12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Niat Total Lestarikan Drama Gong dan Pencak Silat – “Raja Buduh” Yudana dalam Kenangan

Kambali ZutasbyKambali Zutas
February 2, 2018
inEsai

Pasangan pemain drama gong legendaris Petruk (Nyoman Subrata), Raja Buduh (alm. Gede Yudana), Dolar (alm. Wayan Tarma). Sumber foto internet

258
SHARES

GELAK tawa penonton tak pernah berselang di arena drama gong, waktu itu. Seni pentas yang begitu akrab, guyub dan populer. Kemunculan punakawan Dolar dan Petruk dan disusul datangnya Raja Buduh (Raja Gila) selalu mengocok perut penonton yang berjubel.

Itu adalah gambaran suasana ketika Drama Gong Sancaya Dwipa tampil, terutama ketika punakawan Dolar-Petruk dan Raja Buduh beradu dialog dan laku di atas panggung. Pengeras suara begitu banyak digantung di atas arena menjadi pemandangan khas pementasan drama itu, sekaligus menambah semakin jelasnya dialog lucu antarpemain.

Suara-suara meledak penuh canda tawa dibalut dengan semangat bermain yang tinggu membuat suasana panggung riuh riang gembira. Apalagi, guyonan-guyonan mereka memang diambil dari gurauan dan perilaku sehari-sehari masyarakat khas di Bali, sehingga hiburan rakyat itu menjadi sangat akrab di mata dan di hati.

Siapa yang yang tak kenal dengan tokoh Dolar dan Petruk. Tingkah-polah dan kata-katanya bahasa Bali selalu diingat penonton. Teriakan “Dolar” dari penonton dan di atas panggung bak menenggelamkan nama sebenarnya tokoh itu, Wayan Tarma (almarhum). Demekian juga nama I Nyoman Subrata tak begitu dihiraukan karena pekik “Petruk” jauh lebih terkenal. Mereka berdua selalu tampil dengan memerankan punakawan.

Tapi ada satu lagi tokoh yang tak kalah menariknya. Adalah tokoh raja, ya Raja Buduh, Raja Gila. Gila adalah sebuah kejahilan, tulalit, lucu dan suka menggoda Sang Putri dan para dayangnya. Tak jarang si Raja Buduh ini pun dikerjai oleh Dolar dan Petruk. Peran raja dengan perwatakan tegas, suara amarah, lantas disambut lelucon Dolar dan Petruk menjadi sebuah momen yang tak segan diisi tawa terpingkal-pingkal.

Khusus nama terakhir Si Raja Buduh, kita kenal di luar panggung dengan nama I Gede Yudana. Sosok ini sesungguhnya sudah terkenal sejak era 1980-an ketika drama gong sedang jaya-jayanya. Salah satu yang melambungkan namanya adalah Drama Gong Bhara Budaya.

Totalitas sebagai pemain drama gong dibuktikan Yudana dengan mendapatkan anugerah penghargaan peran pembantu terbaik se-Bali pada 1987 dan peran terbaik se-Bali pada lakol Bagus Bego 1998.

Belakangan, pada masa-masa akhir berjayanya seni pertunjukan drama gong di Bali, Yudana main dalam grup drama gong Sancaya Dwipa. Kegilaan sekaligus kelucuannya tetap tak redup meski pamor drama gong mulai redup.

Waktu itu, dalam lakon “Raja Angin Ribut”, ada adegan ia menyuruh Dolar beli makan. Sebenarnya, sebelumnya ia menyuruh Petruk beli makan. Dan Petruk pun melaksanakan dan membawa nasi bungkus pesan itu. Namun ia tidak ketemu Si Raja dan justru ketemu dengan Dolar. Petruk ada keperluan, lalu menitipkan makanan kepada Dolar tanpa pesan apapun.

Tanpa ragu, Dolar memakan nasi bungkus milik Sang Raja. Pada saat Dolar makan, datangnya Si Raja. Ia marah, Dolar telah memakan nasinya. Marah reda karena bagaimana mau dimakan, nasi dimakan Dolar.

