2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Daha-Teruna” di Bungaya: 3 Hari “Non Gadget”, Tahan Kantuk dan Dahaga

Putu Hendra WirawanbyPutu Hendra Wirawan
February 2, 2018
inKhas

Foto-foto: koleksi penulis

604
SHARES

PADA zaman maya saat ini, seorang remaja tanpa menyentuh gadget atau handphone selama satu hari saja sudah termasuk hebat. Tapi di Desa Bungaya, Karangasem, Bali, ratusan remaja putra-putri dan pemuda lajang lain lebih dari sekadar hebat.

dangsil26Para remaja putri yang biasa disebut daha dan remaja putra yang disebut teruna yang jumlahnya ratusan orang itu tahan untuk tidak memegang gadget selama hampir tiga hari. Padahal, seperti remaja lain di seluruh dunia, sehari-hari mereka juga punya pergaulan di dunia maya. Lebih hebat lagi, selama hampir tiga hari mereka kuat menahan rasa kantuk dan lelah, kadang juga menahan lapar dan dahaga.

Itu terjadi ketika daha dan teruna di Desa Bungaya begitu suntuk mengikuti upacara Usada Dangsil yang dipusatkan di Pura Bale Agung dengan rangkaian ritual yang cukup panjang. Resminya upacara diselenggarakan 28-29 Agustus 2016. Namun beberapa hari sebelumnya mereka juga ikut melaksanakan berbagai macam persiapan.

Big apreciate dulu untuk para daha dan teruna Bungaya yang punya peran besar dalam prosesi adat yang jarang sekali terjadi ini. Prosesi Usaba Dangsil yang baru digelar tahun ini sebenarnya sudah pernah digelar tahun-tahun sebelumnya. Terakhir diselenggarakan tahun 2002. Memang tidak seperti usaba biasanya yang datangnya hampir tiap tahun, Usaba Dangsil digelar jika suatu kali ada pawisik.

Tokoh-tokoh utama dalam upacara ini adalah para daha-teruna Desa Bungaya. Setelah melakukan berbagai persiapan, remaja dengan wajah-wajah yang murni dan alami itu mengikuti prosesi manda, 28 Agustus. Rangkaian prosesi dimulai sejak siang, sore, malam hingga pagi besoknya.

Seperti ditulis di tatkala.co sebelumnya, rangkaian tarinya bercerita tentang semangat pasukan Rsi Markendya merabat hutan dari wilayah Gunung Raung di Jawa hingga ke Gunung Agung di Bali. Sampai kemudian masuk Desa Bungaya.

Mereka tidak tidur. Sejak pagi, 29 Agustus, mereka mengikuti ritual mekales. Dalam ritual mekales ini, siapa pun yang melanggar peraturan dalam berpakaian, mereka akan dikales. Larangan itu ialah tidak boleh menggunakan perhiasan, tidak boleh menggunakan jam tangan atau gelang. Tidak boleh memakai baju, dan larangan-larangan lainnya.

Contohnya larangan membawa barang yang digantungkan di tubuh. Semua yang mengikuti upacara Usada Dangsil ini patut hukumnya menggunakan pakaian adat layaknya yang digunakan oleh desa setempat. Jika tidak, siap-siaplah untuk dikales oleh ambu-ambu (janur muda) yang sudah disiapkan oleh para teruna Bungaya ini. Barang yang dilarang itu akan ditarik dengan menggunakan ambu.

Ambu yang digunakan dalam ritual mekales tak boleh menyentuh tanah. Jika menyentuh maka ambu tidak boleh dipergunakan untuk prosesi. Mekales artinya menarik salah satu bagian tubuh pelanggar apabila nantinya ditemukan pelanggaran-pelanggaran. Seperti contohnya memakai alas kaki, jam tangan, perhiasan, tas atau sejenisnya, bahkan motor lalu lalang juga akan dikales.

dangsil24Setelah itu, daha-teruna bersiap mengikuti puncak upacara, yakni medangsilan. Dalam upacara itu, mereka akan mengusung bangunan sejenis meru yang dibuat dari kayu tertentu. Bangunan itu dihiasi berbagai pala gantung, seperti buah-buahan. Bangunan itulah yang disebut dangsil. Dangsil itu akan diusung dengan gembira, sambil berteriak, menari, dan saling sikut dengan riang-gembira.

