UNTUK menyambut kepemimpinan baru di Kabupaten Badung, Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBIYA) Kabupaten Badung dan Seniman Muda Badung menggarap karya kolaborasi untuk pementasan megah bertajuk Prabhu Wibuh. Karya ini akan dipentaskan di stage terbuka Giri Nata Mandala, Pusat Pemerintangan Kabupaten Badung, Senin malam, 3 Maret 2025.
Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam menghadirkan sinergi antara LISTIBIYA Kabupaten Badung dan Seniman Muda Badung ini. Dan, kolaborasi ini sangat penting, karena melahirkan sebuah pementasan megah yang berpotensi besar menjadi inspirasi bagi kolaborasi dan garapan-garapan seni lainnya di Kabupaten badung.
Prabhu Wibuh adalah sebuah karya kolosal yang mengangkat kisah Panca Pandawa dan Parikesit sebagai metafora kepemimpinan, dengan keris sebagai simbol utama yang merepresentasikan kekuatan, kebijaksanaan, dan kelangsungan kepemimpinan.
Dalam narasi ini, kepemimpinan GiriAsa digambarkan sebagai tonggak yang kemudian dilanjutkan oleh AdiCipta dengan semangat yang menggelora, mencerminkan kesinambungan perjuangan demi kesejahteraan masyarakat Badung.
Ketua Listibiya Badung I Gusti Ngurah Artawan menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bukti nyata dari sinergi berbagai pihak dalam menjaga keberlanjutan seni dan budaya di Kabupaten Badung.
“Melalui Prabhu Wibuh, kami ingin menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan sekadar transisi administratif, tetapi juga semangat perjuangan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” ujarnya.
Seniman muda Badung yang terlibat dalam pementasan ini juga mengungkapkan antusiasme mereka dalam menyajikan karya yang sarat makna. Dengan koreografi yang dinamis, tata artistik yang memukau, serta penghayatan mendalam terhadap karakter yang dimainkan, Prabhu Wibuh menjadi suguhan istimewa yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan refleksi tentang kepemimpinan dan pengabdian.
I Gusti Ngurah Artawan selaku Ketua LISTIBIYA Kabupaten Badung dan juga konseptor garapan menyampaikan bahwa karya ini merupakan bentuk refleksi dari kepemimpinan yang berkelanjutan dan berbasis nilai-nilai budaya.
“Kami ingin menghadirkan pertunjukan yang tidak hanya estetis, tetapi juga memiliki makna mendalam tentang kepemimpinan yang bijaksana dan tangguh,” ungkapnya.
Sementara itu, I Kadek Karunia Artha sebagai pimpinan seniman muda Badung menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi dalam mewujudkan Badung yang lebih maju dan berbudaya.
“Kami, para seniman muda, merasa bangga dapat turut serta dalam karya besar ini. Ini adalah wujud dari tekad kami untuk terus menjaga dan mengembangkan seni budaya daerah,” katanya.
I Wayan Muliyadi, sebagai perwakilan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, menegaskan bahwa pementasan ini merupakan bukti nyata sinergitas antara pemerintah, seniman, dan masyarakat dalam menciptakan Badung yang hebat dan berbudaya.
“Kolaborasi seperti ini harus terus kita dorong, karena seni dan budaya adalah kekuatan utama dalam membangun identitas daerah kita,” ujarnya.
I Gusti Darma Putra atau Agung Ade Dalang selaku pengamat seni dan budaya mengharapkan agar karya ini menjadi momentum untuk semakin memperkuat peran seni dan budaya dalam membangun identitas Kabupaten Badung.
“Saya percaya bahwa seni adalah bahasa universal yang mampu menyampaikan pesan dengan cara yang indah dan bermakna. Kehadiran karya Prabhu Wibuh adalah representasi dari harapan besar masyarakat Badung terhadap pemimpin barunya,” tuturnya.
Diharapkan, semangat yang terkandung dalam karya Prabhu Wibuh dapat menjadi inspirasi bagi kepemimpinan Kabupaten Badung ke depan, dalam mewujudkan visi dan misi yang lebih maju serta berbudaya. [T]
Penulis: Ado/Rilis Listibiya Badung
Editor: Noman Budarsana