10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Humor Satir ala Etgar Keret – Ulasan Buku “The Seven Good Year”

Ferry FansuribyFerry Fansuri
February 2, 2018
inUlasan
5
SHARES

Buku: The Seven Good Year
Penulis: Etgar Keret
Penerjemah: Ade Kumalasari
Hal: 198 hlm
Penerbit: Bentang
Cetakan 1: Juni 2016
ISBN: 978-602-291-200-2

MEMOAR-MEMOAR yang di tulis Etgar Keret begitu ringan dan mudah dipahami pembacanya. The Seven Good Years sebenarnya menceritakan akan 7 tahun kehidupan di Tel Aviv bersama Lev putranya dan Shira istrinya. Gaya bertutur yang unik dan humoris mengingatkan kita pada almarhum Gerson Poyk, sastrawan kita kelahiran Kupang yang belum sebulan ini berpulang. Etgar mengemasnya dengan sangat apik dan ringan bergaya cerita pendek.

Buku The Seven Good Year dibagi 7 bab sesuai tujuh tahun perjalanan hidupnya, di dalamnya tidak hanya kehidupan pribadi saja tapi kritik sosial dan politik juga tersaji. Seperti kita ketahui bahwa Etgar Keret ini adalah seorang penulis beragama yahudi yang hidup di Israel berdekatan dengan Palestina notabene Islam berseteru pemerintahan Zionis. Peristiwa mengebom ke kota Tel Aviv oleh gerakan Hamas garis keras sudah jadi kebiasaan rutinitas dan pemandangan sehari, itu terlihat pada kisah Pastrami di bab tahun Ketujuh.

Dalam “Pastrami” menceritakan saat ia sekeluarga berkunjung ke utara Tel Aviv menemui saudara disana dan ditengah jalan ada sirene peringatan serangan udara. Lev anaknya ketakutan, Etgar harus membujuk dia agar tidak takut dengan cara membuat permainan roti pastrami (makanan khas Israel).

“Kamu mau bermain game roti tangkup pastrami” aku bertanya kepada Lev.”Apa itu? Dia bertanya, tidak mau melepaskan tanganku.

“Mommy dan aku adalah sekerat roti” aku menjelaskan, “Dan kamu adalah sepotong pastrami, dan kita harus membuat roti tangkup pastrami secepat yang kita bisa. Ayo, pertama kamu tengkurap diatas Mommy” kataku dan Lev berbaring pada punggung Shira dan memeluknya sekuat dia bisa. Aku tengkurap di atas mereka, menahan dengan tanganku di tanah yang lembab agar tidak menekan mereka. Hal 191

Persoalan yang sensitif tentang agama pun ditanggapi santai Etgar, sempat ia diundang oleh Ubud Writer dan Reader Festival di Bali. Sang ayah korban Holocaust Jerman menguatirkan anaknya datang ke Indonesia, gerakan anti Semit dan pembakaran bendera Israel di Jakarta membikin ngeri.

Tapi Etgar menanggapi dengan nyeleneh, ia hanya menunjukkan wikipedia bahwa di Ubud Bali itu mayoritas beragama Hindu dan tak mungkin mereka menanyakan agama apa yang ia anut setibanya di sana. Cuplikan itu tercantum dalam bab tahun kedua dalam kisah “Teman Tidur Yang Aneh”

Tidak hanya itu Etgar juga mengkritik tentang korupsi yang terjadi di negaranya tapi sekali lagi dengan ungkapan yang menggemaskan. Menurut dia semua koruptor itu kucing, ini dikarenakan ia berkiblat pada Lev anaknya.

Pada suatu hari Etgar dipanggil gurunya Lev bahwa anaknya suka memakan permen coklat yang diberikan juru masak sekolah. Peraturan dalam sekolahnya tidak boleh memakan coklat di lingkungan sekolah tapi Lev melanggarnya. Etgar bertanya kepada Lev “Kenapa kau lakukan itu?” jawaban dari Lev “Aku ini bukan manusia tapi kucing..meoow..meow”

Jawaban itu membuat Etgar berimajinasi tinggi mengapa pejabat negara suka korupsi, ternyata semua itu bukan manusia tapi kucing. Semua itu tersaji dalam bab tahun kelima dalam esai Kucing Gemuk, betapa herannya Etgar kenapa sekelas perdana menteri Ehud Olmert melakukan korupsi, ia juga tidak kelaparan atau miskin. Khayalan Etgar terpampang dalam rangkaian dialog antara hakim dan Olmert.

