10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jika Rokok Rp. 50 Ribu, Wajah Politik Bali Utara Bisa Berubah

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inOpini

Foto: Nova Putra

41
SHARES

JIKA benar harga rokok setinggi langit biru, dan jika benar harga tinggi itu bisa menghentikan orang merokok, dan (siapa tahu) nanti benar-benar tak ada yang merokok, bagaimana nasib wajah politik praktis, misalnya Pilkada dan Pemilu, di Buleleng? Bagaimana situasi politik di Bali Utara?

Saya memikirkan hal itu. Rokok dan situasi politik di Buleleng memiliki hubungan “emosional” yang tak serius. Namun saya memikirkannya dengan serius. Bukan karena saya merokok. Namun karena ini sebuah hubungan yang unik.

Sejak lama, sejak saya mengemban tugas menjadi wartawan di Buleleng, saya mengamati secara diam-diam hubungan antara rokok, cengkeh dan Pilkada atau Pemilu. Pengamatan saya mungkin tak selengkap para peneliti, dan analaisanya mungkin tak setajam konsultan politik. Tapi inilah temuan saya yang berkaitan dengan masalah rokok, cengkeh dan politik:

Pertama, banyak (untuk menyebut lebih dari sepuluh orang) pemain dan tokoh politik di Buleleng adalah pemilik kebun cengkeh yang luas. Mereka biasanya mengandalkan hasil panen cengkeh untuk memenuhi biaya politik, terutama dana kampanye dan pencitraan di depan publik.

Kedua, pada musim Pilkada atau Pemilu Legislatif, apalagi bertepatan dengan berakhirnya panen raya cengkeh, banyak petani cengkeh yang sebelumnya mukim jauh dari dunia politik tiba-tiba ngebet mencalonkan diri menjadi anggota Dewan dan masuk ke partai-partai politik.

Tentu ada yang lolos. Dan ada juga yang apes: kursi Dewan tak dapat, hasil cengkeh melayang. Yang tak lolos biasanya tak terceritakan lagi. Ada yang kembali ke kebun mengurus cengkeh, dan tak kembali lagi ke arena politik yang sudah dianggapnya jahanam. Ada juga yang secara diam-diam masih menunggu kesempatan untuk maju pada pemilu berikutnya, sembari tetap menabung hasil panen.

Yang lolos bisa langsung melesat jadi tokoh politik beken, bahkan hingga ke ranah nasional. Sudah banyak diketahui. sejumlah pimpinan dan pengurus partai politik asal Buleleng diketahui punya kebun cengkeh yang cukup luas di desanya sendiri atau di wilayah sekitarnya.

Ketiga, jika kampanye Pilkada atau kampanye Pemilu bertepatan dengan panen cengkeh, suasana kampanye (terutama kampanye umum yang melibatkan banyak massa) akan tampak sepi. Banyak warga lebih suka meburuh memetik cengkeh, atau ngorek cengkeh, ketimbang mengejar recehan dari ongkos kampanye.

Keempat, jika kampanye digelar bertepatan dengan musim paceklik, atau cengkeh sedang tak berbunga, kampanye akan tampak lebih ramai. Daripada tak ada kerjaan, banyak buruh petik cengkeh dan tukang ngorek dengan mudah diajak ikut kampanye, siapa pun calonnya.

***

BULELENG memiliki kebun cengkeh terluas di Bali. Data dari Dinas Kehutnan dan Perkebunan Buleleng menyebutkan luas tanaman dan produksi cengkeh tahun tahun 2013 mencapai 7.572,10 ha dengan produksi: 2.359,98 ton, tahun 2014 luasnya 7.857,32 ha dengan produksi 5.270,75 ton, tahun 2015 luasnya7.751,82 ha dengan produsi 4.907,39 ton.

Dengan luasan seperti itu, mungkin ada ratusan ribu warga yang mengandalkan hidupnya dari hasil cengkeh. Selain pemilik kebun, banyak warga yang tak punya kebun namun bisa menikmati gelimang hasil cengkeh dengan menjadi buruh petik dan tukang ngorek setelah panen.

