11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menghubung-hubungkan “Om Telolet Om” dengan Banjir Pancasari dan Pariwisata Buleleng

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inEsai

Foto: screenshot video KmgYudha

108
SHARES

MARILAH kita hubungkan fenomena “Om Telolet Om” dengan pariwisata Buleleng, Bali Utara, dan banjir yang kerap terjadi di sejumlah wilayah, seperti di kawasan Pancasari.

Apakah fenomena itu memang berhubungan? Ya, marilah kita hubung-hubungkan.

Dulu, selalu ada wacana, semacam keluhan, yang dihembuskan oleh sejumlah tokoh bahkan oleh pejabat di daerah ini. Bahwa, pariwisata Buleleng tidak berkembang, karena wilayah itu tak dilewati bus besar yang mengangkut rombongan turis, domestik maupun mancanegara.

Bus hanya lalu-lalang di wilayah Bali bagian selatan. Jika pun ada bus yang lewat di wilayah utara, ya, mereka hanya lewat saja. Jika berhenti, paling hanya berlabuh kencing atau berhenti karena ada penumpangnya yang mabuk darat. Jarang turun untuk belanja atau beli oleh-oleh, karena duit bekal mereka sudah habis di kawasan Joger, Luwus, dan di Bedugul.

Maka, gencarlah pejabat di Buleleng mengusulkan agar bus-bus yang mengangkut turis domestik dari luar Bali, terutama dari Jawa, dialihkan jalurnya. Bila perlu, begitu masuk Gilimanuk, bus dialihkan belok kiri di wilayah Cekik, Jembrana. Lalu bus menyusur pantai utara (pantura) Bali, masuk Pemuteran, lalu Lovina, kemudian Singaraja, baru kemudian belok kanan menuju Bedugul untuk diteruskan ke Bali bagian selatan.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam serasehan yang digelar Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali di Lovina, September tahun 2013, mengatakan pariwisata Buleleng terpuruk karena dihadapkan pada sejumlah persoalan. Misalnya Buleleng hanya bisa menikmati kedatangan tamu selama sekitar 2,5 bulan. Sementara selama 9,5 bulan hotel dan restoran sepi.

Untuk itulah ia terus berjuang ke sejumlah pihak di Provinsi Bali untuk menetapkan jalur bus pariwisata dari Gilimanuk melawati jalur pantura. Jika jalur bus dialihkan ke jalur pantura, ia yakin pariwisata Buleleng yang terpuruk bisa bangkit kembali.

Usul itu rupanya diakomodasi. Sejak dua tahun lalu, bus-bus besar yang mengangkut turis domestik, terutama rombongan pelajar dan mahasiswa, mulai masuk ke jalur pantura. Hanya saja, bus itu bukan masuk lewat pantura, melainkan pulang lewat pantura.

Begitu turun dari kapal di Gilimanuk bus tetap lempeng di jalur selatan menuju Tanah Lot, Kuta, Denpasar dan sekitarnya. Setelah turisnya puas, baru pulang melewati jalur Denpasar-Bedugul-Singaraja. Seperti biasa, mereka singgah di Joger, Bedugul, lalu ke Singaraja. Dari Singaraja, bus melewati pantura untuk balik ke Jawa.

Jika dulu, turis lokal itu menghabiskan bekal di Joger dan Bedugul, kini tampaknya mereka mulai menyisakan bekal untuk dibelanjakan di Bali utara. Ini karena bos kita, Cok Krisna, sudah membangun pasar oleh-oleh, tempat makan, dan arena permainan di wilayah pantura, tepatnya di Temukus.

Jadi, sejak itu juga sebenarnya telolet sudah terdengar di jalur rumit Denpasar-Singaraja dan di jalur pantura Bali. Sejak sekitar dua tahun lalu, sopir bus sudah sangat kerap membunyikan klakson uniknya itu, meski tak ada anak-anak bergerombol sambil meneriakkan “Om Telolet Om” di tepi jalan.

Jalur yang berliku, turun-naik yang ekstrem dan belokan yang tak terduga, di jalur Bedugul-Singaraja, membuat si sopir memang harus berkali-kali membunyikan “telolet” meski tak ada permintaan dari anak-anak iseng tepi jalan.