Bisa dibayangkan para daha-teruna selama nyaris tiga hari harus kuat menahan kantuk, kadang lapar dan dahaga. Mereka tidak bermain gadget saat upacara. Sampai permisi buang air pun sama sekali tidak diperbolehkan. Apalagi pada saat ritual mailehan yang merupakan bagian dari prosesi manda, mereka dilarang memutus barisan yang panjang. Sehingga mau tidak mau walau kantuk, kaki pegal, tetap jalan saja. Salut. Benar-benar salut.

Salutnya lagi pada saat puncak upacara, warga dari desa-desa tetangga yang masih memiliki hubungan kekerabatan ikut bergabung dalam acara pengusungan dangsil ini. Desa itu di antaranya Tenganan dan sekitarnya mencakup Tenganan Pegringsingan, Dauh Tukad, Gumung, Bukit. Juga Desa Bugbug, Desa Asak, Timbrah, Batudawa, Ababi dan desa lain di sekitarnya.

Dangsil yang jumlah 7 bangunan itu dinaiki oleh keturunan Puri Karangasem. Ada juga yang dinaiki oleh keturunan Puri Semarapura. Sisanya hanya diarak begitu saja oleh warga.

Suasana sakral memang sangat terasa kala itu. Bayangkan saja, lautan manusia memenuhi desa ini dengan busana adat yang tak biasa. Pria yang mengikuti prosesi pengusungan dangsil ini menggunakan kain bercorak dan tanpa alas kaki.

dangsil25Diawali dengan pengusungan jempana, barulah dangsil diusung menuju Pura Penataran. Warga telah siap untuk melaksanakan pengusungan dengan gembira. Lautan manusia sudah memenuhi desa ini sejak pagi. Suasana desa terasa sangat klasik, karena tak satu orang berani berpakaian modern.

Para wanita hanya memakai kamben dalam prosesi ini. Tamu mancanegara atau domestik pun harus mengikuti ketentuan ini. Jadi sepertinya kita berada pada zaman tempoe doloe yang kerap dilukiskan seni pertunjukan di Bali. Kebersamaan dan kekerabatan memang kental walau memang mereka para pengusung dangsil tidak pernah bertemu sebelumnya.

Walaupun terik matahari, angin kencang, kaki kepanasan di atas aspal, mereka tetap bergerak. Setelah dangsil diletakkan, acara usai sekitar pukul 14.30 wita. Keesokan harinya warga sudah bisa bersembahyang seperti biasa.

Usada Dangsil adalah tradisi yang dipelihara warga Bungaya secara turun-temurun. Seperti upacara sejenis lain di sejumlah desa tua di Bali, upacara itu lebih dimaksudkan untuk memohon kesuburan dan kesejahteraan. (T)

Tags: balikarangasemTradisiupacara
Previous Post

Doa Bulan untuk Nuryana – Sebuah Ulasan Buku Puisi

Next Post

Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Rumahan: Punya Galau Masing-masing

Putu Hendra Wirawan

Putu Hendra Wirawan

Lahir di Selumbung, sebuah desa tua di Karangasem Bali. Memulai karirnya sebagai guru di daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012, namun kini ia aktif mengajar di SD N Hindu 1 Bukian, salah satu Sekolah Dasar di Payangan, Gianyar. Ia baru saja menyelesaikan Study Magisternya di Universitas Pendidikan Ganesha pada Program Pendidikan Dasar. Selain mengajar ia rutin membuat Buku Cerita Anak dengan menggandeng penggiat sastra dan ilustrator lokal.

Next Post

Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Rumahan: Punya Galau Masing-masing

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co