1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pemimpin Harus Jadi Panutan Seakan Ia Manusia Setengah Dewa? Ah, Omong Kosong…

Narendra PermanabyNarendra Permana
February 2, 2018
inOpini

Ilustrasi diolah dari Google

8
SHARES

APA sih itu pemimpin? Dan siapa orang yang pantas menjadi pemimpin?

Bukankah pemimpin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata “pimpin” yang berarti dibimbing, dituntun. Jadi “Pemimpin” adalah orang yang membimbing, menuntun, (orang yang memimpin).

Lalu siapakah orang yang pantas menjadi “pemimpin” itu? Apakah orang yang mempunyai kekuasaan? Orang yang memiliki banyak uang? Atau orang yang memiliki banyak ilmu pengetahuan?

Omong kosong menurutku. Semua orang bisa menjadi pemimpin, walaupun ia tidak memimpin sebuah organisasi kecil seperti organisasi universitas maupun organisasi besar seperti pemerintahan. Setidaknya ia telah memimpin dirinya sendiri untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.

Lalu apakah pemimpin harus menjadi panutan? Panutan siapa? Anggotanya? Banyak orang? Sekali lagi menurutku omong kosong, jika ia bisa membimbing dan menuntun banyak orang sudah cukup menjadi seorang “pemimpin” menurut definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Tetapi masih banyak orang yang mengharuskan seorang pemimpin yang memiliki sifat yang baik, sopan, ramah, dan segala macam kebaikannya. Hanya bisa melihat fisik luarnya saja tanpa pernah melihat kerjanya baik dalam membimbing maupun menuntun dan memimpin anggotanya maupun banyak orang.

Pokoknya kalau ngerokok tidak cocok jadi pemimpin katanya, pokoknya kalau suka minum minuman keras tidak cocok jadi pemimpin katanya, pokoknya kalau bertato tidak cocok jadi pemimpin katanya, dan masih banyak kebutuhan pokok lainnya katanya.

Pemimpin Dalam Organisasi Kecil (Universitas)

Mengapa saya bilang kecil, karena yang saya bilang besar itu adalah organisasi pemerintahan. Selain pemerintahan, ya, kecil, hahaha.

Dalam kuliah, jika pernah diajar oleh pimpinan fakultas seperti dekan atau wakil dekan, atau jajarannya, sering membuat kita agak maklum. Biasanya, jika dihitung-hitung jam mengajarnya, para pemimpin itu sering tidak mengajar secara penuh dalam 16 kali pertemuan, (walaupun beberapa dosen juga seperti itu). Alasannya, ya, karena kesibukan beliau dalam urusan-urusan kepemimpinannya.

Belum lagi, pimpinan fakultas maupun pimpinan universitas, kadang juga membuat mahasiswa gigit jari. Beliau yang telah diundang oleh para mahasiswa yang selalu dicintai dan dibanggakan sebagaimana disebut dalam setiap pidato pembukaan, tapi para pemimpin itu jarang menghadiri undangan untuk berbaur bersama mahasiswa dalam sebuah acara mahasiswa. Tentu saja, ya, karena alasan kesibukan kepemimpinannya.

Tetapi apakah kita harus melihat kepemimpinan seseorang hanya dari sudut pandang pengajaran maupun dalam mengadiri undangan sebuah acara nahasiswa saja? Tentu saja tidak. Kita memang harus maklum bahwa para pemimpin tersebut memiliki banyak kesibukan baik dalam kesibukan kepemimpinannya bahkan sampai kesibukan pribadinya yang tidak bisa ditinggalkan.

Pemimpin dalam Organisasi Besar (Pemerintahan)

Dimulai dari Basuki Tjahaja Purnama atau yang kerap kita sapa Ahok. Pemimpin yang satu ini merupakan Gubernur DKI Jakarta ke-17 yang sekarang jabatannya sedang diperebutkan. Pemimpin ini gaya bicaranya ceplas-ceplos. Pemimpin kita ini kerap dibilang tidak sopan (ya karena cepals ceplos itu), bahkan disebut sebagai penista agama.

