11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

In Memoriam Made Wijaya: Buatlah Desain Taman Paling Indah di Surga

Wiryawan ParitranayabyWiryawan Paritranaya
February 2, 2018
inFeature

Made Wijaya (alm), nomor empat dari kiri. Sumber foto: Facebook Made Wijaya

528
SHARES

PERAWAKANNYA tinggi besar dan tentu saja tampak luar ia 100% bule. Namun siapa sangka ketika mulai bercakap tata bahasa alus singgih-nya jauh lebih baik dari saya sendiri yang lahir di Bali. Saya mengenalnya sebagai Made Wijaya – seorang ahli budaya Bali yang mengkhususkan dirinya pada bidang arsitektur bangunan Bali.

Dan ia telah berpulang ke alam sunya tanggal 29 Agustus 2016. Sebuah kehilangan besar bagi Bali.

Lahir di Australia dan pertama kali datang ke Bali di tahun 1973 dengan nama asli, Michael White. Pertemuannya dengan Bali membuatnya secara instan jatuh cinta kepada budaya Bali yang akhirnya membawanya tinggal bersama keluarga angkatnya, Brahmana dari Kepaon.

Sepuluh tahun kemudian ia memantapkan dirinya menjadi orang Bali dan berganti nama menjadi Made Wijaya, melalui proses Suddhi Wadani yang ketika itu dipuput oleh Ida Pedanda Ida Bagus Anom, dari Griya Kepaon, Denpasar.

Made Wijaya di masa hidupnya merupakan seorang landscape designer yang mengkhususkan pada desain taman dengan gaya Bali. Karyanya dipakai oleh banyak hotel-hotel di Bali, salah satunya adalah Four Season Jimbaran.

Namun tentu yang paling fenomenal adalah ketika ia membuatkan desain taman bergaya Bali untuk mendiang David Bowie. Desain taman bergaya Bali-nya juga menghiasi beberapa Botanical Garden di mancanegara. Dan bagi saya melihat langsung kediamannya di Sanur sudah memberikan gambaran betapa cinta dan ahlinya beliau akan arsitektur Bali. Di sana pula ia bersama beberapa orang terbaiknya di Wijaya Tribwana International meramu dan meracik design landscape tersebut.

Saya sendiri bertemu Made Wijaya untuk pertama kalinya di akhir tahun 2009, saat ia menjadi salah satu pembicara di North Bali Cultural Conference. Made Wijaya membawa topik mengenai keunikan arsitek langgam Bali utara ketika itu, bagaimana seni bangunan di Bali utara sangat berbeda dengan wilayah Bali lainnya. Kebebasan seniman dalam berkreasi menentukan letak ukiran, besar patung, dan desain bangunan secara keseluruhan adalah nafas dari langgam Bali utara ini.

Namun tidak hanya bidang arsitektur yang menjadi perhatiannya. Melalui bukunya berjudul “The Best of Stranger In Paradise”, 1996-2008, kejeliannya akan perubahan-perubahan sosial dan budaya yang terjadi di Bali. Buku ini secara singkat saya tulis dalam review di blog saya sebagai “An Unusual Expatriate Diary, Stranger in Paradise” dalam bahasa Indonesia berarti “Catatan Unik Seorang Expatriat, Stranger in Paradise”.

Jika kebanyakan ekpatriat hanya menikmati kulit luar Bali, Made Wijaya tidak. Sebuah artikel yang membekas dari buku ini adalah feature yang memperlihatkan sebuah foto seorang anak muslim berjualan canang di sekitaran Keramat Raden Ayu Siti Khotijah – putri Raja Pemecutan yang dipinang Pangeran Cakraningrat IV dari Bangkalan Madura. Ini sebagai pengingat bahwa kerukunan beragama telah terukir di Bali sejak jauh lamanya.

