BAGI umat Hindu di Indonesia, terutama di Bali, Hari Raya Galungan dan Kuningan tentu menjadi hari raya yang paling ditunggu-tunggu. Hari raya ini diperingati setiap 6 bulan sekali (sesuai penanggalan umat Hindu di Bali), tepatnya pada Budha Kliwon Dungulan.
Selain besar, rangkaian hari raya ini juga panjang. Mulai dari Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, Panyekeban, Panyajahan, Panampahan, Galungan, Manis Galungan, Pemaridan Guru, Pemacekan Agung, Panampahan Kuningan, Kuningan dan Manis Kuningan.
Saat itu dapat disaksikan bagaimana umat Hindu di Bali secara serentak melakukan persembahyangan, mencakupkan tangan dan memanjatkan syukur bersama atas kemenangan dharma (kebaikan) melawan kebatilan (adharma) sambil ditemani harum dupa dan lantunan mantra suci.
Namun, di balik itu semua, ternyata ada beberapa hal yang paling ditunggu-tunggu ketika Hari Raya Galungan dan Kuningan akan tiba.
Libur Sekolah
Siswa dikirim ke sekolah untuk belajar. Tapi jika ditanya apa yang paling disukai siswa SD atau SMP bahkan SMA, juga anak kuliahan, jawabanya hampir pasti: libur sekolah. Nah, Galungan ditunggu-tunggu siswa, salah satu alasannya karena libur agak panjang.
Ketika Hari Raya Galungan dan Kuningan, murid-murid akan mendapat libur selama kurang lebih 2 minggu. Itu liburan terpanjang setelah libur pergantian tahun ajaran baru. Lumayan. Libur ini biasanya dimulai dari penyajahan atau penampahan Galungan sampai Manis Kuningan.
Pasti ada murid yang sudah menghitung dan memperkirakan semuanya dan menyusun rencana liburan yang dapat dibayangkan dengan sangat menyenangkan. Misalnya memperingati hari raya sambil liburan ke kampung halaman ayah atau ibu. Ada juga berencana mengisi waktu libur dengan jalan-jalan bersama pacar, kumpul-kumpul dengan keluarga, manggang ikan dengan teman-teman dan kegiatan lain yang menyenangkan.
Biasanya libur ini hanya berlaku bagi sekolah-sekolah yang ada di Bali saja. Tak heran Bali disebut sebagai “Bali” alias Banyak Liburnya.
THR
Di mana ada gula, di sana juga ada semut. Di mana ada hari raya, di sana juga pasti ada tunjangan hari raya atau yang lebih dikenal dengan singkatan THR. THR ini nantinya akan menjadi pelengkap masa libur di Hari Raya Galungan dan Kuningan. Ini tentu saja berlaku bagi orang yang bekerja di sebuah kantor atau instansi. Tak berlaku bagi petani, buruh, tukang, apalagi pengangguran.
THR bisa digunakan untuk membeli barang baru, atau sebagai bekal jalan-jalan, atau juga sebagai tabungan. Jumlah THR yang didapat bisa bermacam-macam sesuai kebijakan kantor tempat bekerja, pegawai instansi pemerintah atau pegawai swasta bisa mendapat lebih dari 1 juta rupiah.
THR untuk murid juga ada. Jumlahnya tergantung pada ayah atau ibunya, atau mungkin juga kakek dan neneknya, atau juga pamannya. Atau semua memberikan THR, meski sedikit-sedikit jumlahnya totalnya tentu bisa banyak. Jika ayahnya dermawan atau bares, si anak bisa mendapatkan THR dengan jumlah yang lumayan. Jika pelit atau demit, si anak bisa menerima jumlah yang sedikit, atau mungkin tidak dapat sama sekali.
Diskon dan Promo
Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, banyak sekali pusat perbelanjaan dan institusi sejenis menggelar diskon, bahkan diskon yang digelar bisa mencapai 50% atau lebih. Hal inilah yang paling ditunggu-tunggu oleh kaum remaja wanita pada umumnya.
Disinilah THR yang mereka dapatkan menjadi berguna. Bahkan, beberapa dari mereka rela menabung dulu selama 6 bulan kemudian baru membelanjakannya ketika ada dikson hari raya tersebut.
“Bos, hari ini ada diskon kan?” begitulah kira-kira hal yang paling sering terucap di kasir. Memuaskan. Mereka bisa mendapatkan lebih banyak barang daripada membeli dengan harga normal alias tanpa diskon.