Lalu, ada Susi Pudjiastuti, pemimimpin yang satu ini merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan. Ia putus sekolah pada kelas dua SMA, merokok, dan bertato, dan kerap kali di-bully di media sosial sebagai menteri yang hanya lulusan SMP, merokok, dan bertato.

Belum lagi Bapak Negara kita yaitu Presiden Joko Widodo atau yang kerap kita sapa Jokowi ini sering kali eksis di media sosial dengan tingkah polosnya dari video blog (vlog) sang anak Kaesang maupun dari vlog-nya sendiri. Jokowi juga kerap memberikan pertanyaan kepada masyarakat jika ia sedang berkunjung ke suatu tempat, seperti pertanyaan nama-nama ikan, dan biasanya hadiahnya sebuah sepeda.

Hmm… begitulah Para Pemimpin kita dalam organisasi pemerintahan, apakah ada yang salah? Sekali lagi jangan kita lihat dari fisik luarnya saja tetapi coba kita lihat kemajuan yang telah mereka lakukan pada Negara ini, seperti mencoba menanggulangi banjir dan kemacetan, membuat rumah susun, menenggelamkan kapal asing pencuri ikan, membayar utang Negara dan masih banyak lagi.

Apakah beberapa hal dari pemimpin di atas, baik dalam organisasi kecil (universitas) maupun organisasi besar (pemerintahan), bisa kita sebut sebagai panutan? Omong kosong. Karena mereka tentu bukan dewa, malaikat, atau orang suci. Jika mau menjadikan panutan, jangan hanya melihat fisiknya, caranya berucap, atau gayanya sehari-hari. Silahkan dipilih dan dipilah sendiri, yang mana hal yang baik untuk “ditiru” sesuai dengan karakter kita.

Jika tak suka sama pemimpin merokok, jangan perilaku merokoknya dijadikan panutan. Lihat bagaimana ia menuntun anggotanya agar menjadi maju. Jika tak bisa ngomong ceplas-ceplos, misalnya karena sejak kecil sudah diajari sopan-santun selevel dewa, maka jangan ceplas-ceplosnya dijadikan panutan. Lihat bagaimana sikap tegasnya dalam memberantas kebatilan.

Jadi, yang dijadikan panutan bukan fisiknya, melainkan apa yang sudah dikerjakan sehingga sebuah organisasi menjadi berkembang dan maju terus. Jelaslah, mana hal yang tak perlu dicontoh dan mana hal yang tidak patut dicontoh.

Pemimpin juga manusia, bukan manusia setengah dewa (seperti kata Iwan Fals), apalagi dewa. Sebagai manusia ia memiliki kepribadian yang berbeda-beda, tidak hanya memiliki sifat baik selayaknya orang suci, ia juga memiliki sifat yang “secara umum” sering dikatagorikan sebagai hal yang buruk (seperti merokok, ngomong cepals-ceplos sehingga dianggap tak sopan). Mereka juga memiliki kepentingan yang berbeda-beda pula, mereka bebas menentukan jalan hidupnya. Dan apabila suatu hari nanti mereka terjerat kasus hukum, sekali lagi, mereka juga manusia yang tak luput dari dosa. (T)

Tags: kemanusiaanpemimpin
Previous Post

Naga Basuki, Besakih, dan Perayaan Sugihan

Next Post

Catatan Kecil Putu Wijaya: Kritik Teater, Interpretasi, Manipulasi

Narendra Permana

Narendra Permana

Bernama lengkap I Nengah Narendra Permana atau biasa dipanggil Rendra Kalem. Lahir di Jakarta, 26 April 1997. Anak kedua dari pasangan I Ketut Subagia dan Sri Hartatik.

Next Post

Catatan Kecil Putu Wijaya: Kritik Teater, Interpretasi, Manipulasi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co