saya duduk.

Sekejap kemudian ia menyalakan rokok. Sikap yang saya anggap sangat absurd saat itu. Betapa tidak? Saat itu ia menghirup rokok Sampoerna. Bukan rokok Kansas, sebagaimana namanya. Saya langsung berpikir ia bukan sosok yang konsisten.

Pertemuan pertama itu seperti gayung bersambut. Nanoq menyanggupi mendidik saya sebagai seorang jurnalis. Selama beberapa tahun saya belajar mencari berita, menulis berita, hingga mengedit berita bersama Nanoq dan beberapa wartawan lain di Jembrana.

Selama bertahun-tahun pula saya mengenal Nanoq bukan hanya seorang jurnalis. Dia juga seorang penulis mulai puisi, cerpen, hingga esai. Saya menyaksikan kesibukannya kala melahirkan sebuah buku antologi puisi dan antologi cerpen pada tahun 2005 silam. Juga sebuah buku kumpulan esai setahun sesudahnya.

* * *

Nanoq da Kansas paling kanan bersama Kelompok Badai di Atas Kepalanya

NANOQ begitu mencintai musik. Hari-hari kerja di kantor, tak pernah sepi dari alunan lagu rock semacam Dream Theater atau Pink Floyd. Nanoq juga mencintai puisi. Terkadang musik di kantor berubah menu dari classic rock menjadi lagu-lagu musikalisasi puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono. Musik yang tadinya menghentak menjadi lembut mendayu-dayu.

Musik dan puisi tak bisa dipisahkan dari diri Nanoq. Dia kerap mengaransemen puisi menjadi musik. Proses itu kemudian lebih dikenal dengan nama aransemen musikalisasi puisi.

Pada tahun-tahun itu, bagi saya genre musik macam itu cukup mengganggu. Saya tak paham puisi, juga musikalisasi puisi. Bagi saya musik yang nikmat itu hanya rock atau punk.

Maka, ketika Nanoq rutin berlatih dengan kelompok Penyanyi Sakit Jiwa (Pesaji), saya menganggap itu musik yang aneh. Apalagi saat ia menggandeng beberapa teman saya bergabung dalam Pesaji. Seperti Herlyn Puspita Sari, pemain keyboard rock progresif yang kemudian menjadi vokalis. Juga Ratna Aniswati, penyanyi grup Qasidah tempat saya dulu menempuh pendidikan agama.

Lama kelamaan telinga saya bisa menerima musikalisasi puisi. Bahkan saya menikmatinya. Awal tahun 2017, Nanoq bersama Pesaji berproses menciptakan album pertama. Album berjudul Komposisi Seperti Angin itu dirilis pada pertengahan 2007 lalu. Sebuah album – yang bertahun kemudian saya pahami – bernuansa balada ala Leo Kristi.

* * *

Anak-anak Badai di Atas Kepalanya yang selalu semangat

NANOQ agaknya belum puas dengan aransemen musikalisasi puisi yang ia susun dulu. Tahun 2017 ini, dengan menggandeng tenaga-tenaga muda dia membentuk kelompok musik Badai Di Atas Kepalanya. Kali ini Nanoq tampil di belakang layar sebagai penata musik.

Pemain-pemain di atas panggung dipercayakan pada Yoga Permana dan Indra Anggita (gitar, vokal); Dinda Kristyana Dewi dan Rika Wibawanti (vokal, efek suara); Dewa Astawan Satia (vokal, perkusi, pianika, dan efek suara); serta Bobby Trenaldi (vokal, perkusi, suling, balera, dan efek suara).

Entah dengan bujuk rayu seperti apa, Nanoq bisa menggandeng mereka dan mempertemukannya dalam sebuah kelompok musik. Selama beberapa bulan mereka berproses, sebelum akhirnya diajak konser ke sejumlah tempat. Konon Nanoq tidak menjelaskan bahwa mereka akan bermain musikalisasi puisi. “Aku bilang ke mereka, kalau mereka menyanyikan puisi,” katanya setengah berbisik.

Malam itu, Rabu, 14 Juni 2017, Nanoq memboyong Badai Di Atas Kepalanya pentas di Singaraja. Pementasan dikemas dalam tajuk Indonesia Menyanyikan Puisi, dan digelar di Wantilan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Ini pementasan kedua Badai Di Atas Kepalanya – di luar Jembrana, setelah sebelumnya sempat pentas di Mataram.

Malam itu anak asuh Nanoq tampil out of the box dalam konteks musikalisasi puisi. Mereka tidak berpijak pada genre balada sebagaimana biasanya musikalisasi puisi dimainkan ketika lomba-lomba digelar. Mereka justru lebih liar dalam bermusik.

Badai Di Atas Kepalanya saya terjemahkan sebagai keliaran Nanoq dalam menggarap aransemen musikalisasi puisi. Ia seolah tidak ingin musikalisasi puisi yang itu-itu saja. Harus ada sesuatu yang berbeda, tidak biasa, anti mainstream!

Semuanya dieksplorasi. Terutama dalam memainkan alat musik. Yoga dan Indra, seolah tidak memetik gitar, namun menggosok gitar. Seperti para ibu menggosokkan sikat pada baju cucian.

Begitu juga dengan Bobby. Dia memainkan floor tom yang dimodifikasi sedemikian rupa, hingga dimainkan sebagaimana bass drum. Pedal pada bass drum dimodifikasi sehingga gerakannya naik turun, bukan maju mundur. Tentunya itu menghasilkan suara yang agak aneh, namun khas.

Sementara bass drum yang dimainkan oleh Dewa Astawan Satia, justru dimainkan dengan stik. Entah alat musik apalagi yang ia mainkan malam itu. Namun saya sempat menyaksikan jika Dewa Astawan memainkan selembar seng.

Semua itu cara yang anti mainstream dalam memainkan alat musik. Nanoq menyebutnya dengan musik salah. Salah dalam memainkan alat musik. Tetapi kesalahan itu menimbulkan bunyi-bunyi baru dan harmoni baru dalam bermusik.

Badai Di Atas Kepalanya berhasil lepas dari jebakan aransemen lomba-lomba musikalisasi puisi yang terkesan monoton. Mereka sekaligus membuktikan bahwa tanpa ruang lomba pun, mereka bisa berkembang. Mereka mampu menggelar konser, memainkan apa yang mereka inginkan, bukan apa yang ingin juri dengar. Mereka berhasil menjadi diri sendiri. Bukan mengikuti Leo Kristi, bukan juga seperti Letto, apalagi Kangen Band. (T)

Tags: jembranamusikmusikalisasi puisiPuisiSingaraja
Previous Post

Monolog “Dor” Dalam Perspektif Pribadi – Catatan Sutradara, Sebelum Pentas…

Next Post

Ironi-Ironi Urban Dalam Kosmopolitan – Ulasan Buku Cerpen Ferry Fansuri

Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

Next Post

Ironi-Ironi Urban Dalam Kosmopolitan – Ulasan Buku Cerpen Ferry Fansuri

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co