1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dikritik Dulu, Dipuji Kapan-Kapan

Julio SaputrabyJulio Saputra
February 2, 2018
inOpini

Foto: koleksi penulis

47
SHARES

DIKRITIK atau dipuji? Pilih mana? Tentu ada yang pilih dikritik atau pilih dipuji. Sudah pasti di antara kita ada yang suka dikritik saja atau dipuji saja. Ada juga yang suka keduanya atau tidak suka kedua-duanya.

Ada yang suka dikritik duluan, baru kemudian dipuji. Namun, ada yang suka dipuji saja, tapi jika kemudian dibanting alias dikritik dengan amat sarkas, eh, marah besar.

Sebenarnya tak ada beda kritik dan puja-puji. Seperti kata orang bijak: “Kosong adalah berisi, berisi adalah kosong”. Kritik dan pujian sama saja. Tapi tergantung bagaimana pandangan seseorang terhadap kritik dan pujian itu. Amitaba… Sancai… Sancai…

Tak Ada Sempurna 100%

Ada yang memandang kritik sebagai sebuah bencana yang menghancurkan hidup seseorang lahir dan batin. Atau ada yang memandang puja-puji seperti sebuah anugerah dan penghargaan paling indah. Ada yang melihat kritik justru sebagai sanjungan, dan ada yang menganggap pujian sebagai bencana yang menghacurkan diri.

Tapi, jika diperiksa-periksa, sebagian besar orang paling senang dipuji. Namun manusia bukan makhluk sempurna. Tidak ada manusia perfect 100%, apalagi lebih dari 100%. Tidak ada, Bro! Jadi, tak ada jaminan seseorang bebas dari kritik, di mana dan kapan pun.

Namun kritik menjadi hal paling ditakuti dan dihindari. Kritik selalu terasa pedas dan menyakitkan ketika didengar. Orang biasanya sakit hati ketika diberi sebuah kritik. Entah caranya yang salah atau kritiknya yang terlalu benar adanya.

Halle Berry, seorang artis Hollywood yang meraih Razzie Award di ajang Oscar paling bergengsi, pernah berkata seperti ini: “Anda tidak berhak dipuji jika tidak bisa menerima kritikan”.

Razzie Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada mereka yang dinilai aktingnya buruk. Ia adalah orang yang pertama kali langsung datang ke tempat pemberian penghargaan tersebut. Tidak ada aktor dan artis lain sebelumnya yang sanggup datang dan hanya menyampaikan pesannya melalui video.

Pidatonya luar biasa: “Saya menerima penghargaan ini dengan tulus. Saya menganggap ini sebagai kritik bagi saya untuk tampil lebih baik di film-film saya berikutnya. Saya masih ingat pesan ibu saya bahwa, “Kamu tidak berhak dipuji kalau kamu tidak bisa menerima kritikan’.”

Namun dalam kehidupan sehari-hari, di rumah, di kampus, di kantor, di komunitas, sebisa mungkin orang mengharap dapat pujian, bukan kritik. Padahal ada manfaat positif yang bisa didapatkan seseorang dari sebuah kritik. Padahal, seperti kata Halle Berry, “Anda tidak berhak dipuji jika tidak bisa menerima kritikan”.

Kritik Dianggap Pujian

Jadi, dikritik atau dipuji? Seseorang yang bergelut di bidang karya-seni dan dunia kreatif, seperti penulis buku, pelukis, pemusik, pemain drama dan lain-lain, sudah pasti seseorang itu akan senang jika diberikan keduanya.

Tandanya karya mereka diperhatikan, direspon dan diapresiasi sehingga mereka mendapat timbal balik atau masukan yang dapat membuat mereka berkarya lebih baik lagi.

Lalu, bagaimana dengan yang lain? Mungkin ada juga yang girang dan senang saat dipuji dan mungkin ada juga yang langsung terpuruk saat menerima sebuah kritik, seolah-olah dunianya runtuh tanpa sisa. Tanpa asa.

