26 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Bineka dan “Bhinneka”

I Made Sudiana by I Made Sudiana
February 2, 2018
in Esai
25
SHARES

AKHIR-AKHIR ini Garuda Pancasila dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” marak di berbagai media. Lambang negara dan semboyan negara ini jamak ditampilkan dan dibicarakan di media cetak, media elektronik, dan media daring.

Di media sosial, kita saksikan banyak profil foto pengguna media sosial menampilkan Garuda Pancasila. Garuda Pancasila dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” sedang marak di berbagai media.

Bab XV Pasal 36A, UUD 1945 berbunyi  Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lebih jauh, perihal Lambang Negara ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentangBendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Semboyan negara Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika” secara umum dimaknai ‘berbeda-beda, tetapi tetap satu’.

Apa makna leksikal moto “Bhinneka Tunggal Ika” itu?

Moto “Bhinneka Tunggal Ika” diambil dari pustaka Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular berbahasa Jawa Kuno, berbunyi “bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa”.  Secara harfiah sebaris ungkapan dalam sebuah bait kakawin ini bermakna ‘berbeda-beda, tetapi satu, tidak ada kebenaran yang mendua’.

Dalam lambang negara kita, Garuda Pancasila, sebaris ungkapan kakawin ini dipenggal lagi sehingga tinggal “Bhinneka Tunggal Ika”.

Kalau diparafrasakan, “bhinneka tunggal ika” menjadi “bhinna ika tunggal ika”. Dalam Kamus Bahasa Jawa Kuno karya P.J. Zoetmulder bekerja sama dengan S.O. Robson, kata bhinna bermakna ‘berbeda dari yang lain, terpisah’, ikamerupakan kata ganti penunjuk yang bermakna ‘itu’, dan tunggal bermakna ‘tunggal/satu’. Jadi, “bhinneka tunggal ika” secara harfiah bermakna ‘itu berbeda, itu tunggal’. Secara lugas bisa dikatakan maknanya menjadi berbeda-beda/beraneka ragam, tetapi tunggal/satu.

Bhinneka berasal dari bhinna dan ika. Bhinna + ika menjadi bhinneka. Dalam bahasa Jawa Kuno ada hukum persandian /a/+/i/ menjadi /e/.

Kata bhinneka dalam bahasa Jawa Kuno diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi bineka. Kata bineka dalam bahasa Indonesia bermakna ‘beragam, beraneka ragam’. Konsonan beraspirasi /bh/dalam bahasa Sanskerta/Jawa Kuno berubah menjadi /b/ dalam bahasa Indonesia. Demikian pula konsonan /n/ rangkap (nn) menjadi satu /n/ dalam bahasa Indonesia.

Persoalan bineka dan bhinneka biasanya terjadi pada tata tulis (ejaan) ketika mendapat imbuhan. Kalau menggunakan bentuk serapannya (bineka), penulisannya berbineka, kebinekaan. Kalau masih menggunakan bentuk aslinya (bhinneka), penulisannya ber-bhinneka, ke-bhinneka-an.

Ada ungkapan berbineka (beragam) dalam ketunggalan (kesatuan). Ungkapan ini merupakan sebuah harapan. Semoga moto/semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dimaknai ‘berbineka (beragam) dalam ketunggalan (kesatuan). (T)

Tags: BahasaBhineka Tunggal IkaIndonesiasanskerta
I Made Sudiana

I Made Sudiana

Lahir di Tabanan tahun 1974. Sempat mengikuti kursus singkat bahasa Hindi dan belajar bahasa Sanskerta di Agra, India tahun 1999. Sekarang sebagai Peneliti Bahasa di Balai Bahasa Bali.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Karikatur: Made Bleloss. Sumber: Akun Facebook Putu Erick Rico
Esai

5 Hal Unik Pagerwesi di Buleleng – Dari Pegorsi, Rent Car, hingga Makan di Kuburan

  PERAYAAN Hari Pagerwesi di Buleleng lebih meriah dari daerah-daerah lain di Bali. Banyak yang menyebut Pagerwesi adalah Galungan-nya orang ...

February 2, 2018
Istimewa
Ulasan

Paradoks Politik dan Etnisitas dalam Novel Plitik Karya Nanoq da Kansas

dan kita mencitai tanah air ini apa adanya, Ais .... kita akan menanam sesuatu di sini entah bunga atau duka ...

March 30, 2019
Ilustrasi: Jro Adit Alamsta
Esai

Dunia Kerja Memang Tak Sesantuy Dunia Mahasiswa

Berhubung saya baru saja lulus kuliah, tepatnya lulus di bulan Agustus 2019, ya, bisa dikatakan saya masih kategori fresh graduate. ...

January 17, 2020
Esai

Dokter & Dukun, Tujuan Sama, Satu Naik Heli, Satu Naik Boat, Tidaklah Bertabrakan…

Kenapa dukun dan dokter bersaudara? Karena tujuan mereka sama, yaitu menyembuhkan orang sakit. Kalau tujuannya buruk, entah itu dukun entah ...

March 16, 2019
Foto ilustrasi: Sanggar Tindak Alit Badung. /Foto: Sulastriani Wayan
Opini

Konsep Catur Guru, Pendidikan Karakter, dan Penanaman Nilai Anti Korupsi

  PENDIDIKAN adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Dedek Surya Mahadipa
Esai

Cerita-Cerita Biasa dan Tak Biasa Semasa Pandemi

by Dedek Surya Mahadipa
February 26, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1412) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In