31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Hormat pada Janda yang Suaminya “Hilang” pada 1965 – Edisi Merawat Ingatan

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inEsai

Foto: Ole

56
SHARES

SAYA tak pernah menanyakan nama aslinya, namun orang di desa saya di Tabanan, Bali, menyebutnya Men Suka. Ibu dari anak pertama yang bernama Wayan Suka. Ia janda sejak tahun 1965 – janda yang ditinggalkan suaminya pergi entah ke mana setelah kemelut politik yang tak pernah ia pahami hingga kini.

Men Suka bukan perempuan sekolahan. Ia menikah pertengahan tahun 1950-an dengan tetangga, teman bermain masa kecil, Wayan Pasek, yang bukan saja seorang guru, namun juga seorang intelektual penting pada zamannya. Masa-masa bahagia ia nikmati hanya sekitar sepuluh tahun. Pada masa bahagia itu ia melahirkan empat anak, semua laki-laki.

Ketika anak keempatnya belum genap setahun, ia ditinggalkan suami entah ke mana. Ia tak bisa menahannya. Apalah artinya ia, seorang perempuan tak berpendidikan, di depan suaminya yang saat itu sudah menghabiskan bacaan ratusan buku. Ia tahu, suaminya punya keputusan yang baik bagi dirinya dan keluarga.

Wayan Pasek pergi sekitar dua bulan setelah meledaknya prahara politik 30 September 1965. Men Suka sadar betul suaminya itu memang dikenal sebagai orang PKI, partai yang dituduh melakukan kudeta saat itu. Namun ia tak tahu, apa peran suaminya di partai itu, apakah sekadar simpatisan, pengurus atau tokoh penting. Yang jelas, setelah 30 September, suaminya gelisah.

Suaminya memutuskan pergi ketika banyak temannya dijemput massa lalu dibunuh di suatu tempat. Ia sendiri sebenarnya belum “diapa-apakan”, namun beberapa kali terdengar kabar bahwa ia dan keluarganya menunggu waktu untuk “dihabisi”.

Maka, suaminya memutuskan untuk pergi. Dengan naik sepeda gayung ia pergi bersama dua temannya. Gayungan sepedanya menuju Denpasar. Belakangan diketahui, ia pergi untuk “menyerahkan diri” ke markas tentara di Denpasar dengan harapan bisa mendapatkan “pengampunan dan keadilan”. Namun tak diketahui hingga kini, apakah ia sudah mendapatkan keadilan atau tidak.

Yang pasti, istrinya, Men Suka, sejak itu harus melewati jalan keras demi menghidupi anak-anaknya. Ia berganti peran jadi laki-laki: mengolah sawah dan kebun agar anak-anaknya bisa sekolah. Karena ia ingat betul pesan suaminya sebelum pergi. “Usahakan anak-anak tetap bersekolah,” kata suaminya sebelum mengayuh sepeda meninggalkan rumah.

Pada bulan-bulan awal, ia tetap berusaha untuk mendapatkan suaminya kembali. Sejumlah saudara diminta menanyakan ke markas tentara di Denpasar saat itu, namun tak diketahui ke mana Wayan Pasek dibawa. Sampai akhirnya suaminya itu dianggap hilang. Diduga ia dibawa ke Pulau Buru bersama tahanan politik lain.

Sekitar tahun 1976, terdengar berita di radio bahwa sejumlah tahanan politik dibebaskan dan dibolehkan pulang. Samar-samar ada yang mendengar nama Wayan Pasek disebut berada dalam daftar tahanan yang dibebaskan. Beberapa hari Men Suka dan keluarga selalu berkumpul di rumah. Mereka berlomba ingin menjadi orang pertama yang menyaksikan Wayan Pasek pulang. Namun lelaki itu tak pernah pulang.

Mulai pertengahan tahun 1980-an beberapa kali terdengar kabar Wayan Pasek terlihat di daerah transmigrasi di Sulawesi. Kabar itu tak pernah punya sumber yang jelas, namun selalu saja ada orang yang menyampaikan secara bisik-bisik atau terang-terangan. Men Suka hanya mendengar kabar itu dengan penuh harap. Tapi, kabar tetaplah jadi kabar, karena saat itu pergi ke Sulawesi bukan perkara mudah.

Dua tahun lalu, ketika pergi ke Sulawesi bukan lagi perkara sulit, Wayan Suka sempat bolak-balik ke sebuah perkampungan orang Bali di daerah transmigrasi di Sulawesi. Ia menindaklanjuti kabar bahwa ada seorang lelaki tua yang dicurigai sebagai ayahnya. Lelaki itu hidup bersama seorang istri dan dan seorang anak.

Namun Wayan Suka tak berhasil memastikan apakah lelaki itu ayahnya atau bukan. Ia memang bertemu dengan seorang lelaki tua, namun lelaki itu terkesan linglung seperti ingin menyembunyikan banyak cerita. Dari wajah, Wayan Suka juga tak bisa memastikan apakah lelaki itu ayahnya atau bukan. Ia tak ingat betul bagaimana wajah ayahnya. Selain karena saat ditinggalkan ia masih tergolong anak-anak, ingatannya juga tergerus oleh waktu dan tekanan hidup yang cukup lama dan keras.

Akhirnya diputuskan lelaki itu bukan ayahnya. Dan ia pulang melapor kepada ibunya, bahwa lelaki tua di daerah transmigrasi itu bukan suami si ibu. Sang ibu biasa-biasa saja, mungkin karena pada masa tua seluruh harapan sudah ia tanggalkan. Apalagi, selama sekitar 40 tahun, harapan itu tak lebih sebagai beban yang menggayut sangat berat di seluruh tubuhnya.

Men Suka menjanda hingga kini. Semua anaknya, sesuai pesan suami, bersekolah minimal hingga tamat SMA. Anak pertama menjadi guru seperti ayahnya, anak kedua jadi PNS di kantor sosial, anak ketiga menjadi pegawai swasta di Denpasar, dan anak keempatnya ngayah menjadi pemangku di desa.

Cerita Men Suka ini hanya satu dari ribuan kisah janda yang ditinggalkan suami setelah prahara politik bangsa yang amat kelam 30 September 1965. Saya menceritakan ini sekadar untuk merawat ingatan tentang sejarah kelam 1965 yang menyebabkan banyak perempuan menjadi janda secara tiba-tiba.

Ini juga saya ceritakan untuk menghormati janda yang tetap “kuat” hidup dan membesarkan anak-anak di bawah banyak tekanan politik, tekanan psikologis dan tekanan batin yang tak berkesudahan, hingga kini, hingga kini.

Selain, tentu saja, agar anak-anak saya, keponakan saya, anak teman saya, keponakan teman saya, yang hidup pada dunia gila digital ini mengetahui sejumlah cerita nyata (cerita nyata yang kadang melebihi daya imajinasi) yang pernah terjadi di Indonesia, lebih khusus lagi pernah terjadi di Bali, lebih khusus lagi di desa mereka, lebih khusus lagi mungkin terjadi di keluarga mereka sendiri. (T)

Tags: baliPerempuansejarah
Previous Post

Untuk Perbaiki Bali, “Ngiring Sareng-sareng Dados Balian”

Next Post

Organisasi Mahasiswa, Bikin Untung atau Rugi? Saya sih Untung

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

Organisasi Mahasiswa, Bikin Untung atau Rugi? Saya sih Untung

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co