3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cerita Dewa Siwa dan Anaknya: Sains tentang Terapung dan Tenggelam

Wayan PurnebyWayan Purne
February 2, 2018
inEsai

Ilustrasi: Angga

9
SHARES

 

PADA satu malam purnama di pengujung musim panas, zaman dahulu, Dewa Siwa sedang bermeditasi di bawah pohon beringin. Tiba-tiba, putranya Kumara menghampirinya.

“Ayah, Kumara ingin main peta umpet,” kata Kumara.

Siwa tetap bergeming dan masih kusuk dengan meditasinya. Kumara menggoyang-goyang tubuh ayahnya, “Ayah, ayo temani Kumara main peta umpet!”

Siwa tetap saja kusuk dalam miditasinya tanpa menghiraukan putranya.

Kumara tidak kehabisan akal membangunkan ayahnya dari kekhusukan meditasi. Ia mengambil bulu burung merak kesayangannya. Bulu merak itu dimain-mainkan di telinga dan hidung ayahnya.

Tiba-tiba, angin malam purnama semakin berhembus kencang. Dinginnya malam semakin menyelimuti mimpi-mimpi binatang yang tertidur lelap. Siwa terbangun dari meditasinya yang belum sempurna. “Kumara sayang, apa yang kamu lakukan? Kamu sudah janji kalau setiap malam purnama tidak akan mengajak Ayah bermain. Sebab, Ayah harus bermeditasi,” tegur lembut Siwa kepada putranya.

“Maaf, Ayah, Kumara lupa kalau malam ini adalah malam purnama,” sesal Kumara yang duduk di pangkuan ayahnya. “Tetap saja Kumara sudah melanggar kesepakatan yang sudah disepakati,” Dewa Siwa menghela nafas sedih.

“Ya, Ayah, Kumara sudah tiga kali melanggar kesepakatan. Kumara siap mejalani kehidupan di bumi,” jawab Kumara penuh tanggungjawab.

“Baiklah, anakku sayang. Kumara akan terlahir sebagai Darma dan bisa kembali jika bertemu seorang kakek yang memiliki telur burung merak.” ucap Siwa.

Di bumi, bertahun-tahun kemudian. Suatu siang, di pinggir hutan, angin sepoi-sepoi menyejukkan rumah seorang kakek. Ia tinggal sendirian dan ditemani sebutir telur burung merak kesayangannya. Ia suka mendongeng kepada anak-anak yang mengunjunginya.

“Darma, bisa tolong Ibu sebentar? Bawa makanan ini pada kakek di gubuk pinggir hutan itu!” pinta ibunya.

“Ibu, benar kakek itu suka mendongeng?” tanya Darma. Ia memang selalu mendengar kisah kakek itu dari teman-temannya.

“Ya Darma, kakek itu suka mendongeng, tetapi kakek itu punya permintaan. Jika permintaannya tidak bisa diselesaikan, kakek itu tidak akan mau mendongeng.” jawab ibunya yang merahasiakan permintaan-permintaan aneh kakek itu.

“Ya Bu, Darma pergi mengantarkan makanan ini pada kakek itu,” ucap Darma. Ia pun pergi penuh rasa penasaran. Penasaran akan dongeng yang akan diceritakan oleh kakek.

Sampailah Darma di depan pintu rumah kakek itu. Ia mengetuk pintu rumah kakek itu. Tok-tok-tok.

“Kek, Darma bawa makanan dari ibu.” katanya.

Tiba-tiba, pintu terbuka sendiri. Ia tidak melihat ada kakek di dalam rumah itu. Namun, ia terpana melihat sebutir telur bercahaya di cawan emas.

“Darma mau memiliki telur itu?” suara kakek mengagetkan Darma dari keterpanaannya.

“Kek, telur apa itu? Telur itu kok bisa bercahaya?” tanya Darma keheranan.

“Ini adalah telur burung merak. Jika ingin memilikinya, Darma harus memandikannya di air yang bisa menenggelamkan dan mengapungkan telur burung merak ini.” jawab kakek.

Darma pun mencari air yang dimaksudkan oleh kakek itu. Ia membawa air sumur, tetapi hanya bisa menenggelamkan telur itu. Ia juga membawa air kembang tujuh rupa, air susu, air sungai, dan air danau, tetapi hasilnya tetap sama. Ia mulai putus asa menyelesaikan tantangan kakek itu.

