30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Peta dan Wacana Ihwal Tubuh: Seni Rupa Bali Dasa Warsa Terakhir

Wayan Kun AdnyanabyWayan Kun Adnyana
February 2, 2018
inUlasan

Foto: Putik

40
SHARES

Judul Buku: EKSPLO(RA)SI TUBUH – ESAI-ESAI KURATORIAL

SENI RUPA

Penulis: Hardiman

Penerbit: Mahima Institute Indonesia

Tebal : viii + 307 ISBN : 978-602-18311-7-5

Buku Eksplo(ra)si Tubuh: Esai-esai Kuratorial karya Hardiman, terdiri dari 55 artikel. Mayoritas artikel adalah naskah kuratorial dan beberapa naskah pengantar pendamping pameran seni rupa. Kuratorial merupakan tulisan mendalam tentang konsep, tema, analisis karya, dan juga hal-hal menyangkut alasan prinsip sebuah pameran seni rupa. Kurator sebelum menulis, terlebih dahulu melakukan kerja kurator seperti pemilihan tema/konsep, pemilihan perupa dan karya, termasuk menyiapkan tata display karya. Membaca buku Eksplo(ra)si Tubuh ini hendaknya pada konteks keberadaan pameran dan naskah kuratorial sebagai representasi mini dari pameran yang dimaksud. Naskah kuratorial ini mengiringi pameran seni rupa yang digelar dari 2005 hingga 2015. Artinya, tidaklah berlebihan jika dibaca bahwa artikel pada buku ini merupakan cerminan peta wacana dan praktik seni rupa Bali (Indonesia) dalam dasa warsa terakhir.

Sang penulis, Hardiman adalah dosen senior seni rupa Universitas Pendidikan Negeri Singaraja, sebelum memilih profesi kurator independen, dikenal sebagai pelukis, pemain teater, penulis puisi dan juga penulis kritik seni di berbagai media nasional. Posisi multi bakat ini sangat menunjang kerja kurator, hal mana, tidak saja dituntut memahami kredo seni rupa secara teoritik tetapi juga memiliki sensitivitas inderawi; ‘mencecap’ kualitas artistik dari suatu karya seni. Pemanggungan karya seni dalam sebuah term pameran, meniscayakan seorang kurator bekerja dengan ketegasan konsep, kecakapan sosial dalam memilih dan mengundang perupa untuk serta pameran, dan juga merancang tata display yang unik. Naskah kuratorial setidaknya menjelaskan ketegasan konsep pameran dan spesifikasi wacana yang diusung.

Hardiman dengan tegas, benderang dan genial menetapkan bingkai, bahwa perkara tubuh menjadi subject matter dominan pasca 1990-an, yang mana sebelumnya seni rupa Bali (Indonesia) didominasi abstrak-ekspresionisme, seperti yang dipopulerkan anggota Sanggar Dewata Indonesia di Yogyakarta. Ihwal Tubuh menjadi bingkai besar dalam praktik seni rupa (seni lukis) Bali dalam dasa warsa terakhir. Tubuh dalam berlapis wacana dan representasi visual dapat dengan mudah ditandai perkembangannya, jika dengan seksama membaca naskah kuratorial yang dihimpun dalam buku ini. Setidaknya ada 4 (empat) pokok bahasan tubuh dalam bingkai Hardiman, yakni tubuh sebagai kritisisme sosial, tubuh sebagai realitas intertekstual, tubuh dalam citra naratif dan tubuh domestik.

Ihwal tubuh sebagai jalan kritisisme sosial, diurai dalam tulisan (pameran) “Hibriditas Hitam Putih”, “Self Realization”, “Emosi dan Konstruksi Sosial”, dan lain-lain. Representasi tubuh, baik dalam pola respresentasi realis, distorsif, dan juga informal sangat berhubungan dengan hasrat kritisisme sosial. Karya seni menjadi media daya kritis, dan pribadi perupa sadar bahwa potensi emosi yang dimiliki adalah bagian yang dijamah sebagai medan konstruksi sosial (hal. 179), sehingga posisi ulang-alik antara subjek kritis dan objek konstruksi sosial mempengaruhi representasi visual.

Subjek tubuh, seperti karya Entang Wiharso atau Nyoman Erawan yang hadir dalam suasana traumatik dan acap menyandingkan dengan idiom jarum yang menusuk, nampak menggugat kesadaran betapa ruang sosial rapuh dan akrab dengan kekerasan. Emosi manusia bisa menjelma menjadi sosok pemarah dan pelaku kekerasan, karena itu dalam lukisan tidak aneh jika tubuh itu dihadirkan memanjang, meliuk dan menikam kepalanya sendiri. Kritisisme yang dimunculkan perupa tentu memiliki karakter jamak, sementara pemilihan subjek tubuh seperti menjadi kesadaran bersama dalam menyatakan sikap kritis.

Pokok bahasan kedua, tubuh sebagai realitas intertekstual. Pada bahasan ini, wacana tubuh menjadi inheren dengan piranti dan media kebudayaan, seperti perangkat kosmetik, benda konsumsi, dan juga penanda dunia iklan, seperti dalam tulisan “Kecantikan Fungsional”, “Budaya Kosmetik”, “Perempuan dan Kota”, “Wajah dan Topeng”, “Mitos Kecantikan” dan lain-lain. Wacana tentang kecantikan, kota, urban, dan kepopuleran merupakan entitas yang berhubungan dengan perangkat mitos modernisme.