Dalam artikel itu juga dibahas bagaimana Keramat Raden Ayu Siti Khotijah dihormati baik Muslim maupun Hindu di wilayah Puri Pemecutan – sekarang bagian dari Denpasar Barat. Semua dinamika, intrik, dan esensi dari budaya Bali itu dicermati sehingga wajar saja jika Jakarta Post kemudian menyebutnya lebih Bali dari orang Bali itu sendiri. Fakta ini juga akan semakin nanar dimata ketika telah bertemu orangnya secara langsung. Siapapun yang bertemu dengannya akan pasti terkesima.

Kesenian Bali itu sendiri pula telah membawanya untuk menggali alter ego-nya sebagai Condong Muani. Ia menamai karakter itu sebagai Miss Widji. Di waktu senggangnya, Made Wijaya dalam alter ego-nya sebagi Miss Widji sering membuat meme akan isu isu nyetrik dan terkini di Bali dan Indonesia.

Bagi mereka yang berteman dengannya di Facebook tentu akan sangat amat familiar akan tingkah polahnya ini. Keluesannya dalam bergaul dan pengetahuannya akan budaya Bali juga membuatnya begitu dekat dengan keluarga Puri-Puri di Bali.

Saya justru banyak mendapat cerita-cerita sejarah itu dari celotehannya di Facebook, foto-foto bahkan yang tidak pernah saya lihat dalam buku sejarah manapun tentang Bali.

Made Wijaya juga seoarang guru yang hebat dengan caranya sendiri. Saya menyaksikannya langsung ketika menjadi translator bagi anak didiknya yang berasal dari Vietnam. Phat, datang dari Vietnam Botanical Garden dan bermaksud mengemban ilmu pada Made Wijaya mengenai landscaping design.

Made Wijaya tahu kapan berkata tegas yang terkadang menurut saya agak sedikit menohok. Saya pribadi bahkan pernah mengatakan padanya saat itu “You are too hard on Phat” – Kamu terlalu keras terhadap Phat. Ia hanya menjawab komentar saya itu dengan “Hidup itu keras, dia harus belajar itu untuk mampu bertahan”.

Phat memang pada awalnya kesulitan mengikuti gaya didikan Made Wijaya, namun diakhir masa kunjungannya ia bahkan mampu membuat sebuah sktesa taman yang membuat Made Wijaya terkesima. Saya pun belajar banyak, bahwa bakat tanpa kemauan untuk bekerja keras tidak akan membawa kita kemana-mana. Karena itulah yang dilakukan Made Wijaya hingga akhir hidupnya.

Bakatnya dan kerja kerasnya, membuat Bali dalam skala kecil ada disetiap jengkal Botanical Garden di mancanegara. Dia dengan cara uniknya mengkritisi perubahan sosial dan budaya Bali.

Saya telah kehilangan teman, inspirasi, dan An Unusual Expatriate. Berdasarkan informasi dari akun Facebook, Made Wijaya meninggal saat berada di Sydney. Jenasahnya sedang diusahakan untuk pulang ke Bali dan akan diupacarai secara Hindu, sesuai dengan keinginan terakhirnya.

Made Wijaya, kamu memang tidak lagi menata taman di bumi, tapi taman yang jauh lebih indah di Surga Loka sana.

You will be missed Sir. Dumogi labda permagine ke Sunya Loka. (T)

Tags: balihumaniorain memoriam
Previous Post

Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Rumahan: Punya Galau Masing-masing

Next Post

Jenis-Jenis Wisudawan dan Pekerjaan yang Tepat Ditekuni

Wiryawan Paritranaya

Wiryawan Paritranaya

Saat ini bertugas di Badan Narkotika Nasional, menulis di waktu senggang merupakan jalannya terkoneksi kembali kepada dunianya

Next Post
Jenis-Jenis Wisudawan dan Pekerjaan yang Tepat Ditekuni

Jenis-Jenis Wisudawan dan Pekerjaan yang Tepat Ditekuni

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co