“Jaksa : Tuan Olmert, apakah anda sadar bahwa pemalsuan dan penipuan adalah melanggar hukum?

Olmer : Sebagai mantan perdana menteri yang bermoral dan taat pada hukum, saya sepenuhnya sadar bahwa keduanya melanggar hukum untuk semua warga negara ini. Tetapi kalau anda membaca hukum di negeri ini dengan hati-hati. Anda akan melihat bahwa mereka tidak bisa diterapkan pada kucing! Dan saya, Tuan. Telah dikenal oleh seluruh dunia sebagai kucing gemuk yang malas…..
…meow..meow..meow
hal 111

Etgar sebagai seorang Yahudi selalu dihantui oleh paranoid jika beredar di luar negeri. Ia merupakan anak generasi kedua yang selamat dari peristiwa Holocaust-pembasmian ras yahudi di Jerman. Begitu paranoid akan kata-kata ”Juden Raus” yang artinya Yahudi Keluar, ini terjadi pada saat Etgar mengikuti festival buku di Jerman. Saat malam ada seorang mabuk Jerman masuk restoran terus mengatakan “Juden Raus..Juden Raus” dipikir itu menghina dia hingga mendatangi pemabuk tersebut.

“Aku mendatangi orang itu, lalu berkata dalam bahasa Inggris dengan nada yang mencoba terdengar tenang,”Aku seorang yahudi. Anda ingin mengeluarkanku dari sini? Ayo lakukan saja, keluarkan aku!” Orang Jerman itu, yang tidak mengerti satu kata pun dalam bahasa Inggris, tetap berteriak dalam bahasa Jerman, dan tidak berapa lama kemudian, kami melakukan aksi saling dorong” hal 35

Etgar sebelum menjadi penulis dan dosen pengajar adalah seorang tentara berumur 19 tahun. Ia ditempatkan di kamp dalam ruangan bawah tanah yang dingin dengan shift panjang. Dalam waktu yang senggang itu Etgar iseng menulis sebuah cerita pendek yang menurut ia bagus. Ia coba menunjukkan itu ke kakaknya yang sedang membawa anjing mereka jalan sambil membaca tulisan Etgar.

“Cerita ini bagus” kata kakakku. “Mengesankan. Kamu punya salinannnya” Aku bilang, aku punya. Dia memberiku senyuman kakak yang bangga kepada adiknya, kemudian dia membungkuk dan menggunakan kertas itu untuk mengambil kotoran anjing dan membuangnya ke tempat sampah.
Itu adalah momen ketika aku menyadari bahwa aku ingin menjadi seorang penulis.
hal 123

Tulisan-tulisan Etgar ini layaknya menertawakan kehidupan karena tawa adalah obat terbaik akan kesedihan daripada menyesalinya. Dikemas dengan humor gelap dan sindiran-sindiran yang membuat kita ketawa sendiri.

Sesuatu menghibur memoar-memoar yang ditulisnya, semua itu memang nyata ada dimasyarakat kita. Kita diajak untuk ketawa bahwa serumit apapun kehidupan, dibuat tetap waras. Anda perlu ketawa ala Etgar Keret penulis yang lahir di Rahmat Gan-Israel 20 Agustus 1967 ini. (T)

Tags: Bukuresensi
Previous Post

“Rumah” bagi Anak Punk

Next Post

Tualang Banyuwangi (1) – Bertaruh Nyawa di Kawah Ijen

Ferry Fansuri

Ferry Fansuri

Lahir di Surabaya, 23 Maret 1980. Penulis, fotografer dan entreprenur lulusan Fakultas Sastra jurusan Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Pernah bergabung dalam teater Gapus-Unair dan ikut dalam pendirian majalah kampus Situs dan cerpen pertamanya "Roman Picisan" (2000) termuat. Mantan redaktur tabloid Ototrend (2001-2013) Jawa Pos Group. Sekarang menulis freelance dan tulisannya tersebar di berbagai media Nasional

Next Post

Tualang Banyuwangi (1) – Bertaruh Nyawa di Kawah Ijen

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co