BELAKANGAN ini pikiran saya kerap dihinggapi kenangan. Berloncatan di benak, tertambat di batin. Apalagi di penghujung tahun seperti saat ini, kenangan seperti menunjukkan kekuatannya. Kadang tak diinginkan. Tapi tak bisa dihindari. Dia hadir mengacak-acak ketentraman. Kadang membuat galau berlanjut.
Mengapa untuk sebagian orang kenangan itu menjadi penting? Kenangan mungkin serupa mesin waktu dalam laci pikiranmu. Di mana sesekali, jika ingin, kau bisa melongok ke dalamnya. Atau semacam obat yang sebenarnya tak ingin kau minum tapi harus kau telan agar sesak di dadamu dan pengap di benakmu bisa berkurang.
Kenangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang membekas dalam ingatan; kesan dalam ingatan (pikiran). Kenangan hadir sebagai produk pikiran dan perasaan. Bukan hanya kenangan indah, seringkali kenangan yang kurang menyenangkan yang malah doyan melekat dan ingatan dan membuat sedu di hati. Banyak kenangan yang sulit dilepaskan. Terutama kenangan yang sempat mengguncang kedamaian dan kenyamanan.
Kenangan itu menurut saya semacam katharsis bagi segala bentuk kesedihan dan kebahagiaan. Mungkin sesuatu yang tak kuasa digapai atau dihadapi, tapi begitu diinginkan. Dan salah satu cara untuk mengademkan hati adalah dengan mengenangnya.
Karena itulah banyak orang mengadakan reuni. Entah dengan teman sewaktu SD sampai SMA dan kuliah. Kenangan itu menautkan hati. Memanggil dengan lembut. Kenangan itu kerinduan. Juga lecutan. Kenangan, menurut saya sesuatu yang penting. Sangat manusiawi. Tapi kita tak bisa hidup selamanya dengan kenangan. Terlebih kenangan pahit. Hidup tak akan beranjak bila tertancap terus pada masa lalu.
Kenangan harusnya membuat bangkit, jengah. Kenangan buruk akan jadi racun bila dibiarkan selalu membayangi hidup. Tapi akan berguna bila dijadikan pengingat, instropeksi. Membuat kita menjadi jauh lebih baik. Begitu juga kenangan indah, membuat kita selalu mendapat energi baru ketika mengingatnya.
Bukan hal gampang beranjak dari masa lalu, namun bukan berarti mustahil dilakukan. Kenangan, anggaplah semacam hiburan kecil dalam perjalanan hidup. Membuat hidup lebih bermakna dan menjadi pengingat bahwa kita pernah mengalami, merasakan, menjalani rupa-rupa peristiwa. Itu akan melengkapi hidup. Tanda bahwa kita bertumbuh senantiasa. Itu saja.
Salam. Selamat menyongsong hari-hari akhir tahun 2016 yang segera jadi kenangan. Selamat menyongsong Tahun Baru 2017. (T)