31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Siwalatri: Bukan Penebusan Dosa, tapi Merenungkan Dosa Pikiran, Kata dan Perbuatan

Made Arista BangahbyMade Arista Bangah
February 2, 2018
inOpini

Foto: Mursal Buyung

73
SHARES

KITA mulai dengan cerita Lubdaka. Ia adalah pendosa besar. Setiap hari berburu ke tengah hutan. Lubdaka pemburu ulung yang jarang gagal mendapatkan buruan.

Namun, entah kenapa, pada hari itu nasib sial sedang mempermainkannya. Di tengah belantara raya tak seekorpun binatang buruan yang ia dapat. Ia jengah, sehingga langkah kakinya terus diayun ke pedalaman hutan. Hingga jauh ke dalam hutan.

Menjelang petang, ia tak bisa pulang. Hutan begitu gelap.

Di tengah kegelapan malam ia memilih sebuah pohon untuk dijadikan tempat bermalam. Ia naik pohon. Sebagai pemburu berbalik menjadi mangsa binatang buas. Dari atas pohon ia selalu waspada, tanpa sedikitpun mau disandera alam tidur.

Tanpa ia sadari, di bawahnya Siwa sedang samadhi dalam wujud lingga di tengah sebuah kolam. Agar tak diserang kantuk, ia memetik daun. Daun yang ia petik adalah daun bila/bilwa. Satu per satu daun jatuh menimpa ujung lingga.

Keesokan harinya ia pun pulang hanya membawa diri dan peralatan berburu. Ternyata saat itu, dalam catatan Dewa Siwa, Lubdaka dalam kehidupannya tidak alpa melaksanakan Siwalatri, walau ia tidak tahu bahwa hari itu adalah malam Siwa.

Atas apa yang dilakukannya dengan iklas, tanpa disadari, sembari menahan kantuk, lapar dan selalu waspada dalam kegelapan, ketika ajal menjemput, rohnya diselamatkan dari cengkraman api neraka oleh Siwa. Walau ia penuh dosa karena membunuh banyak binatang buruan. Arwahnya pun menikmati nikmat surga sembari dilayani bidadari dan bergelimang kemewahan.

Demikianlah singkat cerita Lubdaka yang menjadi ispirasi bagi masyarakat Hindu di Bali untuk bangkit merayakan dan memaknai Siwalatri.

Apakah cerita Lubdaka yang dijadikan contoh cerita dalam Siwalatri Kalpa hanya berhenti sampai di sana? Bukannya cerita-cerita Hindu penuh kiasan dan mengandung makna yang dalam? Mari kita telisik bersama-sama dalam perenungan diri.

Malam Paling Gelap

Malam paling gelap gulita yang diyakini Umat Hindu yakni panglong ping 14/purwanining tilem sasih kepitu, sehari sebelum bulan mati pada bulan ketujuh dalam putaran tahun Saka. Pada malam itulah Lubdaka bermalam di atas pohon sambil memetik daun bila sebagai penghilang rasa kantuk.

Kini, pada malam tergelap itu, pemuja Siwa di Nusantara memperingati sebagai hari Siwalatri. Saat gelap gulita itulah Dewa Siwa dalam samadhi dipuja dengan keheningan, sembari berintrospeksi diri mendengarkan kidung suci, ada juga dengan laku tanpa ucap, tanpa tidur, tanpa makan dan minum sedikitpun.

Konon barang siapa yang mampu tulus, iklas, tanpa pamer dan tanpa kepura-puraan menjalankannya, setelah ajal menjemput, jiwanya diyakini terbebas dari derita seperti Si Lubdaka yang dikisahkan dalam nasakah Kakawin Siwalatri Kalpa itu.

Siwalatri Kalpa merupakan naskah kakawin yang dikarang orang suci yang lepas dari jerat duniawi, Pengarang itu menamakan diri Tanakung yang hidup pada abad ke-5. Naskah berbahasa Jawa Kuna inilah menjadi pijakan umat Hindu Nusantara untuk tidak alpa melaksanakan Siwalatri setiap tahun.

Perayaan Siwalatri bahwasanya mengandung pijakan dasar perenungan yang dirangkai dalam sebuah kisah yang menarik oleh Mpu Tanakung. Mpu Tanakung mahir menyisipkan ajaran kepada umat manusia supaya tidak lupa merenung dan bercermin dari kisah hidup Lubdaka.

Tampaknya Mpu Tanakung mengamanatkan manusia supaya tidak alpa menggali sedalam-dalamnya makna Siwalatri, kemudian tidak alpa mengimplementasikan dalam kehidupan, lalu apa yang ada dalam Siwalatri Kalpa bukan lagi sebuah cerita dalam jagat antah berantah atau terpasung dalam teks using. Namun terealisasi dalam kehidupan sebagai media memantapkan diri mengenal jati diri, sehingga menjadikan manusia berkesadaran jiwa.

