SEBAGAI penampil pertama dalam acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana, Jumat Malam, 23 Mei 2025, di Berutz Bar & Resto, Singaraja, grup musik Eternals membukanya dengan nuansa magis.
Asap mengepul di dua sisi depan di atas panggung. Lalu tiga perempuan datang; dua membawakan tarian, dan satu menyanyi dengan tetembangan Jawa. Musik EDM menyala dengan sentuhan suling. Sesuatu dilantunkan kemudian…
Om Brahma, Wisnu, Iswara Dewam
Jiwatmanam trilokanam
Sarwa jagat pratistanam
Suddha klesa winasanam
Om Guru Paduka dipata ya namah
ring samasta puniki
teja druene men yunarin sane suci
sane ngawisesa jagat bhur bhuah swah
ang ung mang
peragayan ida shang hyang widi…
Suasana magis-religius di ruang—lantai pertama Berutz itu, terasa menyecap di jiwa para penonton yang duduk dengan latar lampu gelap. Mereka seperti sedang menikmati doa atau mantra dikumandangkan.
Sebab itu setelah menenggak bir, menyeruput kopi dan sedikit santap stik kentang goreng, mereka, para penonton, seakan terhenyak untuk terdiam sejenak. Memperhatikan Eternals tampil itu membawakan lagu berjudul “Aum”.
“Makna Trimurti melambangkan aturan alam semesta terkait penciptaan, pemeliharaan, dan kemusnahan. Simbol Om dalam agama Hindu dianggap memiliki
kiasan terhadap Trimurti. Fonem A, U, dan M dari kata tersebut dianggap menunjukkan penciptaan, pemeliharaan, dan penghancuran,” jelas De’uh Rendra, sang komposer, menjelaskan sekilas tentang lagu “Aum”.

Musik EDM dikombinasikan dengan suling oleh Deuh, dan dua penari di depannya | Foto Panitia
Sebagai grup band, Eternals yang digagas oleh De’uh Rendra agaknya berhasil memasukan musik electronik digital (musik EDM) dengan nuansa religi (Hindu) dan sentuhan tradisi Bali.
Lagu-lagu yang dipentaskan ketika malam itu antara lain, “Saraswati”, “Jayaprana & Layonsari”, dan “Aum”. Beberapa diadopsinya dari geguritan dan mantra.
Setelah lagu-lagu itu selesai dimainkan satu-satu, para penonton yang duduk segera memberi apresiasi tepuk tangan ketika melihat Rahayu (penari), Puja (penari), Coury (penari), Dara (penari), Dek Sri (penari), Englan (penari), Meiliana (penari), Jelita (penari) dan Komang Tri Rahayu (vokalis) selesai tampil.

Komang Tri Rahayu menyanyi di atas panggung | Foto Panitia
Menyoal manggung, lagu “Saraswati” dan “Jayaprana & Layonsari” pernah direpertoarkan Eternals di acara kesenian seperti Lovina Festival dan SMK Fest Region Buleleng Tahun 2025.
Sedang untuk lagu berjudul “Aum”—adalah lagu teranyar Eternals tahun ini, dan pertama kali dipertunjukkan secara live di Berutz Bar & Resto. Lagu “Aum” juga telah menyabet juara 1 pada Lomba Creative Video Competition Dharma Santi BUMN 2025.
“Proses pembuatannya pertengahan bulan Maret, selesai musiknya 3 hari, terus masukin vocal sekitar tanggal 23 dan penggarapan video 28 Maret,” kata De’uh bercerita proses pembuatan lagu “Aum”.


Para penari pada pementasan Eternals | Foto: panitia
Saat ini, Eternals telah berhasil menghasilkan 10 karya musik yang tidak jauh dari kelokalan atau akar tradisi. Hal itu tampak pada lagu-lagunya seperti “Surya Sewana”, “Aum”, Saraswati”, The Renaissence Of Singaraja”, “Jayaprana Layonsari”, “Nyepi”.
“Ning Ayu Jegeg”, “Tatwamangsi”, Tri Kaya Parisudha”, “Karmapala”, dan “Galungan Lan Kuningan”. Semua lagu itu digarap oleh De’uh Rendra, atau bernama lengkap Gede Teguh Rendra Sanjaya, sekaligus menggarap musiknya.
Untuk tahun ini, Eternals akan rilis judul lagunya yang terbaru: “Ngusaba Bukakak”. Tentu. Mari kita nantikan, Timpal Tatkala…. [T]
Repoter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole
- BACA JUGA: