31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Petani, Siapa sih Mereka?

Komang ArmadabyKomang Armada
February 2, 2018
inEsai

Foto: FB/Made Sudirta

41
SHARES

MERUJUK KBBI, lema ‘petani’ berarti orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Mulia betul batasan itu. Namun kenyataannya jauh panggang dari api. Juru bercocok tanam itu nyaris sepanjang riwayatnya bersurat kelabu. Terbaru, serangan sengit berupa video bikinan Human Rights Watch yang mengusung isu child labour. Saking gawatnya persoalan, beberapa pekan lalu, bahkan Iqbal Aji Daryono pun sampai harus turun tangan melalui setumpuk anti tesis berikut argumen-argumen ampuh sebagai penyanggah.

Tapi sebentar. Pernah ada masa ketika petani diriwayatkan sedemikian mulia. Kala rumusan ‘negeri agraris’ sedang di puncak-puncak ranumnya. Ihwal periwayatan dimaksud, berikut saya kutip utuh pernyataan tokoh yang saya kagumi, KH Hasyim Asy’ari :

”Pendek kata, bapak tani adalah goedang kekajaan, dan dari padanja itoelah Negeri mengeloearkan belandja bagi sekalian keperloean. Pa’ Tani itoelah penolong Negeri apabila keperloean menghendakinja dan diwaktoe orang pentjari-tjari pertolongan. Pa’ Tani itoe ialah pembantoe Negeri jang boleh dipertjaja oentoek mengerdjakan sekalian keperloean Negeri, jaitoe diwaktunja orang berbalik poenggoeng (ta’ soedi menolong) pada negeri; dan Pa’ Tani itoe djoega mendjadi sendi tempat negeri didasarkan.” (KH Hasyim Asy’ari)

Kalau Anda penyuka komik-komik silat jaman dulu, saya ajak Anda bernostalgia sejenak. Di sana petani kebanyakan digambarkan bernasib cemerlang. Tampilan boleh lusuh, gembel dan compang-camping, namun tidak jarang sosok paria ini ditakdirkan sebagai superhero penumpas kebhatilan. Atau jika si pengarang baik hati, sesekali dihadiahi peran sebagai sosok penting semisal sesepuh sebuah padepokan. Tentu dengan ilmu-ilmu simpanan dan aji kanuragan pilih tanding.

Tetapi makin ke sini postulat keren tokoh besar pendiri Nahdlatul Ulama itu makin kehilangan gema. Kian jauh dari ilustrasi dongeng yang dipampang di halaman-halaman komik.

Pengingkaran Terselubung

Saya punya cerita. Belum lama ini seorang kawan di Denpasar yang namanya diembel-embeli chef mengunggah foto sebuah menu – konon temuannya – di jejaring pertemanan. Caption : Temuan terbaru, siorica. Perpaduan siobak babi dengan rica-rica, bumbu konvensional, hanya ditambahi irisan kolobak ungu, butiran lada hitam dan bahan lain yang ogah saya sebut. Silakan merapat ke ‘Restauran bla bla bla’ (kawan saya menyebut sebuah nama restoran) di Kuta.

Yang serius namun luput kita tangkap, ada pengingkaran terselubung pada kasus ini. Begini.

Sedigdaya apapun ilmu memasak kawan saya, se-spektakuler apapun temuannya, ia lupa ada barisan peternak yang bekerja telaten untuk empuk daging yang ia olah. Ada andil sejumlah petani bagi ketersediaan bumbu-bumbunya.

Setali tiga uang dengan laku petantang-petenteng para penikmat kopi yang belakangan marak dan menjadi tren. Mereka berasyik-masyuk di gerai-gerai kopi kelas satu atau di coffee shop, lihai merapal menu: cortado, half espresso, flat white dengan rasio susu lebih banyak dari latte, black arabica kintamani yang dituang vietnam drop.

Tidak lupa, crek, memajangnya di media pertemanan sebelum seruputan pertama. Sebuah ritual minum kopi yang khusyuk dan mahal layak dikabarkan kepada khalayak, bukan?

Saya ragu, adakah kelebatan bayangan sosok petani dalam batok satu dua kepala di ruangan yang menguarkan wangi kopi itu? Kelebatan bagaimana petani-petani di pelosok Mandailing sana, di Wamena, Toraja, Bajawa atau Kintamani yang bersetia melakukan ibadah sunyi. Meraut satu-satu biji buah qahwa itu dari tandannya untuk tiap cangkir yang kita seduh.

Katakanlah semacam few second silence alias berhening sejenak sebagaimana sesi wajib di negara-negara berkultur bola kuat seperti Eropa. Sebelum memulai pertandingan, mulai pemain, penonton, official team, staf pelatih, mereka mengheningkan cipta sesaat untuk menghormati atau mengenang seseorang atau sebuah peristiwa yang dianggap penting.

Ngehek sebagai Strata

Agama pun (setidaknya hinduisme), medium menuju Sang Khalik itu, dengan semena-mena menempatkan petani pada posisi yang dipunggungi. Dalam strata profesi – yang sering rancu sebagai kasta – hinduisme meletakkan strata sudra (pekerja kasar termasuk petani dan buruh tani) di urutan buncit setelah brahmana, ksatria dan wesya. Petani, dengan begitu, sudah ada di jenjang upik abu sedari kaidah moralitas itu dibuat atau diwahyukan.

Kesalahan para petani, kalau boleh disebut begitu, mereka gagal menyesuaikan diri dengan hasrat kaum hedonis yang terlanjur kita ‘sepakati’ sebagai pemeran sentral dalam peradaban di planet bumi yang kita huni ini. Kaum berlumpur ini tak elok wara-wiri di jagat yang diseting kenes. Dunia, kita tahu, menyukai makhluk-makhluk rapi, bertutur santun dan wangi.

Petani? Mereka hanya pantas berumah di huma, gunung atau hutan. Mau punah digerus tambang, diintimidasi aparat, that’s not our business. Mampus kau dikoyak-koyak industri sawit.

Profesi Sastrawi

Yang menghibur, tanpa banyak orang sadari maqom dunia tani adalah maqom yang sastrawi. Ada relasi romantik antara sastra dengan dunia kaum tani. Subyektif memang, tetapi percayalah, ada sisi-sisi benarnya. Profesi berwahana hutan, bukit-bukit, flora, ternak bahkan laut ini adalah silsilah dari mana banyak gagasan-gagasan besar dibedah.

Sulit, misalnya, membayangkan sebuah karya puisi punya nyawa tanpa menyebut lembah, daun, angin, bunyi serangga, bulir padi.

Sewaktu menggubah ‘Huma di Atas Bukit’, bisa jadi Ian Antono tiba-tiba dijatuhi wahyu dalam wujud anak sungai, “…sebatang sungai membelah huma yang cerah,” katanya. Chairil Anwar punya larik masyhur “Cemara berderai sampai jauh…”

Dalam ‘Anak Semua Bangsa’, Pramoedya memberi porsi khusus kepada anak tani bernama Trunodongso demi menyampaikan ide-ide marhaenismenya. Novelis Mo Yan memilih kata ‘sorgum’ dalam salah satu maha karyanya, ‘Sorgum Merah’.

Paparan contoh-contoh tadi cukup kiranya sebagai bukti betapa kental kadar sastrawi profesi jelata ini.

HKTI dan API Itu Koentji!

Sayang, di nagari yang bahkan tongkat kayu pun jadi tanaman, pelaku tani menciut dari tahun ke tahun. Sesuai data sensus pertanian, dari 31.7 juta rumah tangga tani pada 2003 menjadi 26,13 juta pada 2013. Terjadi penurunan 1,75% per tahun.

Meminjam kesenduan ala Bung Bre Redana, adakah ini senjakala bagi dunia tani? Mudah-mudahan tidak. Selama logika konsumsi itu ada, sepanjang metabolisme tubuh manusia mutlak bergantung kepada asupan pangan, pertanian tak mungkin binasa dimakan waktu.

Solusi paling dekat, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Aliansi Petani Indonesia (API), dua institusi penaung petani dengan reputasi yang tak heroik-heroik amat itu saya sarankan menambahkan kata ‘perjuangan’ di belakang nama mereka menjadi HKTI Perjuangan dan API Perjuangan.

Siapa tahu, perbaikan nama keduanya, ditambah doa-doa mulia dari segenap homo pengonsumsi se-Indonesia tiap kali laku memamah dimulai, menjadikan semesta bermurah hati, bersedia mematut-matut nasib kaum tani Indonesia menuju kebaikan. Begitu. (T)

Catatan: Tulisan ini pernah dimuat di mojok.co yang sudah tutup per 30 Maret 2017. Agar bisa dibuka-buka lagi, tulisan ini dipasang kembali di tatkala.co

Tags: gaya hidupkopipadipetanisastra
Previous Post

Catatan Harian Sugi Lanus: “Makutawangsa” di Sunda dan “Udeng Pemangku” di Bali

Next Post

Jangan Sok Inovatif Sebelum Nonton Janger Kuno dari Menyali – Kostumnya saja ala Belanda

Komang Armada

Komang Armada

Petani, penikmat kopi dan penyuka sepak bola indah. Bisa dihubungi melalui nyomanarmada@yahoo.com

Next Post

Jangan Sok Inovatif Sebelum Nonton Janger Kuno dari Menyali – Kostumnya saja ala Belanda

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co