3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ruang dan Waktu Sekali Lagi

Juli SastrawanbyJuli Sastrawan
February 2, 2018
inCerpen

Ilustrasi: IB Pandit Parastu

15
SHARES

Cerpen: Juli Sastrawan

SENDIRI di kamar adalah kebiasaanku. Hal yang biasa dan paling sering aku lakukan saat sendiri adalah menyendiri. Aku putar kenop speaker ke kanan dan segera terdengar dengungan Gloomy Sunday milik Billie Holiday.

Aku sering tidak bisa memejamkan mata pada saat jam normal ketika orang-orang memejamkan mata. Aku arahkan pandanganku pada sebuah buku yang belum rampung aku baca. Pembatas buku terselip di halaman 72, halaman akhir bab tentang takdir dan peramal masa depan. Seketika pikiranku melayang melewati ruang dan waktu. Aku terbayang bagaimana rumitnya Einstein menemukan buah pikiran yang dinyatakan sepele hanya dengan penggambaran 4 abjad huruf t,x,y,z.

Aku tutup jendela. Tampak hujan gerimis ketika dilihat ke arah lampu merkuri yang berdiri tepat di depan rumah kontrakanku. Jam berkata sudah hampir pagi. Seolah-olah jam memintaku untuk segera tidur ketimbang mengerjakan sesuatu yang rumit apalagi dengan kemampuan IQ jongkok setengah tengadah sepertiku. Tapi aku sama sekali tak terpengaruh bualan angka-angka pada jam.

Aku mengambil kretek yang tertumpuk di atas tumpukan buku spiritual atau keagamaan, pikirku mereka, ppenulis buku itu, sama saja. Aku belum mengerti jelas apa itu spiritual dan seperti apa model orang spritual yang memiliki spritualitas tinggi. Sedikitpun aku tak sempat membacanya. Bahkan melihat daftar isinya saja aku sudah mulai merasa ada goncangan air asam pada lambung.

Aku merasa waktuku yang tak begitu berguna jika harus aku gunakan untuk membaca sesuatu yang sangat susah ditangkap penjelasannya. Yang menjelaskan sesuatu yang tak jelas-jelas sangat jelas akan kejelasan yang dijelaskannya. Aku harap kamu mengerti maksud penjelasanku ini. Karena yang aku inginkan hanyalah kejelasan yang sejelas-jelasnya.

Dengan bantuan korek api kayu aku mulai menikmati kretek yang aku beli di warung sebelah kontrakan. Ketika aku melihat batang korek api setelah menyala itu, aku tersadar. Batang korek api itu mirip ormas-ormas fasis, he he he. Ada kepala tapi tak ada otak. Digesek sedikit langsung menyala. Setelah itu tak berguna. Ya mungkin saja bisa berguna untuk sebagian orang. Seperti contoh kakekku. Ia membersihkan telinganya dengan korek api.

Di sebelah tumpukan buku keagamaan itu aku melihat satu buku yang menarik perhatianku. Aku lihat sebuah buku bertuliskan Soe Hok Gie, sekali lagi dan untuk kesekian kalinya. Aku mengambil buku itu dan membukannya. Aku lihat sebuah cetakan berwarna merah muda di sebuah halaman sebelum daftar isi. Cetakan itu persis seperti cetakan mulut seorang wanita. Bertuliskan HBD Ayang. Dengan menggunakan tinta berwarna hitam.

“Boleh aku masuk?”

Terdengar suara dari luar pintu rumah kontrakanku. Aku kenal suara itu. Sepertinya suara Ida. Teman wanitaku. Ia anak yang baik. Taat dengan kepercayaannya dan percaya kalau Tuhan ada di mana-mana. Meski begitu terkadang sangat menjengkelkan ketika dia bicara dan membumbuinya dengan sesuatu yang tak pernah aku mengerti. Karena aku teman yang baik jadi aku hanya mangut dan tersenyum mengiyakan saja.

“Ya masuk saja, pintunya nggak aku kunci!” Aku menjawab sewajarnya. Tidak dengan nada tinggi, meskipun kedatangannya sedikit menggangguku.

