9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Terkenang Budak Bali – Kisah Pergulatan Menjunjung Hak Azasi

Gde Aryantha SoethamabyGde Aryantha Soethama
February 2, 2018
inOpini

Sumber foto: Google

JANGANKAN sebagai budak, jadi babu pun sesungguhnya tak seorang pun sudi. Tetapi, Bali punya sejarah perbudakan yang sangat mengenaskan, ketika manusia diperdagangkan, dipertukarkan, dengan nilai tak lebih dari seekor sapi.

Jika membahas budak di Tanah Air, pasti terkenang Untung Surapati, budak Bali yang menyetubuhi Suzanne, gadis Belanda, melahirkan Robert. Surapati dipenjara, melarikan diri, kemudian bergerilya dari rimba Priangan, bertemu Pangeran Purbaya dari Kerajaan Banten yang bersembunyi di hutan itu, untuk bersama-sama menggalang perang melawan Belanda.

Untung Surapati hanya satu dari ribuan budak Bali di zaman Kolonial Belanda. Setiap tahun 1.000 budak dikirim ke Batavia. Maka sepanjang tahun 1650 hingga 1830, sejarawan Schulte Nordholt memperkirakan, 150.000 budak laki dan perempuan diambil dari Bali. Mereka menjadi budak karena tiga sebab: menjadi tawanan perang, karena berhutang, dan sebagai narapidana.

Schulte mengutip laporan J. Moser bertanggal 31/8/1808, tentang perang yang menghasilkan budak, namun ternyata permintaan akan budak juga memicu terjadinya perang, seperti disebutkan patih Karangasem tahun 1808: “Jika kita penguasa, kekurangan uang, kita akan menyerang tetangga yang paling lemah, dan semua tahanan beserta keluarganya akan dijual sebagai budak…..”

Budak-budak itu diberi nama sesuai dengan asalnya. Tahun 1722 VOC membuat laporan tentang penjualan budak-budak Bali itu. “Sawang, yang berasal dari Abiansemal, Mengwi, kini dipanggil Sawang Abiansemal. Dia dulunya budak dari Gusti Awang Mengwi, yang menyuruh pelayannya Pan Mankan menjual Sawang dengan harga 30 rix-dolar.

Sekar Badung, seorang wanita, adalah budak dari Gusti Agung, Mengwi, yang dijual oleh pelayannya di Badung dengan harga 40 rix-dolar. Wayan Pincat dari Mengwi dijual oleh Ince Pameregan (sepertinya pemimpin kelompok orang-orang asing di Mengwi) seharga 28 rix-dolar. Sejak saat itu namanya menjadi Mengoei (Mengwi).”

R.P Suyono dalam bukunya Seks dan Kekerasan pada Zaman Kolonial mengungkapkan, demi alasan keamanan, pemerintah Belanda di Batavia menentukan, orang-orang Jawa dilarang diambil untuk dijadikan budak. Para penyalur budak mendatangkan budak-budak itu dari pelabuhan-pelabuhan di pantai-pantai Malabar dan Coromandel di India, pulau-pulau selatan Filipina, serta Sulawesi Tengah dan Bali.

Maka selama bertahun-tahun, kapal-kapal dari Batavia dipenuhi budak-budak dari Bali. Mereka adalah orang-orang yang terdesak, terbelit hutang, terlibat dalam beberapa pelanggaran kecil, atau tawanan perang. Mereka tercabut dari konteks lokal mereka, sehingga sangat tipis kemungkinan sanak saudara menolong mereka. Jika harga rata-rata budak itu 30 rix-dolar seorang, maka 150.000 budak itu nilainya 4,5 juta rix-dolar.

Tetapi perbudakan di zaman itu juga menjadi kesempatan bagi orang Bali yang ingin bebas dan melarikan diri dari tempat tinggalnya, untuk mencari kehidupan lebih baik di kota besar seperti Batavia. Surapati itu contohnya. Dia budak, tentara, dan juga raja. Dia musuh, tetapi juga pahlawan. Kalangan sejarawan mensinyalir, banyak orang Bali pergi ke Batavia secara sukarela. Sejumlah keluarga Bali, seperti keluarga Bebandem, meniti karier di sana dan sampai abad ke-18 memiliki tanah luas sekitar Batavia.

Dalam The Spell of Power, Henk Schulte Nordholt menulis, perdagangan budak mendorong kekerasan politik di Bali. Rakyat lemah yang tidak terlindungi nasibnya menjadi suram. Agar terselamatkan dari korban perbudakan, mereka mencari perlindungan penguasa yang kuat, meskipun kenyataannya penguasa-penguasa itulah pedagang budak terbesar.

“Keuntungan dari perdagangan budak itu meningkatkan hirarki, karena kaum elit selalu berusaha menambah kekayaan dan kekuatannya, sementara kaum yang lebih rendah semakin tidak berdaya. Para penguasa dan raja mengumpulkan banyak keuntungan,” papar Henk.

Boleh jadi perbudakan paling kelam dan memilukan di Tanah Air, terjadi di Bali. Sejarah menyodorkan cermin, manusia Bali memiliki rentang panjang kisah-kisah getir pergulatan menjunjung hak azasi. Dulu penguasa menistakan harkat rakyat, yang justru harus ia lindungi, dengan menjualnya sebagai budak.

Belakangan berkali-kali terjadi, seseorang, kemudian berdampak pada keluarga, mengalami sanksi kesepekang, dikucilkan dan dinistakan oleh lingkungan dan kerabat, karena konflik adat. (T)

 

Tags: balibudakhak azasiIndonesia
Previous Post

Mendengar SBY Bicara Tentang Ahok, Saya Teringat Ibas

Next Post

“Wangsa” dan Identitas yang Tidak Kunjung Selesai

Gde Aryantha Soethama

Gde Aryantha Soethama

Dikenal sebagai wartawan kawakan, penulis esai dan cerpen. Bukunya Bolak Balik Bali ditetapkan sebagai buku nonfiksi terbaik oleh Pusat Bahasa (2006). Kumpulan cerpennya Mandi Api meraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award (2006). Tahun 2016 diberi penghargaan Kesetiaan Berkarya oleh Kompas.

Next Post

“Wangsa” dan Identitas yang Tidak Kunjung Selesai

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

    by Sugi Lanus
    May 8, 2025
    0
    PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

    — Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

    Read more

    Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

    by Teguh Wahyu Pranata,
    May 7, 2025
    0
    Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

    PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

    Read more

    HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

    by Sugi Lanus
    May 7, 2025
    0
    HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

    — Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      May 8, 2025
      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      May 7, 2025
      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      April 27, 2025
      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      April 23, 2025
      Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

      Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

      April 22, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        “Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
        Panggung

        “Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

        SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

        by Nyoman Budarsana
        May 6, 2025
        Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
        Khas

        Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

        TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

        by Nyoman Budarsana
        May 6, 2025
        “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
        Khas

        “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

        DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

        by Komang Yudistia
        May 6, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

          Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

          May 8, 2025
          Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

          Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

          May 4, 2025
          Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

          Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

          May 4, 2025
          Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

          Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

          May 3, 2025
          Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

          Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

          May 3, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co