GELIAT seni di Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, kembali semarak. Di bulan ramadhan ini gaung kegiatannya sampai merambah ke Desa Arosbaya. Seperti yang terjadi Minggu (3/7). Sekelompok pemuda pecinta seni Arosbaya yang tergabung dalam “Paguyuban Seni Kopi Lembah” menggelar acara bertema Ramadhan Nusantara. Kegiatan ini berwujud takjil, disertai suguhan berbagai macam pentas seni, seperti musik, seni tradisi dan kelompok band.
Acara ini sungguh meriah disambut suka cita masyarakat sekitar yang berada dekat dengan lokasi ataupun para pengendara yang kebetulan lalulalang melintas di areal sepanjang Jl. Arosbaya. Dentuman suara dari perangkat sound sistem mengundang para pengunjung yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan kemeriahan acara dari jarak lebih dekat. Tak tanggung-tanggung demi gugahnya visual acara bernafas pentas jalanan tersebut, panitia memasangkan sebuah banner berukuran 3×5 meter, sehingga lebih memberi kesan wooooow.
Dari panitia disebutkan, selain momentumnya memang dalam rangka sedekah pemberian takjil kepada masyarakat dan para pengendara yang ada, kegiatan ini juga menjadi daya tarik untuk generasi muda agar tidak terlalu skeptis terhadap kegiatan seni. Selama ini kegiatan-kegiatan semacam itu memang kurang gairahnya. Maka dari itu, acara itu sengaja diberi tema Ramadhan Nusantara dengan wujud kemasan yang bermacam-macam variasi tampilan. Ada musik, baca puisi, pameran buku, dan pameran sepeda motor antik. Semua sebagai sebuah cara dari Paguyuban Seni Kopi Lembah untuk mewujudkan aktivitas ke dalam kreativitas.
Selain itu, kalimat “Ramadhan Nusantara” yang dielu-elukan sebagai wujud tema dari kegiatan tersebut tentu wacananya sangat linier dengan beragam kostum yang dipakai masing-masing individu. Mulai dari pakaian adat suku yang ada di Indonesia, profesi, dan tokoh nasionalis seperti halnya baju Soekarno yang dikenakan oleh salah seorang peserta.
Tampil di pinggir jalan depan Koramil Arosbaya, mereka yang tergolong para anak muda yang mayoritas masih duduk di bangku sekolah menengah, kuliah, dan tak terkecuali ada juga yang sebatas pengangguran tampaknya tak menghalangi niat mereka melakukan kegiatan seni di bulan puasa. Sekilas dalam hemat pengamatan saya mengapresiasi kegiatan tersebut, mereka pun didukung sepenuhnya oleh berbagai komunitas yang berbeda-beda kecintaannya terhadap ruang dan benda, seperti Komunitas Seni Masyarakat Lumpur, Forum Arosbaya Bersatu, Komunitas Sepeda Motor Antik, dan lain-lain. Mereka terlihat kompak sekali dalam mengawal laju acara yang berdurasi kurang lebih satu setengah jam tersebut sampai pada titik sukses dan puncaknya dirayakan dengan sebuah momentum buka puasa bersama.
Semaraknya semangat tim dalam memberikan jajanan takjil dan selebaran kertas buletin yang berisikan tulisan tentang ramadhan kepada para pengendara yang sedianya berhenti di lampu merah kian menambah suasana keakraban bulan suci ramadhan.
Dan yang paling menarik dari semaraknya kegiatan di Desa Arosbaya ini adalah ucapan selamat kepada 2 penulis Bangkalan yang terpampang pada banner. Ucapanj itu tertuju langsung pada nama Joko Sucipto dan Arung Wardhana yang lolos seleksi pada Ubud Writers and Readers Festival 2016. Tentu demikian menambah semarak iklim apresiasi terhadap nilai karya seni semakin meluas hingga ke desa-desa yang ada di Bangkalan dan sekitarnya. Dukungan semangat dari para donatur dan pemuda sendiri yang antusias dalam memajukan setiap kegiatan yang berlangsung semoga tetap terjalin ke depannya. (T)
Arosbaya, 7 Juli 2016