Dalam lamunan keputusasaan, Darma tersontak oleh suara: “Darma, mengapa kau cepat putus asa? Bukankah airku belum kau coba?”

Darma kebingungan mencari suber suara itu. “Siapa kau sebenarnya?” tanya Darma yang masih kebingungan mencari sumber suara misterius itu.

“Aku Dewa Laut. Dewa yang menguasai luasnya laut samudra yang ada di bumi ini,” ucap Dewa Laut.

Darma berputar mengarahkan pandangannya pada sumber suara. Ia terkesima. Ternyata, ia baru menyadari sedang berhadapan dengan pemandangan laut yang indah. “Mengapa aku lupa? Aku belum menggunakan air laut ini. Apa lagi ibu membuat garam dari air laut ini?” pikir Darma.

Darma bergegas pulang membawa air laut itu. “Ibu, di mana garamnya? Darma mau pakai menyelesaikan tantangan kakek itu.” ucap Darma pada ibunya.

“Mengapa Darma menginginkan garam? Untuk apa garam ini?” tanya ibunya sambil menyerahkan garam.

“Nanti Darma ceritakan kepada ibu. Darma sedang buru-buru.” Darma pun pergi membawa air laut itu dan garam ke rumah kakek.

“Darma, tunggu Ibu! Ibu juga mau ikut ke rumah kakek itu,” pinta ibunya. Mereka pun pergi ke rumah kakek itu.

“Masih mau coba lagi atau sudah menyerah? Kakek sudah tidak sabar ingin melihat hasil perjuanganmu,” ucap kakek yang sedang duduk bersila memangku cawan emas berisi telur burung merak.

“Tidak kakek, Darma belum menyerah. Darma sudah membawa air laut dan garam untuk memandikan telur itu,” jawab Darma penuh keyakinan.

“Silahkan lakukan proses pemandiannya sekarang!” pinta kakek itu. Dengan pelan-pelan, Darma memasukkan air laut itu ke dalam kendi pemandian telur burung merak itu. Lalu, perlahan-lahan Darma memasukkan telur itu ke dalam kendi pemandian. Ternyata, telur itu masih tenggelam. Darma mulai bingung. Ia percaya telur itu tetap saja tidak mau mengapung.

“Pasti ada yang kurang? Oh, aku belum memasukkan garam dalam kendi itu,” gumam Darma. Ia memasukkan garam dan mengaduknya dengan pelan. Dengan perlahan-lahan, telur itu naik ke permukaan air laut dalam kendi itu. Telur burung merak kesayangan kakek itu mengapung. Tiba-tiba, sekelebat cahaya keluar dari telur mengapung itu. Cahaya itu masuk ke dalam tubuh Darma. Seketika itu, Darma berubah menjadi Kumara putra Sang Dewa Siwa.

“Apa yang terjadi pada diriku? Apakah aku sedang bermimpi?” keluh Kumara yang seolah-olah baru tersadar dari mimpinya.

“Tidak, putraku. Kumara baru saja menyelesaikan tugasmu di bumi,” jawab kakek itu.

“Mengapa Kumara berada di gubuk ini? Kakek ini siapa? Ibu ini juga siapa?” tanya Kumara yang masih kebingungan.

Tiba-tiba, kakek itu berubah menjadi Dewa Siwa dan ibu itu berubah menjadi Dewi Uma. Seketika itulah, Kumara sadar sudah menyelesaikan tugas dari ayahnya. Kumara pun pergi bersama ibu dan ayahnya ke Khayangan.

Jadi, begitulah Dewa Siwa memperlihatkan kekuatan air. Jika daya angkat air lebih besar dari daya tekan benda, beda itu pun akan mengapung. Jika daya angkat air lebih kecil dari daya tekan benda, benda itu pun akan tenggelam. Ternyata daya angkat air garam lebih besar dari telur, telur pun mengapung. (T)

Tags: ceritadongengPendidikanPengetahuan
Previous Post

Buku, Gaya Hidup, dan Keterasingan…

Next Post

Achmad Hidayat Alsair# Lelaki Penantang, Rencana Malam Kencan

Wayan Purne

Wayan Purne

Lulusan Undiksha Singaraja. Suka membaca. Kini tinggal di sebuah desa di kawasan Buleleng timur menjadi pendidik di sebuah sekolah yang tak konvensional.

Next Post

Achmad Hidayat Alsair# Lelaki Penantang, Rencana Malam Kencan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co