Bukannya manusia sering lupa diri? Lupa makan, minum, dan lain sebagainya jika ia terpasung dalam nikmat duniawi yang ia senangi? Bukankah dunia ini terkadang menjadi candu yang menjerumuskan manusia ketika ia tak sadar akan Siwa dalam diri (Siwatma/jiwa)?

Bukan Penebusan Dosa

Siwalatri Kalpa juga memberikan harapan baru pada manusia untuk selalu mampu lebih baik pada setiap keadaan. Siwalatri sebagai hari penuh berkah untuk merenungkan dosa-dosa pikiran, perkataan dan perbuatan dan bukan sebagai hari menebus dosa, lalu esok harinya berbuat dosa lagi. Atau dapat dikatakan Lubdaka menjadi “Lubdaki” pada dunia kekinian yang berhati penuh daki, iri dan dengki.

Mungkin juga Siwalatri Kalpa menyadarkan manusia supaya tidak alpa diri dalam kegelapan jiwa. Dari kegelapanlah manusia dituntun untuk menengok indahnya dunia terang. Bukannya dari kegelapan indahnya bintang-bintang kelihatan terang-benderang?

Ataukah kita yang hidup dalam dunia gelap telah lupa melihat bintang karena saking asiknya bermain petak umpet dalam kegelapan? Oleh karena itu, dari dunia gelap yang penuh dosa diproyeksikan dalam laku introspeksi diri dalam dunia terang, sehingga mana laku yang kotor dan bersih bisa dipilah dengan bijak.

Ada yang mengatakan Siwalatri adalah hari penebusan dosa, namun dalam ajaran Hindu tidak ada istilah penebusan dosa. Dosa mengalir bersama karma yang selalu mengikuti ke mana pergi. Siwalatri sejatinya dirayakan sebagai momentum manusia untuk sadar akan diri.

Jadi, Siwalatri tak dimaknai hanya satu tahun sekali, namun spirit Siwalatri diamalkan setiap hari, dengan sadar bahwa diri bagian dari Siwa yang di dalam diri kita bersemayam sebagai Siwatman/jiwa. Jadi Siwalatri bukan hari penebusan dosa, namun hari mengenal dosa-dosa untuk kesempurnaan diri ke depan.

Kini Siwalatri dirayakan serentak di sekolah-sekolah, kantor dan oleh masyarakat Bali, namun semuanya lebih tampak seremonial atau hanya menerima cerita Lubdaka sebagai cerita pembebasan dosa. Tapi pemaknaan cerita tersebut masih dangkal dihayati dan diimplementasikan, perayaan yang hanya semarak tampak kurang begitu menyentuh makna, Alpa makna.

Terbukti, banyak di antara muda-mudi dengan alasan Siwalatri keluar malam bersama pacar lalu mojok di tempat remang-remang. Namun apa boleh buat, kini apa yang diamanatkan dalam kolam susu Siwalatri Kalpa kian menyimpang dan terkontaminasi.

Sejatinya Siwalatri Kapla mengajarkan manusia untuk selalu menelisik yang alpa di dunia ini untuk diingat kembali, sehingga kesalahan dan kekeliruan semakin terang benderang, mampu menyadarkan diri dari mimpi-mimpi duniawi yang hedonis dan materialistis. Begitu juga mencari yang “Alpa” dalam artian nihil, kosong namun dimaknai ada. Bukankah puncak ajaran Hindu untuk menyatukan Siwatman dengan Paramasiwa, manunggaling kawula gusti, menyatu dengan Siwa yang Alpa? (T)

Catatan:

Dalam versi lain tulisan ini sudah dimuat di Majalah Wartam.

Baca juga: Siwaratri: Puncak Kesadaran “Pemburu Pengetahuan” terhadap Intisari Pengetahuan

Tags: balihindurenunganSiwaratri
Previous Post

Siapa Penonton Film “Istirahatlah Kata-Kata” di Bali?

Next Post

Siwaratri: Puncak Kesadaran “Pemburu Pengetahuan” terhadap Intisari Pengetahuan

Made Arista Bangah

Made Arista Bangah

Lahir 07 Maret 1986 di Banjar Bangah, Desa Baturiti, Tabanan. Kini sedang menuntaskan S3 prodi Ilmu Agama dan Kebudayaan di UNHI Denpasar. Ia juga gemar menekuni naskah lontar, mengoleksi buku, melukis, dan menulis.

Next Post

Siwaratri: Puncak Kesadaran “Pemburu Pengetahuan" terhadap Intisari Pengetahuan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co