Tubuh tidak hadir sendirian, namun menjadi seperangkat objek-objek kebudayaan. Bahkan, tubuh seringkali pada posisi teralenasi, menjadi media komodifikasi citra produk populer. Tubuh menjadi representasi merek-merek benda konsumsi. Intertekstualitas, sebagaimana hardiman merujuk pandangan Julia Kristeva, bahwa makna muncul karena keterhubungan antar teks. Keterhubungan memiliki makna plural, dapat bersifat sinergis, pertentangan, bahkan biner-oposisional. Wacana tubuh dalam konteks intertekstual, oleh Hardiman juga dibaca sebagai hubungan tubuh hari ini dengan mitos masa lalu, seperti penari legong dengan mimpi seorang raja, mengingatkan kita tentang kelahiran legong kraton (hal, 113).

Ketiga, tubuh dalam citra naratif memiliki pemahaman, bahwa tubuh sebagai makna direpresentasikan lewat subjek visual naratif, tubuh-tubuh yang berkisah. Pandangan ketiga ini sesungguhnya berhubungan dengan kondisi intertekstual, di mana subjek tubuh berhubungan dengan subjek visual yang lain, yang kemudian membangun makna naratif tertentu. Komposisi visual naratif memiliki kecenderungan lahir dari genre seni lukis tradisional, dan juga cerita rakyat masa lalu.

Tulisan berjudul “Rare”, “Mempertimbangkan Kosa Tradisi”, “Narasi”, dan “Nostalgia”, mengurai bagaimana subjek tubuh pada karya perupa berkehendak untuk mengisahkan peristiwa tertentu. Tubuh yang berhubungan dengan ruang, merefleksi keberadaan “bagaimana dia”. Tulisan “Narasi” mengurai karya beberapa pematung yang mengisahkan keberadaan tubuh yang dikurung oleh ruang, dan sebaliknya dibebaskan oleh ruang. Sementara bagaimana keyakinan pada pengetahuan masa lalu yang memiliki relevansi dengan keadaan masa kini saat pengetahuan itu ditransmisikan juga mengandung makna narasi (hal 318). Semisal, lukisan Wayan Sudarna Putra dalam pameran “Nostalgia” yang bersubjek Rangda, oleh Hardiman dibaca sebagai upaya untuk mengisahkan kembali mitos ‘janda Dirah’, dalam hubungannya dengan hasrat dan nafsu yang senantiasa terus bergerak.

Keempat, pokok bahasan tubuh domestik, tersirat dalam tulisan “Representasi Laksmi Shitaresmi”, “My Body”, “Tentang Diri” dan “Perkara Tubuh Perempuan”, yang menunjuk pada upaya mengungkap tubuh sebagai persoalan tubuh itu sendiri. Tubuh yang bersifat organis, sekaligus memiliki roh yang oleh karenanya bersifat spiritis. Pada artikel “Tentang Diri”, Hardiman mengurai bagaimana praktik seni pelukis Nisak secara mendalam menyelami tentang diri pribadinya, begitu juga “Representasi Laksmi Shitaresmi” mengurai sisi domestik dari tubuh Laksmi. Tubuh telanjang sebagai jalan refleksi diri. Tubuh sementara dibebaskan dari perangkat simbol-simbol sosial, dibaca dalam fungsi organis. Namun, tatkala sisi domestik tubuh berhubungan dengan persepsi keindahan, kembali kuasa pelihat menjadi perkara dominan.

Kesimpulannya, Hardiman sangat genial menunjukkan bagaimana ihwal tubuh dalam dasa warsa terakhir, menjadi wacana sentral dan representasi visual karya perupa Bali (Indonesia). Setidaknya ada empat wacana tubuh yang diusung, yakni tubuh sebagai kritisisme sosial, tubuh sebagai realitas intertekstual, tubuh dalam citra naratif dan tubuh domestik. Ihwal tubuh dalam praktik seni rupa mutakhir juga dapat dibaca sebagai upaya pembebasan praktik seni rupa dari dominasi modernisme; bahwa seni rupa modern (Barat) berjalan dari representasional ke nonrepresentasional, pemurnian elementer seni rupa, seperti riwayat subjek figuratif menjadi abstrak-suprematisme. Hal terpenting, wacana dan praktik seni rupa menjadi bagian dari realitas sosial makro, karena persoalan tubuh menjadi tema yang tidak pernah selesai.

Buku Eksplo(ra)si Tubuh: Esai-esai Kuratorial karya Hardiman, memiliki makna strategis dalam upaya membangun pemetaan seni rupa Bali mutakhir. Buku ini tentu menjadi bahan rujukan yang sangat penting dalam menuliskan historiografi seni rupa Indonesia yang lebih komprehensif, terutama dalam bentangan waktu 10 tahun terakhir. (T)

 

Tags: BukuHardimanSeni RupaTubuh
Previous Post

Membaca “Perempuan Tanpa Nama”, Mencoba Mengenal Diri

Next Post

Bali Memahami Konflik Dengan Sangat Bijaksana

Wayan Kun Adnyana

Wayan Kun Adnyana

Doktor bidang Pengkajian Seni Rupa/Dosen FSRD ISI Denpasar. Banyak menulis esai seni rupa di media nasional seperti di Kompas

Next Post

Bali Memahami Konflik Dengan Sangat Bijaksana

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co