31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cerita Sujana Kenyem Tentang Alam Belakang Rumah

Eka PrasetyabyEka Prasetya
February 2, 2018
inUlasan

Penari Jasmine Okubo merespon instalasi Alam di Belakang Rumah. Foto: Sujana Kenyem

9
SHARES

GARIS berliku itu menyerupai sungai. Lebar di hulu kemudian menyempit di hilir. Warnanya hijau, biru, dan jingga. Garis berliku serupa sungai itu membelah lukisan menjadi dua bagian. Satu sisi berwarna coklat, sisi lainnya berwarna hijau. Sementara wujud patung tak bernama, bertebaran. Sembilan buah jumlahnya. Semua berdiri di atas batu.

Gambaran itu ialah gambaran tentang lukisan berjudul “Kembali Menjadi Batu”, 200×200 cm, 2015, mixed media on canvas, karya perupa Nyoman Sujana Kenyem. Lukisan itu adalah satu dari total 21 karya lukisan dan dua karya instalasi yang dipamerkan oleh Nyoman Sujana Kenyem dalam pameran tunggalnya.

sujana kenyemKenyem menunjukkan karya-karyanya dalam pameran yang bertajuk “Coming Home, A Place Behind the House” yang dilangsungkan di Komaneka Fine Art Gallery, Ubud. Pameran itu adalah pameran tunggal ke-16 yang dijalani Kenyem, selama karirnya sebagai seorang perupa. Pameran itu akan berlangsung hingga 6 September 2016 nanti.

Karya “Kembali Menjadi Batu”, seolah mewakili Kenyem dengan pameran tunggalnya kali ini. Perupa kelahiran 1972 itu, menghadirkan ingatannya tentang Tukad Ayung atau Sungai Ayung, yang ada di belakang rumahnya. Sungai itu menjadi halaman belakang rumah Kenyem yang ada di Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Bali. Kedekatan secara fisik dan emosional, turut mempengaruhi Kenyem dalam karyanya itu.

Baginya Sungai Ayung adalah kisah kehidupannya dulu, kehidupan kini, dan mungkin kehidupannya di masa yang akan datang. Kondisi alam di belakang rumah, nyaris tak berubah. Semuanya seperti sedia kala. Batu-batu yang biasa dilihat sang perupa ketika kecil, kini masih berada di tempatnya dulu. Nyaris tidak bergeser.

Kisah maca kecil itu juga yang mempengaruhi dua karya instalasinya. Karya instalasi pertama berjudul “Alam Belakang Rumah”. Instalasi ini menghadirkan 15 buah patung yang terbuat dari fiberglass. Tinggginya setara dengan tinggi orang dewasa. Seluruhnya berdiri di atas batu. Semuanya ditata sedemikian rupa di depan Komaneka Fine Art Gallery.

Karya instalasi lainnya berjudul “Coming Home”. Karya ini menghadirkan lima buah patung logam yang tingginya setara dengan pinggang orang dewasa. Patung-patung itu ditata sedemikian rupa di lantai dua galeri, seolah mereka berdiri di atas lembaran-lembaran daun.

“Ini tentang ingatan masa kecil saya di Tukad Ayung, dan juga tentang rumah. Ketika saya kecil, masih mandi di sana, main di sana, saya melihat banyak batu ada di sana. Sekarang pun batu-batu itu masih di sana. Batu itu mengingatkan agar saya senantiasa kuat. Punya spirit yang kuat seperti batu,” ucap Kenyem.

Tak mengherankan jika pada pameran tunggalnya kali ini, menghadirkan identitasnya yang baru. Identitasnya dalam pameran ini, bukan hanya sosok patung-patung tanpa nama yang selalu ia hadirkan pada karyanya. Namun juga batu. Batu-batu itu selalu menjadi pijakan patung tanpa nama, yang selama ini menjadi identitas dalam karya Kenyem.

Perjalanan Karir

Cerita tentang alam di belakang rumah, bukan satu-satunya kisah yang mempengaruhi karya-karya Kenyem dalam pameran kali ini. Kisah perjalanan karirnya selama menjadi perupa, juga turut memberikan pengaruh dalam karya.

