10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bukan Salah Sejarah, jika Takut pada “Hantu” dalam Sejarah

Gusti Ayu Ratna SaribyGusti Ayu Ratna Sari
February 2, 2018
inOpini

Foto: Mursal Buyung

61
SHARES

SUDAHKAH baca berita terbaru di negeri ini? Saat sebuah ormas demo di depan Mabes Polri, bendera merah putih yang kita banggakan ditulisi kata-kata yang saya sendiri tidak bisa baca dan artikan maknanya, apalagi ditambah gambar dua pedang menyilang.

Sempat terpikir bahwa orang Indonesia seperti mereka ternyata memiliki jiwa seni berlebih, saking berlebihnya mereka menuangkan karya seni bukan pada tempatnya. Jangan-jangan mereka pikir bendera sederhana yang hanya terdiri dari dua warna, merah dan putih, itu terlalu biasa sehingga mereka ingin berinovasi di atasnya.

Tapi mari kita doakan saja bakat seni berlebih mereka itu bisa tersalurkan dengan baik, mungkin mereka bisa membuat mural di tembok lapas agar penjara di Indonesia bisa lebih indah. Atas izin Kapolri tentunya.

Sebenarnya saya tidak ingin ngomongin bendera merah putih dalam peristiwa itu. Ada yang lebih menarik perhatian saya. Lagi-lagi nama PKI disebut-sebut dalam demo itu, seperti banyak demo sebelumnya.

Harus saya akui dengan jujur, sampai detik ini saya sedikit gagal paham ketika banyak orang begitu takut kepada PKI yang sudah dilenyapkan lebih dari 50 tahun yang lalu. Saya bisa paham bahwa negara ini memiliki ideologi sendiri yaitu Pancasila yang kita akui dan sepakati bersama sebagai dasar negara yang tidak akan pernah kita ubah. Saya juga paham bahwa TAP MPRS no 25 tahun 1966 masih berlaku Tapi apa hanya karena itu?

Sejak zaman Orde Baru, kebencian terhadap PKI selalu dihubungkan dengan sebuah peristiwa berdarah paling mengerikan yang merenggut nyawa jenderal-jenderal AD saat itu. Peristiwa itu diberi nama G30S dan pemerintah menunjuk PKI sebagai otaknya.

Yang penasaran, skenario peristiwa itu bisa ditonton dalam film Pengkhianatan G 30 S PKI karya Arifin C. Noer. Tapi apakah yang digambarkan dalam film itu benar? Tidak ada yang bisa menjamin 100%. Karena sebuah peristiwa masa lalu tidak pernah bisa digambarkan kembali 100%.

Ketika saya membaca sebuah artikel opini yang mengatakan bahwa hampir tidak mungkin penulis sejarah benar-benar jujur, saya tidak mendebat opini itu karena memang demikian adanya. Jujur dalam konteks ini adalah mengungkap sebuah peristiwa di masa lalu sebagaimana adanya saat itu.

Saya sendiri berkeyakinan hanya Tuhan dengan keajaibannya yang bisa memperlihatkan peristiwa semacam itu. Bahkan saat ada dua orang menjadi saksi mata peristiwa yang sama, tidak jarang mereka melihatnya dengan cara yang sangat berbeda.

Dalam tahapan orang ingin menulis sejarah, sebelum data diolah menjadi sebuah tulisan maka ada tahap interpretasi, pemaknaan. Pemaknaan tentunya adalah hasil dari pemikiran dan pengetahuan pribadi penulis tentang apa yang dia temukan. Ini sama seperti sudut pandang saat kita melihat sebuah kasus, dengan sudut pandang tersebut kita akan bisa berkomentar atas kasus tersebut.

Dan saya pikir, subjektivitas yang ditunjukkan dalam proses interpretasi inilah yang membuat banyak orang men-judge dan menurunkan derajat sejarah sebagai ilmu menjadi cerita karangan bahkan dongeng semata.