Sebuah kritik bisa memperluas wawasan seseorang. Kritik bisa membangun karakter yang kuat dan tangguh untuk menghadapi persoalan. Meski pahit, kritik membuat seseorang mengerti kelemahan dan kekurangan-kekurangannya sehingga ia bisa menjadi lebih baik lagi.

Kritik menjadi acuan seseorang untuk mengoreksi diri. Berbeda dengan pujian yang hanya membuat seseorang berada di zona nyaman dan berpotensi membuat seseorang lupa diri, statis, tidak mau berkembang. Terlebih lagi jika pujian yang diberikan hanya untuk basa-basi. Atau basi saja. Lebih merugikan lagi.

Sekali lagi, tidak ada jaminan bahwa seseorang akan terbebas dari kritik. Kritik selalu akan terasa pahit. Meskipun kritik disampaikan dengan cara halus atau dengan straight to the point tanpa basa-basi, Pahitnya akan terasa sama.

Orang yang berpendidikan sekalipun bisa memberikan kritik dengan sangat pedas, tajam dan menohok. Maka dari itu, mulai sekarang marilah kita ubah sudut pandang kita terhadap sebuah kritik. Kritik bisa menjadi paradigma baru, wawasan dan persepsi dalam menetukan tujuan selanjutnya.

Cobalah menganggap kritik sebagai sebuah pujian. Tanggapi dengan bijak. Tidak perlu dimasukan ke dalam hati. Toh berpendapat adalah hak semua orang. Iya, kan? Akhirnya, kita hanya akan pantas dipuji jika sudah bisa menerima kritik. Meski tidak mudah. Jadi, jangan takut untuk dikritik duluan, meski pujiannya bisa datang kapan-kapan.

Ada lho, orang yang memuji duluan karya kita, lalu “membanting” kemudian dengan kritikan yang kejam. Ada juga yang memuji-muji di depan kita, lalu mengkritik pedas di belakang kita. Menyakitkan bukan? Maka lebih baiklah kritiknya kita dengar, pujiannya bolehlah disimpan di lemari.

Namun, bagaimana jika kritik yang diberikan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan seseorang? Kritik memang mencari kesalahan dan kekurangan seseorang. Karena yang perlu dikoreksi adalah kekurangan dan kesalahan. Kelebihan justru harus dipertahankan, jika bisa ditingkatkan lagi, lagi dan lagi.

Lihat Latar Si Pengkritik

Jadi sebelum men-judge apakah si pengkritik tersebut memang ingin mengkritik atau sedang mencari bahan gossip, sebaiknya menimbang lagi detil-detil kritik yang disampaikan. Bisa saja kritik yang diberikan benar adanya. Jika belum cukup, latar belakang si pengkritik bisa dicari tahu.

Apakah si pengkritik adalah pihak yang berpengalaman dalam bidangnya atau malah sebaliknya. Jika si pengkritik memang kompeten, maka kritik yang diberikan bisa menjadi bekal yang sangat bermanfaat bagi seseorang. Bisa saja juga jadi bekal bagi orang lain, jika kritik disampaikan pada acara diskusi.

Pertanyaannya, apakah semua orang bisa menerima kritik seperti Halle Berry? Coba kita tanya pada rumput yang bergoyang, kalau belum goyang mungkin harus diiringi lagu dangdut terlebih dahulu. Ha ha (T)

Tags: gaya hidupkritikSeni
Previous Post

Ajeg Rukun “Semeton Bali” dan “Nyama Selam” di Kampung Singaraja

Next Post

Nomor Urut 1 dan 2 Selalu Keok – Mitos Polos Pilkada Buleleng

Julio Saputra

Julio Saputra

Alumni Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris Undiksha, Singaraja. Punya kesukaan menulis status galau di media sosial. Pemain teater yang aktif bergaul di Komunitas Mahima

Next Post

Nomor Urut 1 dan 2 Selalu Keok – Mitos Polos Pilkada Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co