31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Berduaan dengan Aida – Cerita Wartawan dan Anaknya, juga Buku, Syahrir dan Hatta

Heyder AffanbyHeyder Affan
February 2, 2018
inEsai
39
SHARES

AKU senang, karena bakal berduaan kembali dengan Aida, anakku. Saat itu, akhir pekan — 5 Juni 2005. Itulah momen yang kutunggu-tunggu. Istriku, Ika, dan teman-temannya, pada hari itu, mesti menyelesaikan acara diskusinya.

Aku sudah membayangkan kira-kira acara apa yang akan kami lakukan berdua — dan, inilah pekerjaan yang sungguh mengasyikkan! Ke kebun binatang lagikah? Atau ke museum, atau ke toko buku? Atau menonton pertandingan sepakbola di Lebakbulus — ha, ha, untuk yang terakhir ini, istriku pasti memprotesnya, “Bagaimana kalau ada tawuran?”

Apapun, berjalan-jalan dengan Aida adalah kesenangan baruku — selain membaca dan mengutak-atik kliping sepakbola, tentunya. Kalau ditanya, di mana letak kesenangannya, aku akan mengatakan, selama perjalanan itu, yaitu di saat-saat mendengarkan celoteh, pertanyaan-pertanyaan jujurnya, serta tawa Aida — juga mungkin rengek manjanya.

Rengek manjanya? Heem, anakku — nama lengkapnya Aida Ameera Alkaff — memang luar biasa manjanya — apalagi bila dia ada di kerumunan, sementara dia tahu, aku dan Ika ada di sampingnya. Dia akan segera menggelayut, entah ke mama atau walidnya — istriku dulu yang usul agar Aida memanggilku Walid, kata lain dari ayah, dari bahasa Arab. Harus kuakui, kadang-kadang tingkahnya menyebalkan, utamanya bila anakku ini seolah berperan seperti bayi, lewat ucapan-ucapannya.

Itulah Aida. Meski terkadang membuat jengkel, tapi tatkala melihat bulat matanya yang bening, dan kaki kecilnya yang lincah meloncat-loncat, serta tangannya yang tiba-tiba merangkul leherku, hati siapa yang tidak akan luruh. Dan, aku paling merasa sedih, kalau tiba-tiba melihat dia lesu dan terbaring sakit — sedih sekali!

Tapi, dalam banyak hal, memang dibutuhkan kesabaran luar biasa, selama berduaan dengan Aida. Kesabaran untuk memahami bahwa Aida saat itu adalah seorang bocah berumur 3 tahun 6 bulan, yang belum banyak tahu tentang apa itu hak dan kewajiban. Inilah tantanganku, untuk pandai-pandai menyelami apa yang ada di benaknya — kalau sudah begini, aku sadar, mesti banyak tahu lagi tentang psikologi anak-anak.

Sebagai wartawan yang jam kerjanya bisa sampai larut malam, aku mesti mencari akal, bagaimana pertemuanku dengan Aida, tetap terjaga, setidaknya dalam sepekan, aku bisa seharian bersama dia pada Sabtu dan Minggu. Inilah yang dulu menjadi kesepakatan antara aku dan istriku, kecuali ada masalah pekerjaan yang mendesak untuk didahulukan. Makanya, aku sampai tidak tega meninggalkan istri dan anakku, bila harus piket ke kantor pada Sabtu atau Minggu — itulah sebabnya, aku beberapa kali mengajak anakku dan istri ke kantor, saat piket. Jadilah ruangan kantorku sedikit berantakan karena kehadiran Affan junior.

Terakhir Aida kuajak ke kebun binatang Ragunan, beberapa pekan lalu. Selama di sana, aku berusaha menikmati segala ucapan dan tingkah-lakunya. Kuperankan diriku seolah-seolah seumur dengan dia. Aida loncat-loncat diantara gundukan tanah, aku ikut pula. Dia menirukan suara macan tutul, aku ikut pula mengaum. Aku bahagia sekali kalau dia tertawa lepas. Segala pertanyaan yang muncul dari mulut mungilnya, akan kujawab — meski dalam banyak hal aku menjawabnya dengan kalimat ”Walid belum tahu ya, nanti kita tanya mama atau lihat buku ya.”