Ia kemudian menyuruh Dolar dan mengeluarkan uang tanpa dompet dari saku celana yang terbungkus rapi kostum Raja. Waktu itu uang yang diberikan ke Dolar Rp 50.000 (cukup banyak untuk ukuran harga nasi bungkus). Nah, Dolar dengan hitungan cepat Rp 25.000 untuk beli nasi dan separonya untuk upahnya. Dolar dan Petruk pun kembali menjahili dalam babak ke babak dalam pentas itu.

Saya (penulis), memiliki kenangan mendalam pada edisi 2007- 2010. Ia dikenal sebagai pribadi yang tegas, totalitas, perfectionist, dan senang membantu orang. Kepribadian yang mirip ketika ia berada di atas panggung. Totalitas memerankan Si Raja Buduh di drama gong, tak canggung-canggung ia mainkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Totalitas itu misalnya ia tunjukkan ketika mengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bali.

I Gede Yudana lahir di Ubung 14 Januari 1945. Di luar panggung, selain sebagai pemilik Hotel Batukaru, Ubung, ia memang mengabdikan diri di Pencak Silat Bali. Ya, ia menjadi menjadi Ketua Harian Pengurus Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bali. Sebagai pengurus totalitas tak perlu diragukan lagi.

Di tahun 2007 lalu misalnya, Pencak Silat Bali meloloskan atletnya untuk tampil pada multievent terakbar empat tahunan Pekan Olahraga Nasional (PON). Ia pun mendampingi pada PON XVII/2008 Kaltim. Hasilnya para pendekar PON Bali di runner upa cabor bela diri asli Indonesia ini. Pesilat Bali mendulang 3 medali emas, 5 perak, dan 5 perunggu.

Bahkan ia yang sebenarnya sakit namun kecintaan terhadap pencak silat tak bisa dibendung. Yudana pernah pingsan di GOR pada saat mengawasi jalannya pertandingan pencak silat. Tepatnya pada saat Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali IX/2009 di Badung. Bahkan di saat jantung Yudana telah terdeteksi ring-2 dan sempat diperiksakan di Malaysia ia ingin melihat arena pencak silat. Yudana pun cita-cita mendirikan sebuah padepokan pencak silat. Padepokan yang akan dijadikan pusat latihan pencak silat.

Namun, Yudana harus mendapatkan perawatan di UGD RSUP Sanglah, Denpasar sejak pada 14 Januari 2010 atau bertepatan dengan hari ulang tahun yang ke-65. Keluarga waktu itu sudah mempersiapkan tempat dan perlengkapan acara ulang tahunnya. Seperti kue tar. Dua hari berikutnya pada kabar duka benar-benar tiba. Tepatnya pada 16 Januari 2010 sekitar pukul 21.30 Wita lalu, Si Raja Buduh benar-benar tutup usia di RSUP Sanglah. Ia meninggal dunia karena terserang penyakit komplikasi stroke, ginjal, gula, dan jantung.

Di rumah duka waktu itu tampak Ketua PB IPSI 1981-2003 dan Presiden Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (PERSILAT), Mayor Jenderal (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya. Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984-1987 ini menyebut Yudana sebagai sosok yang pantang menyerah dalam melestarikan budaya leluhur. (T)

Tags: balidrama gongin memoriampencak silat
Previous Post

Bintang Hujan yang Mekar Seperti Bunga Lily

Next Post

Tumbuh Bersama Puisi – Ulasan (Lagi) Buku Puisi Andy Sri Wahyudi

Kambali Zutas

Kambali Zutas

Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, kini tinggal di Denpasar, Bali. Kesibukan sehari-hari selain jurnalis, juga menulis esai, puisi, dan cerpen. Berkecimpung di organisasi profesi sebagai Anggota Bidang Etika dan Profesionalisme AJI Kota Denpasar.

Next Post

Tumbuh Bersama Puisi – Ulasan (Lagi) Buku Puisi Andy Sri Wahyudi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co