Nyoman Sujana Kenyem - Di Antara Pusaran - 145 x 135 - 2016 - Mixed media on canvas_resize
Nyoman Sujana Kenyem – Di Antara Pusaran – 145 x 135 – 2016 – Mixed media on canvas_resize

Karya yang berjudul “Di Antara Pusaran”, 145×135 cm, 2016, mixed media on canvas, adalah salah satu karya yang mewakili hal tersebut. Lukisan ini menggambarkan sosok yang terhimpit di antara dua pusaran. Pusaran itu terus menghimpit, memaksa untuk dipilih salah satunya.

Kenyem sengaja menggambarkan hal itu sebagai sebuah lingkaran kehidupan. Dua pusaran itu merupakan lambang dari waktu dan pilihan. “Dalam kehidupan, terkadang ada pilihan yang harus diambil. Kita tidak bisa mengambil kedua-duanya. Itu sebabnya ada orang yang diam di tengah-tengah, sebagai gambaran kesulitan akan hal itu,” jelas Kenyem.

Nyoman Sujana Kenyem - Landscape - 145 x 135 - 2016 - Mixed media on canvas
Nyoman Sujana Kenyem – Landscape – 145 x 135 – 2016 – Mixed media on canvas

Karya lainnya ialah lukisan berjudul “Landscape”, 145×135 cm, 2016, mixed media on canvas. Lukisan itu merupakan kisah perjalanan Kenyem sebagai seorang perupa yang penuh liku-liku, mulai dari dasar hingga perbukitan. Bukit di kiri kanan jalan juga tak luput dari catatan serta tulisan. Semuanya merupakan simbol dari catatan-catatan perjalanan selama berproses. Semua catatan itu harus tetap dicatat, tetap diingat, dan tetap dipelajari. Meskipun catatan itu terasa pahit.

Pesan dari lukisan itu pula yang ingin disampaikan secara utuh melalui pameran tunggalnya. “Alam di belakang rumah. Kisah saya akan kenangan dari pinggir lembah Sungai Ayung. Tempat bermain masa kecil dengan batu-batu berdiri kokoh di hamparan aliran sungai. Seakan selalu mengantar kisah perjalanan saya,” kenangnya.

Tentang Patung Tanpa Nama

Kehadiran patung-patung tanpa nama dalam karya-karya Kenyem memang tak bisa dipisahkan. Namun dalam pameran kali ini, kehadiran patung-patung tanpa nama itu begitu dominan. Bagi yang sudah mengenal karya-karya Kenyem, mereka menganggapnya amat biasa. Namun banyak pula yang bertanya-tanya mengapa sosok serupa manusia itu terus hadir dalam karya, dan begitu dominan kemunculannya.

Kenyem menceritakan, patung-patung itu sebenarnya seperti daun. Bagi Kenyem daun seperti anak-anak kecil yang begitu bebas. Bergerak dihembus angin. Terbang mengikuti angin. Kadang terhempas begitu saja. Simbol-simbol tentang daun itu kemudian beralih menjadi sebuah patung.

Simbol itu kemudian masuk dalam pameran tunggal ketiganya bertajuk “Leafscape”, yang dilangsungkan di Danes Art Veranda, pada tahun 2004 silam.

Simbol itu lama kelamaan bukan hanya muncul dalam lukisan, namun juga menjadi wujud patung. Entah itu patung yang terbuat dari bubur kertas, logam, atau fiberglass. Patung itu juga selalu hadir dalam karya-karya instalasi Kenyem.

Meski sudah 12 tahun mengakrabi patung-patung itu, namun tak satu pun yang memiliki nama. Kenyem pun belum berpikir memberikan nama patung-patung itu. “Memang banyak yang tanya namanya apa atau namanya siapa. Tapi saya belum terpikir memberikan nama. Saya memang ingin mereka bebas, tanpa terikat nama,” jelas Kenyem soal patung-patung itu.

Hingga kini tak kurang dari 50 buah patung tanpa nama yang telah ia koleksi. Sebagian besar terbuat dari kertas bekas. Ukurannya bervariasi. Warnanya juga variatif. Saking eratnya hubungan Kenyem dengan patung-patung itu, ia tengah menyiapkan sebuah pameran yang khusus didedikasikan bagi mereka. Bagi Kenyem, patung-patung itu akan tetap menjadi teman sekaligus catatan perjalanannya dalam berkesenian. (T)

Tags: PameranSeniSeni RupaUbud
Previous Post

Belajar Kesetiaan dari Anjing Bali

Next Post

Sandiwara Kemerdekaan dan Sekrup yang Hilang

Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

Next Post

Sandiwara Kemerdekaan dan Sekrup yang Hilang

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co