Sebelumnya, anakku pernah kuajak keliling museum nasional di depan Monas. Dia pernah takjub saat kuajak naik bus butut, meski kadang-kadang keluar kalimat polosnya “Panas, Walid!” Kami pernah pula hampir jatuh di dalam busway, akibat pegangan tangannya, jebol.

Yang mengasyikkan, Aida sudah mengetahui di mana dia harus mencari rak buku anak-anak, di toko buku Gramedia, Pondok Indah Mall — bila dia kugiring ke rak buku filsafat (Hah! Aida di usia 2 tahun, sudah sering mengucapkan Nietzche, dan menirukan gerakan mulutnya, seraya membayangkan kumis filosof urakan itu bergerak ke sana-sini) atau sastra, dia akan protes “Ini bukan buku anak-anak”. Otomatis, aku balik badan, kembali ke rak buku anak-anak. Tentu saja, pernah pula kami berdua menghabiskan waktu dengan bermain di sejumlah mal — seharian main permainan, sambil menunggu mamanya yang tengah pijat.

Kalau sudah menemukan kenikmatan berjalan berdua dengan anakku, aku biasanya teringat secuil sejarah yang jarang diungkap, yaitu kisah Bung Hatta dan Bung Syahrir, tentang buku dan anak kecil. Kisah ini terjadi ketika mereka, di tahun awal 40-an, harus meninggalkan Bandaneira menjelang Jepang masuk Maluku — dua orang itu diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke pulau itu.

Syahdan, dalam hitungan menit, dua orang itu harus segera meninggalkan pulau itu, dengan sebuah pesawat kecil yang disediakan pihak Belanda. Sebuah pilihan harus diambil, siapa dan apa-apa saja yang harus didahulukan, karena ruangan pesawat sungguh terbatas. Beberapa saksi mata menulis, Hatta yang digambarkan berwatak serius, dibuat frustasi karena gagal membawa ribuan bukunya — dalam beberapa peti. Sebaliknya, masih menurut saksi mata itu, Syahrir merelakan bukunya ditinggal — konon, buku-bukunya habis dibagikan kepada anak-anak di sana, usai dibaca.

Syahrir, yang digambarkan lebih memilih berenang seharian ketimbang membaca buku di kamar, akhirnya memilih mengajak seorang anak lelaki ke dalam pesawat — belakangan, anak kecil itu diangkatnya sebagai anak angkatnya. Sebaliknya, Hatta masih berpikir keras: bagaimana buku-buku itu bisa segera dikirim ke Jawa. “Syahrir lebih mencintai anak-anak ketimbang buku,” itulah tafsir seorang penulis, mengomentari kisah tersebut.

Aku tak bermaksud membandingkan pengalamanku dengan kisah dua orang itu. Tapi, rasanya sulit, untuk melupakan kisah itu, ketika kenikmatan timbul di saat saya berdua dengan Aida. Mudah-mudahan kenikmatan yang kuperoleh, juga dirasakan Aida. (T)

Tags: anak-anakBukucintakasihwartawan
Previous Post

Kata-kata yang Memberi Detak pada Pengalaman – Pengantar Buku “Seribu Pagi Secangkir Cinta”

Next Post

Teater 28 Siliwangi di Singaraja: Paduan Olah Cerita, Gerak Aktor dan Tata Artistik

Heyder Affan

Heyder Affan

Penyuka jalan-jalan, penikmat sastra, dan gila bola. Tulisannya bisa dilihat secara lengkap di heyderaffan.blogspot.com

Next Post

Teater 28 Siliwangi di Singaraja: Paduan Olah Cerita, Gerak Aktor dan Tata Artistik

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co