KALA Teater yang didirikan di Makassar pada Februari 2006 hingga kini tak henti bekerja, di atas panggung atau di luar panggung pementasa, Tahun ini, Kala Teater memproduksi proyek “Kota dalam Teater” atau “City in Theatre project”, sebuha proyek untuk membaca isu-isu kota melalui riset terhadap warga kota.
Proyek ini tentu saja sesuai dengan visi Kala Teater, yakni mengasah kepekaan antarmanusia melalui program penciptaan seni pertunjukan, kolaborasi lintas disiplin seni, pelatihan, residensi, diskusi, dan penelitian budaya. Kala Teater memang merupakan sebuah inisiatif untuk memperkaya pemikiran dan karya di lanskap kebudayaan kontemporer dengan menggunakan perspektif kearifan lokal.
Kala Teater berupaya menciptakan ekosistem kesenian yang inklusif dan setara melalui intervensi isu gender, ketubuhan, kota, dan sosial. Diharapkan dari berbagai intervensi tersebut mampu mendorong kesadaran kolektif masyarakat atas situasi yang terjadi di sekitarnya.
Sejak tahun 2015 hingga 2024 proyek Kota dalam Teater (KdT) telah melakukan riset terhadap warga kota Makassar dengan topik, yakni Kemacetan Lalu Lintas dan Kriminalitas di Jalan Raya, Sampah, Banjir, Peningkatan Jumlah Orang Bunuh Diri, Peningkatan Jumlah Orang Gila, Reklamasi Pantai Losari, Pengalaman Traumatik Perempuan, dan Fenomena Ketubuhan Warga Makassar di Masa Pandemi.

Halang Jalan oleh Sabri Sahafuddin, Proyek Kota dalam Teater 2025 | Fotografer Ahmad Amri Aliyyi
Selain itu juga topik Terminal dan Halte di Kota Makassar, Kontestasi Perempuan Pekerja Bangunan, Ruang Terbuka Hijau, Tradisi Uang Panai’, Keresahan, Ketakutan, Kebahagiaan, dan Kebanggaan sebagai warga kota Makassar, Identitas Kota Makassar sebagai Kota Dunia, Kriminalitas Kota Makassar, Imajinasi Warga Kota Makassar Berbicara dengan Pemerintah Kota Makassar, dan Ketahanan Pangan dari Perspektif Suku Bugis dan Suku Makassar.
Tahun 2025 KdT telah melakukan riset menyoal topik Ketergangguan Mental Warga Akibat Bencana Banjir, Dampak Perubahan Cuaca Ekstrem terhadap Kondisi Tubuh, Diskriminasi terhadap Perempuan Pekerja Ojek Online, Tidak adanya Hak Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Buruh Pabrik Harian Lepas, Dampak Negatif Lampu Tilang Elektronik terhadap Pengendara, Dampak Juru Parkir Liar terhadap Ketidaknyamanan Warga, Dampak Negatif Permukiman Kumuh, dan Perilaku Pengemudi Pete-pete yang Memberi Rasa Tidak Aman Berkendara.

Yang Kian Ditinggalkan oleh Mega Herdiyanti, Proyek Kota dalam Teater 2025 | Fotografer Ahmad Amri Aliyyi
Sejak digagas proyek Kota dalam Teater telah melibatkan 1765 warga kota Makassar sebagai responden dan 71 seniman. Proyek ini merupakan kolaborasi antarwarga kota dan kesenian yang diharapkan memperluas pemahaman warga atas isu yang terjadi di Kota Makassar. Proyek Kota dalam Teater telah menghasilkan 15 isu kota, 12 karya teater, 4 karya performans yang dipentaskan di Makassar, Jakarta, Mataram, Bali, dan Palu serta menghasilkan 15 artikel yang mengulas KdT.
Tahun 2022, Kala Teater menggunakan pendekatan seni performans di tiga ruang publik di Makassar, yaitu Terminal Malengkeri, Ruas Jalan A.P Pettarani-Urip Sumoharjo, dan Taman Macan. Di tahun 2025 proyek KdT akan menyajikan 8 seni performans di 11 titik di kota Makassar.
Fasilitator Lab Kota dalam Teater, Shinta Febriany mengatakan di laboratorium para performer melakukan studi karya performans, diskusi, mendengar ceramah dari para ahli, merumuskan gagasan tematik dan artistik, workshop, dan presentasi karya-sedang-tumbuh serta melakukan riset terhadap warga kota.
Hasilnya adalah delapan perfomans, yaitu Matalantas oleh Dwi Saputra Mario, Paksa Pasrah oleh Sabri Sahafuddin, Aku Ingin Tidur Lelap oleh Nurul Inayah, Kumuh yang Melintas-lintas oleh Fathur Rahman, Jejak Liar oleh Nurhafsa Hidayani, Beri Kami Selamat oleh Fitrya Ali Imran, Tubuh yang Tak Pernah Dicatat oleh Mega Herdianti, dan Tubuh Terik oleh Dwi Lestari Johan.

Perempuan Bangunan oleh Nurul Inayah, Proyek Kota dalam Teater 2025 | Fotografer Ahmad Amri Aliyyi
Widya Handayani, Manajer Produksi menyampaikan bahwa Proyek Kota dalam Teater 2025 akan dilaksanakan di ruang komunitas dan ruang publik di Makassar, yaitu Riwanua, Lapangan Tala BTP Tamalanrea, Studio Kala Teater, Ja & Joy Mall Nipah, Pantai Losari, Pete-pete, JL. Urip Sumoharjo, Jl. Perintis Kemerdekaan, JL. A.P. Pettarani, dan Benteng Rotterdam.
Ruang komunitas dipilih agar dapat menjalin kolaborasi dengan komunitas lain di Makassar. Selain itu, tujuan performans ini dilaksanakan di berbagai ruang publik adalah mengklaim kembali ruang publik sebagai ruang hidup bersama termasuk ruang hidup berkesenian.
Delapan performer dalam seri performans proyek Kota dalam Teater 2025 adalah Dwi Saputra Mario, Sabri Sahafuddin, Nurul Inayah, Fathur Rahman, Nurhafsa Hidayani, Fitrya Ali Imran, Mega Herdiyanti, dan Dwi Lestari Johan.
Proyek Kota dalam Teater ini didukung oleh Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, LPDP, Meditatif Films, Loneliness Project, Aruwa Studio, Sanggar Seni Sipakainge, Toko Bekal Hidup, Toko Tepi Jalan, Riwanua, Mall Nipah, Ja & Joy, dan POTS Creative. Untuk informasi lebih lengkap mengenai proyek Kota dalam Teater dapat dilihat di media sosial Kala Teater: Instagram @kalateater, Facebook dengan akun Kala Teater. [T]
Sumber: Siaran Pers Kala Teater
Editor: Adnyana Ole