Berbagai macam promo juga ditawarkan, seperti promo “Beli 1 gratis 1” atau “Beli Barang Gratis Barang”. Disamping itu, paket khusus juga tidak kalah menarik. Ada yang menawarkan harga tiket masuk temapt pariwisata lebih murah jika menunjukan KTP Bali, dan masih banyak lainnya. Hari raya Galungan dan Kuningan benar-benar menyediakan berkah, ya.
Gebyar “BC-Leng”
Jika pernah mendengar tentang Gebyar BCA (program yang dimiliki oleh BCA), maka ketika Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali, kita akan mendengar Gebyar BC-Leng (baca: Be Celeng) atau Gebyar Daging Babi.
Berbagai hidangan berbahan babi banyak dihidangkan. Ada babi guling, urutan babi (semacam sosis), sate babi, kerupuk kulit babi, babi genyol, babi kecap dan masih banyak lagi makanan enak khas Bali lainnya. Yang lain, ada jukut nangka, jukut ares, tum atau pepes. Tak heran banyak berat badan dan lebar badan seseorang bertambah ketika Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Kebaya Baru
Nah, untuk yang satu ini mungkin agak sedikit menngkhusus ke kaum wanita. Beberapa ibu-ibu dan beberapa remaja wanita eksis di Bali menunggu Hari Raya Galungan dan Kuningan sebagai momen menggunakan pakaian adat atau kebaya baru.
Ada juga beberapa dari mereka selalu membuat yang baru ketika hari raya Galungan dan Kuningan akan tiba. Bahkan, 3 bulan sebelum hari raya tiba, mereka sudah inguh, mereka sudah gelisah. Ingin tampil maksimal, ingin punya model kebaya brokat terbaru, dengan warna dan design terbaru pula. Kebaya Brokat Prancis atau Kebaya biasa? Silakan dipilih.
Menghibur Diri dengan Judi
Judi juga merupakan salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu ketika Hari Raya Galungan dan Kuningan, terutama oleh kaum lelaki dewasa. Kenapa? Karena pada saat hari rayalah judi bisa “dimaklumi”.
Melakukan judi saat hari raya pun semakin terasa seru dan penuh semangat. Ketika hari rayalah mereka bisa berkumpul bersama, ada yang merupakan teman sepermainan waktu kecil, tetangga, dan lain-lain. Judi yang mereka lakukan bisa bermacam-macam, seperti meceki, metajen, dan sebagainya. Tapi, hati-hati, meski “dimaklumi”, banyak juga warga ditangkap polisi karena berjudi saat Hari Raya Galungan.
Secara normatif judi adalah dosa. Tapi tanya pada sebagian besar warga yang berjudi saat hari raya, apa tujuan mereka? Jawabannya pasti menghibur diri setelah bekerja siang-malam pada hari-hari biasa. Karena sebagian besar dari mereka bukanlah penjudi murni alias bebotoh geruh.
Apakah menghibur diri adalah dosa? Ah, itu pertanyaan bodoh. Lupakanlah.
Konvoi Sepeda Motor
Yang satu ini paling ditunggu oleh anak-anak muda atau remaja di Bali. Sehari setelah Galungan dan Kuningan, yaitu pada Manis Galungan dan Kuningan, masyarakat Bali menggunakan momen tersebut untuk plesiran atau jalan-jalan. Ada yang menuju tempat wisata terdekat, ada juga yang pergi ke tempat wisata di luar daerah atau kabupaten. Ada juga yang berkunjung ke rumah saudara.
Nah, pada saat Manis Galungan inilah banyak anak-anak muda melakukan konvoi ke tempat wisata tertentu, beramai-ramai, menggunakan seragam yang sama dengan identitas kelompok masing-masing, seperti karang taruna, sekaa teruna, klub sepeda motor, organisasi masyarakat, dan lain-lain.
Bahkan ada juga yang membawa bendera kebesaran sendiri. Ada juga yang sengaja memodifikasi motornya agar dapat disombongkan ketika konvoi. Tentu hal-hal seperti atribut dan modifikasi sudah dipersiapkan jauh sebelum Manis Galungan dan Kuningan tiba, dan siap-siap jalan raya akan sangat padat selama satu hari full.
Karena konvoi ini, jalur-jalur wisata akan memiliki tingkat kemacetan lalu-lintas makin tinggi, seperti jalur Denpasar-Bedugul.
Akhirnya, Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan dan selamat untuk hal-hal yang ditunggu, yang akan segera tiba. Selamat menikmati segala berkah yang ada. (T)