15 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Sumber foto: Twiter @BaleBengong

Sumber foto: Twiter @BaleBengong

“Jalan Usak”, atau “Usak Ulian Jalan” – Renungan Pembangunan

Made Nurbawa by Made Nurbawa
February 2, 2018
in Esai
9
SHARES

KEMARIN sore Pekak Renes main ke rumah. Tumben lumayan rapi, bercelana panjang berkemeja putih, mirip Jokowi. Sambil ngopi ia bercerita kangin-kauh, mulai dari krisis ekonomi sampai urusan jalan benyah alias jalan usak atau jalan rusak, yang selalu ramai dibincangkan di Tabanan.

Menurut Pekak Renes, ada dua hal yang harus kita sikapi bersama yaitu jalan usak dan usak ulian jalan (jalan rusak atau rusak karena jalan. “Keduanya sama-sama serius,” sergah Pekak Renes.

“Koq bise keto, Nang?” tanya saya penasaran.

“Sekarang banyak warga mengeluh karena di beberapa desa, jalan banyak yang berlubang alias aspalnya compang-camping. Sok beker motor dan mobil enggal benyah, ibu-ibu ane beling jeg jejeh ngelewatin. Ngangkut hasil bumi pun jadi susah, padahal pemerintah sedang mendorong pembangunan berbasis pertanian. Tapi jangan salah, banyak juga hal yang usak ulian jalan. Kawasan hijau dan lahan pertanian produktif terus diintip investor, siap-siap fungsinya beralih, ada untuk ruko, kavlingan, cafe dan sebagainya. Itu semua terjadi karena jalan mulus hingga ke pinggir pangkung,” katanya.

Saya memandang Pekak Renes serius.

Ia pun melanjutkan cerocosnya. Menurut dia, karena jalan, penghormatan budaya dan kearifan lokal juga berubah. Pemahaman warga terhadap fungsi jalan pun berubah, kawasan tenget tidak lagi dihormati, misalnya Catus Pata hanya dianggap perempatan alias pertemuan empat arah lalu lintas kendaraan-secara horisontal. Padahal Catus Pata bukan sekadar perempatan lalu lintas kendaraan, tetapi sebuah tempat suci dan disucikan karena erat kaitannya dengan pengetahuan dan keyakinan turun temurun terhadap keseimbangan dan pola hubungan horisontal-vertikal. “Terbukti di Catus Pata  dibangun pelinggih atau patung yang mencerminkan simbul keyakinan budaya/agama,” katanya.

Lebih jauh, Pekak Renes terus nyerocos.  Menurutnya, karena keberadaan jalan, tata ruang pun berubah. Banyak terjadi, hanya karena ingin badan jalan lebar, lurus dan mulus, sikut Catus Pata bergeser dan digeser. Bahkan di banyak tempat jalan yang dibangun lebar, nyaman dan mulus akhirnya merusak tatanan irigasi tradisional-subak. “Bahkan ada juga di sebuah desa, setelah jalan dekat rumahnya diperlebar dan dibetonisasi, kocap krama di sekitarnya kesisipan atau pemalian,” katanya sambil tersenyum.

Terus, kata Pekak Renes, benarkah yang berlalu dan melintas di jalan hanya kendaraan? Kalau jalan hanya untuk lalu lintas kendaraan, mengapa orang Bali melaksanakan pecaruan dan upacara tawur kesanga di Catus Pata (pempatan jalan)? Dan masih banyak dijumpai, jika ada kecelakaan keluarga korban melaksanakan upacara nebusin di pempatan atau di tepi jalan TKP (tempat kejadian perkara). Bahkan di tempat-tempat tertentu banyak pemakai jalan membunyikan klason untuk nyelang margi.

“Dengan adanya semua itu, berarti orang Bali masih meyakini, jalan bukan hanya tempat lalu lintas mobil atau kendaraan saja, tetapi diyakini juga sebagai margi unsur alam lain,” sergah Pekak Renes dengan suara tegas.

Lucunya lagi, kata dia, di sebuah desa di Tabanan bagian kauhan, sejak jalan di desa itu diaspal, banyak orang tua jengah, karena anaknya keruang-keruing minta dibelikan motor baru Cross X. Padahal harga jual kopi lagi anjlok. Lalu apa yang terjadi? Konon setelah dibelikan motor, anaknya malah tidak suka berkendaraan di jalan aspal mulus, tapi lebih suka menerobos jalan setapak di tegalan atau kebun kopi penduduk.  Kedis, alu, lubak, punglor, landak, melaib entah ke mana. Kawasan tenget mereka lintasi begitu saja, nabrak punyan kopi tetangga, ampah dan campah, gruang grueng ngilut gas motor.

“Jadi, jalan usak bukan sekadar jalan berlubang, tetapi jalan usak adalah jalan yang berdampak terhadap terjadinya kerusakan dan/atau ketidakseimbangan alam dan kehidupan,” kata Pekak Renes dengan wajah agak merah, mungkin menahan jengah.

“Ohh, keto, Nang?” Saya bertanya sekaligus mengangguk-angguk. Pekak Renes juga mengangguk.

Beh, kalau dipikir-pikir, benar juga. Jalan usak dan usak ulian jalan, keduanya sama-sama berisiko, membuat tatanan budaya dan krama Bali pati kaplug, akeh gawe kurang pangan alias kriris keyakinan dan tatanan. Kalau begitu kebijakan publik ideal seperti apakah yang harus ditempuh? (T)

Tags: balidesaPembangunantransportasi
Made Nurbawa

Made Nurbawa

Tinggal di Tabanan dan punya kecintaan yang besar terhadap tetek-bengek budaya pertanian. Tulisan-tulisannya bisa dilihat di madenurbawa.com

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Ulasan

Belajar Filsafat dari Anak Band Sekaliber Bob Dylan

Judul : Bob Dylan All The Song The Story Behind Every Track Penulis : Philippe Margotin & Jean Michel Guesdon ...

February 2, 2018
Foto: Mursal Buyung
Esai

Air, Agama Tirta, dan Pariwisata Bali

ADA yang dilupakan oleh sebagian besar masyarakat Bali dalam menata pembangunan Bali, yaitu air. Air dalam sejarah peradaban Bali memiliki ...

February 2, 2018
Wayan Mudita (Foto: Angga Wijaya)
Khas

Wayan Mudita: “Saya Tak Lagi Mendengar Bisikan Suara-suara!”

Lelaki paruh baya itu tampak duduk santai bersama kawan-kawannya. Senyumnya mengembang saat saya tiba di Rumah Berdaya -- komunitas pemberdayaan ...

April 11, 2019
Ilustrasi: Komang Astiari
Cerpen

Kuburan Ayah

  Cerpen: Agus Wiratama ANGIN menghanyutkan aroma tanah yang berbeda. Air mata dan aroma busuk bercampur lalu disajikan oleh tarian ...

February 2, 2018
Pre-Event Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2019 di Movenpick Resort & Spa
Khas

Aram Rustamyants’ New Centropezn Quartet dari Rusia pada Pre-Event Ubud Village Jazz Festival 2019

Pre-Event Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2019 di Movenpick Resort & Spa menjadi pembuka pertama bagi rangkaian agenda roadshow UVJF. ...

August 10, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In