Apa yang dicari wanita ini pukul setengah 3 pagi. Dengan cuaca gerimis dan udara yang dingin menyelimuti tulang mungkin hanya wanita gila yang datang ke rumah orang lain. Ah, tapi Ida adalah wanita beragama. Tak mungkin dia gila. Lagi pula dia cantik. Dengan mata kijang dan kulit sawo matang bersih nampaknya dia tidak gila. Pikirku singkat waktu itu.

Ini aku bawakan kamu makanan kesukaanmu. Sambil memberikan kantong plastik berwarna putih berukuran sedang. Saat itu Ida tampak basah dari atas sampai bawah. Aku memintanya mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaianku. Dia mengiyakan dengan senyum dan bergegas pergi ke arah kamar mandi. Benar-benar wanita yang baik, pikirku sambil mengambil baju berwarna putih di lemari.

Aku menutup buku Dunia Sophie yang belum juga selesai aku baca dan memutuskan untuk berbaring di kasur.

“Aku akan tidur sekarang. Apa kamu menginap di sini? Kalau tidak tolong nanti tutup pintunya ya. Tidak usah dikunci”.

Ida tidak menjawabnya. Mungkin dia tidak mendengarnya karena suara air yang mengisi setengah bak kosong sangat bergemuruh dengan ramainya. Entahlah, yang penting aku sudah sampaikan. Lebih baik tubuh ini aku istirahatkan dan memberikan ketidaksadaranku dengan ruang akan kesadaran yang tidak berdasarkan kesadaran.

Ida menatapku dengan senyum bahagia. Sini aku peluk, katanya sambil membuka dan merentangkan tangannya ke arahku.

“Aku pertama kali melakukannya. Sekarang aku tak ingin hanya sekedar kata-kata. Aku sangat ingin melakukannya. Bersamamu, pria berumur seperempat abad yang aku kenal pertama kali saat OSPEK mahasiswa Fakultas Sastra. Pria dengan selera musik aneh dan pergaulan yang tampak akan kusut jika diuraikan. Dia meraba selangkanganku. Apa ini yang kamu inginkan?”

Dia tampak serius. Aku hanya mematung. Aku tak tahu persis apa yang harus aku katakan. Dia tidak pernah berkata sepatah kata soal ini. Apalagi dengan niat untuk melakukannya. Seingatku, Ida adalah wanita beragama yang baik dan cantik tapi terkadang menjengkelkan.

Aku terbawa dalam dimensi Ida. Membuatku melakukan hal yang sama seperti apa yang Ida lakukan. Dalam ruang gelap dan pengap dua tubuh menjadi satu. Melayang mengudara layaknya sebuah pasangan dara. Ida memegang tubuhku erat dengan bisikan di telinga yang semakin lama membuatku semakin tenggelam dalam dimensinya,

Dalam ruang gelap dan pengap. Ida mengucapkan terima kasih. Tidak terlihat wajahnya tersenyum atau biasa saja saat mengucapkannya. Yang aku tahu Ida saat ini berbeda dengan Ida yang aku tahu kemarin-kemarin hari.

Dalam ruang gelap kini ilusi kian memudar. Matahari membuyarkan ingatanku. Aku bangkit mengarah ke tumpukan buku keagamaan milik seseorang. Tak ada Ida. Tak ada kretek. Yang tersisa hanyalah pintu rumah yang terbuka. Aku membalikkan kenop speaker ke arah kiri dengan lagu Gloomy Sunday yang telah diputar berulang-ulang.

Aku terdiam dan tenggelam dalam selembar halaman buku dengan cetakan mulut wanita berwarna merah jambu. Sendiri di kamar adalah kebiasaanku. Hal yang biasa dan paling sering aku lakukan saat sendiri adalah menyendiri. (T)

Tags: Cerpen
Previous Post

Achmad Hidayat Alsair# Lelaki Penantang, Rencana Malam Kencan

Next Post

Nyepi: Membidik Kosong dengan Kosong

Juli Sastrawan

Juli Sastrawan

Pengajar, penggiat literasi, sastrawan kw 5, pustakawan di komunitas Literasi Anak Bangsa

Next Post

Nyepi: Membidik Kosong dengan Kosong

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co