Mungkin ada andil guru sejarah, tapi jelas ini bukan salah sejarah. Saya rasa kasus PKI bisa dijadikan contoh yang cukup bagus. Jika saya tanya, apa yang kita ketahui tentang PKI atau sejarahnya? Apa yang sebenarnya kita pahami tentang komunisme?

Saya cukup ragu jika kita akan bisa menjelaskan jawaban atas pertanyaan tersebut dengan lancar. Saya tidak berharap bahwa jawaban atas dua pertanyaan tersebut lagi-lagi akan dijawab dengan menyebut tanggal 30 September 1965 atau kudeta atau tujuh jenderal yang diculik yang kita hormati sebagai pahlawan revolusi.

Hal-hal tersebut mungkin berhubungan, tapi terlalu berlebihan rasanya jika kita membenci setengah mati sebuah ideologi atau kelompok (yang sudah dilenyapkan) berdasarkan satu peristiwa saja.

Buktinya, kita tidak sebenci itu terhadap kelompok-kelompok lain yang juga pernah memberontak kepada negeri ini bahkan secara jelas ingin membangun negara atas dasar ideologi selain Pancasila. Jika kita belajar sejarah, tentu kita tahu itu.

Kenapa juga kita tidak marah saat kurang lebih tiga juta (pengakuan Sarwo Edhie) anak bangsa dibinasakan dan banyak di antaranya tanpa proses hukum karena dituduh PKI? Dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada pahlawan, perlakuan itu seikit tidak adil karena toh mereka sama-sama manusia Indonesia.

Dan jika kita yakin bahwa seorang sejarawan hampir tidak mungkin mengungkapkan kebenaran 100%, maka bukan sebuah dosa jika kita mulai meragukan isi buku sejarah yang pernah kita baca saat SMA dulu.

Ragukanlah, lalu cari tahu dari sumber lain, maka kita sesungguhnya sedang dalam proses belajar menjadi kritis. Jika ini terjadi di dalam kelas saya, maka ini sesungguhnya adalah tantangan yang menyenangkan bagi seorang guru sejarah. Sayangnya kebanyakan orang saat mulai meragukan sejarah malah berhenti bertanya dan akhirnya tidak akan pernah menemukan jawaban yang cukup meyakinkan.

Seringkali dalam aktivitas di media sosial, beberapa teman begitu mudah membagikan sebuah berita dengan judul yang sangat provokatif dan menarik, namun ketika dibaca isinya tidak sesuai judul. Fenomena itu membuat saya berasumsi bahwa jika ada orang yang sering terjebak dengan hal-hal remeh seperti ini, bukan tidak mungkin kita juga sedang terjebak untuk membenci sesuatu yang sesungguhnya isinya tidak kita ketahui secara pasti.

Kita sebenarnya jarang mau tahu apa yang dicap sebagai musuh kita itu. Bagaimana kita tahu ideologi itu jahat jika kita tidak pernah memahami isi ideologi itu? Itu sama seperti kita bersikeras bahwa jeruk itu pasti asam padahal kita tidak pernah makan jeruk, sehingga kita tidak pernah tahu bahwa ada jeruk yang manis.

Jika kita tak tahu dan tak mau tahu tentang “sesuatu” dalam sejarah, itu sama juga dengan kita menciptakan “hantu” dalam sejarah, lalu kita takut sendiri. Jika begitu, jika kita tidak tahu, jika tidak mau tahu, tentu ini bukan salah sejarah toh. (T)

Tags: Komunismerah putihPendidikansejarah
Previous Post

Kenapa Orang Bali Suka Ahok?

Next Post

Membicarakan Made Sugianto dan Sastra Bali Modern di Hari Saraswati

Gusti Ayu Ratna Sari

Gusti Ayu Ratna Sari

Lahir di Kaliasem, 16 Desember 1994. Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha. Senang belajar sejarah, bicara politik dan beroganisasi.

Next Post

Membicarakan Made Sugianto dan Sastra Bali Modern di Hari Saraswati

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co