Nah, jika misalnya benar harga rokok setinggi langit biru, dan jika benar harga tinggi itu bisa menghentikan orang merokok, atau benar-benar tak ada yang merokok, tentu akan berpengaruh terhadap permintaan cengkeh di Buleleng. Pabrik rokok bangkrut, permintaan cengkeh pun turun drastis. Atau mungkin tak ada permintaan sama sekali. Petani cengkeh pun bisa bangkrut.

Logika itu barangkali sangat sederhana dan sangat tidak intelek. Tapi lihat dulu penjelasan Ketua Umum Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI), Dahlan Said, sebagaimana dikutip surya.co.id, sekitar April 2016. Menurut dia, kebutuhan cengkeh dalam negeri setiap tahun mencapai 110.000 ton. Dari jumlah itu, 93 persennya diserap pabrik rokok, dan sisanya untuk kebutuhan komestik dan rempah-rempah.

Dan ingat, produksi dalam negeri itu termasuk produksi cengkeh yang berasal dari Buleleng dan kabupaten lain di Bali. Jika pabrik rokok bangkrut, atau produksinya berkurang sehingga kebutuhan cengkeh juga berkurang, maka kebutuhan cengkeh dari Bali pun berkurang atau bisa saja dipotong sama sekali.

Pada saat itulah, cengkeh tak lagi “berkuasa” dalam pusaran politik di Buleleng. Di satu sisi, suasana kampanye umum akan selalu ramai, karena warga pengangguran meningkat sehingga banyak warga berharap bisa mendapatkan “uang transport” dan “uang makan” dari kegiatan politik.

Namun, di sisi lain, politikus dari kalangan petani cengkeh, tentu saja tak mau menghambur-hamburkan banyak uang karena penghasilan mereka menurun. Kemungkinan wajah politik berubah, bukan lagi “tokoh cengkeh” yang banyak muncul, namun tokoh-tokoh dari kalangan lain, bisa saja kalangan intelektual, pengangguran terselubung, atau dari petani sawah dan pemilik kebun kopi.

Selain hubungan sebab-akibat antara politik praktis, rokok dan cengkeh, hubungan lain tentu juga ada. Hubungan antara rokok, cengkeh dan politik pembangunan. Karena cengkeh, ratusan ribu warga di Buleleng tak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pemerintahnya. Warga sudah asyik dengan kegiatan dan penghasilan mereka. Jika perlu pemerintah, mereka hanya konsultasi masalah harga, pupuk, bibit tanaman dan hal-hal yang berkaitan dengan cengkeh.

Itu baru soal cengkeh. Saya belum bicara soal petani tembakau yang juga banyak terdapat di Buleleng. Petani tembakau ini juga kebanyakan asyik dengan kegiatan dan penghasilan mereka, tanpa banyak mengganggu pemerintah. Jika tak ada lagi yang merokok, maka berpengaruh besar terhadap penghasilan petani tembakau di Buleleng.

Meski banyak pejabat dan tokoh politik di Buleleng dan di Bali mengawali karirnya dari kebun cengkeh, namun tak banyak yang bicara ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kampanye antirokok, termasuk ketika muncul wacana naiknya harga rokok hingga Rp 50 ribu.

Pun ketika Pemprov Bali mengeluarkan Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) No 10 Tahun 2011 yang juga berlaku di Buleleng, para politisi beraroma cengkeh dan tembakau juga manut-manut saja. Padahal, jika sayang sama cengkeh, seharusnya mereka berontak, setidaknya secara politik mereka bisa melakukan wacana tandingan. Atau mengeluarkan kebijakan politik, seperti menolak kebijakan atau perda yang bisa merugikan petani cengkeh dan tembakau.

Namun, sebagai orang politik, mereka sepertinya punya hitung-hitungan lain. Mereka seakan takut menentang kebijakan pemerintah yang sudah telanjur dianggap luhur. Jika membela perokok, mereka seakan takut dianggap membela kejahatan. (T)

Tags: antirokokcengkehPartai PolitikPolitikrokok
Previous Post

Bernostalgia “Nyuluh Jangkrik” dengan Pokemon-Go

Next Post

Bagi Masyarakat Bali, Anjing Bali itu Peliharaan atau Ternak?

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

Bagi Masyarakat Bali, Anjing Bali itu Peliharaan atau Ternak?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co