Jika Anda sedang mendakikan mobil di jalur itu, dan tiba-tiba terdengar telolet di balik tebing di satu belokan, saya yakin Anda akan dengan cepat menurunkan gas, over ke gigi rendah, dan menepikan mobil. Telolet seakan jadi tanda bahwa tikungan itu akan sepenuhnya dikuasai bus dengan badan yang lebar. Telolet, di jalur itu, adalah tanda bahwa yang kecil sebaiknya bersabar.

Sabar juga berlaku bagi mobil yang berada di belakang bus, apalagi di belakang lima bus yang bergerak beriringan. Jadi, telolet, adalah tanda bahwa yang di belakang juga sebaiknya sabar. Jadi, sekali lagi, telolet bukan barang baru di jalur Denpasar-Singaraja dan jalur pantura Bali.

Dengan demikian, kini, ketika dunia dilanda demam “Om Telolet Om”, demam itu sampai juga di jalur itu. Di sejumlah tepi jalan di kawasan Bedugul, Pancasari, Singaraja, Lovina, Seririt, hingga Gerokgak, anak-anak dan orang dewasa, ikut-ikutan meniru trend: berdiri di tepi jalan dan ketika bus datang mereka berteriak “Om Telolet Om” sembari mereka ikut bergoyang. Bayangkan jika tak ada bus lewat di jalur itu, tentu anak-anak tak bisa ikut-ikutan teriak di tepi jalan.

Sayangnya, ketika demam telolet sedang panas-panasnya, eh, terjadi banjir di Pancasari dan kawasan Bedugul. Ancaman banjir juga kerap terjadi di jalur pantura, seperti di Seririt, Penyabangan dan Pemuteran. Di Pancasari, bahkan terjadi banjir parah, Rabu 21 Desember malam hingga Kamis 22 besoknya. Jangankan bus besar, mobil ramping pun tak bisa lewat di jalur itu.

Saya lihat, teman-teman wartawan yang liputan di kawasan banjir mengunggah video di facebook. Di sela cari berita, foto dan gambar video, mereka tampak ikut mengacungkan tangan meminta telolet ke arah bus yang lewat di atas aspal berlumpur bekas banjir. Si sopir bus tentu bermurah hati, dan telolet pun terdengar.

Tapi suara telolet terdengar aneh, seperti suara cemas dan suara lelah si sopir bus. Si sopir yang cemas dihadang banjir dan lelah dihimpit macet total. Apalagi setelah itu ia akan membawa bus dengan super hati-hati di jalur turunan berkelok menuju Singaraja. Mungkin dalam hati, si sopir berbisik, “Ya, Tuhan, mudah-mudahan hanya sekali ini saja gue bunyikan telolet di jalur ini.”

Jadi, intinya, jika ingin terus-terusan mendengar telolet di jalur Denpasar-Singaraja dan jalur pantura, dan jika ingin anak-anak selalu bisa meneriakkan “Om Telolet Om” di tepi jalan itu, maka siapa pun yang berwenang harus mengatasi banjir di jalur rumit itu, terutama di jalur banjir langganan seperti Pancasari, Lovina, Seririt, Penyabangan dan Pemuteran.

Kalau banjir berulang-ulang itu tak segera diatasi, maka jangan salahkan sopir bus jika telolet tak akan terdengar lagi di jalau-jalur pariwisata di Bali Utara. Dan teriakan “Om Telolet Om” tak terdengar juga di tepi jalan.

Jika telolet tak terdengar lagi, ya, siap-siaplah pariwisata Bali Utara gulung tikar. (T)

Tags: bencana alambulelengPariwisatatransportasi
Previous Post

Natal Sangat Dekat: Kasih Harus Dinyatakan

Next Post

“Euforia Ku Hampa”, Penyempurna Kesedihan – “Nyen Sakit Ati, Ne Dingehin, Diolas!”

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

“Euforia Ku Hampa”, Penyempurna Kesedihan – “Nyen Sakit Ati, Ne Dingehin, Diolas!”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co