“Sangat tidak menyangka bisa lolos, padahal itu tulisan yang tergesa-gesa.”
Itulah kalimat pertama yang dilontarkan oleh Kadek Windari ketika namanya diumumkan sebagai Juara 1 Lomba Penulisan Cerpen di Peksimida Bali 2024, yang dilaksanakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, pada hari Selasa, 9 Juli yang lalu.
Peksimida (Pekan Seni Mahasiswa Daerah) adalah tahap awal dari rangkaian Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) untuk menjaring mahasiswa terbaik yang ada di setiap daerah.
Terdapat 15 tangkai lomba yang dilaksanakan untuk menjaring mahasiswa terbaik yang akan menjadi delegasi Bali dalam ajang Peksiminas yang ke-17. Salah satu dari tangkai lomba tersebut adalah lomba penulisan cerpen.
Lomba penulisan cerpen diikuti peserta yang merrupakan perwakilan perguruan tinggi negeri dan swasta se-Bali. Posisi Juara 1 berhasil dikunci oleh Kadek Windari, mahasiswi perwakilan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI).
Kadek Windari, atau yang akrab disapa Windari merupakan mahasiswi di program studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah (PBID), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), UPMI Bali. Lahir di Denpasar, 15 Maret 2003. Ia pernah tinggal di Buleleng, dan kini kembali menetap di Denpasar.
Kadek Windari | Foto: Dok. pribadi
Windari mengatakan bahwa ia memang memiliki ketertarikan dengan dunia bercerita. Diawali dengan prestasinya sebagai Juara Harapan II Lomba Story Telling tingkat Kabupaten Buleleng tahun 2017. Kemudian tulisannya juga pernah dimuat dalam buku antologi feature “Romantika di Kampus Mahadewa” yang diterbitkan oleh Mahima Institute. Beberapa tulisannya pun pernah dipublikasikan di media daring Tatkala.co, seperti ulasan buku dan esai.
Selain itu, Ia juga sempat mengikuti lomba-lomba menulis cerpen secara daring, namun belum mendapatkan keberuntungan menjadi juara. Dalam Peksimida Bali 2024, ia berhasil menjadi Juara 1 dan akan diterbangkan ke Jakarta mewakili Bali. Perhelatan Peksiminas yang ke-17 akan diselenggarakan pada tanggal 2-7 September mendatang, yang bertempat di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
“Saya orangnya memang suka bercerita, mengarang cerita sendiri. Tapi terkadang masih bingung kalau menuangkannya jadi tulisan. Ini adalah kali pertama saya menjuarai lomba menulis cerpen, setelah sebelumnya seringkali gagal,” ucap Windari.
Ia mengungkapkan bahwa ini merupakan lomba penulisan cerpen yang berbeda dari yang pernah diikutinya. Dalam Peksimida Bali 2024, peserta lomba penulisan cerpen membuat karya secara live di tempat, dan temanya juga diberikan pada saat lomba dimulai.
“Baru pertama kali saya ikut lomba cerpen yang benar-benar menentukan idenya langsung di tempat. Biasanya buat cerpen perlu merenung selama berhari-hari untuk berimajinasi. Jadi challenging aja buat diri sendiri,” ungkapnya.
Windari juga tidak menyangka sama sekali bisa keluar sebagai pemenang. Karena pada awalnya ia merasa tertekan dengan situasi dan keadaan di sekelilingnya.
“Saat lomba, saya lihat peserta yang lain sangat gercep (gerak cepat) mengetik setelah diumumkan temanya. Apalagi saat itu, peserta yang lain merupakan perwakilan dari perguruan tinggi ternama di Bali. Jadi udah pressure duluan, tapi saya coba fokus dan buat sesuai imajinasi saja,” kata Windari.
Menurut Windari, karyanya pada saat lomba masih jauh dari kata sempurna, masih banyak yang perlu diperbaiki. Ia mengatakan bahwa persiapannya saat ini hanya fokus untuk berlatih lebih mendalam lagi agar bisa menulis cerpen yang baik dan menarik.
“Tidak ada persiapan yang gimana-gimana sih. Cuma sekarang saya lebih sering baca-baca cerpen dari pengarang-pengarang lain, agar lebih banyak tahu referensi tentang gaya penulisan, ide cerita, dan konflik cerita,” kata Windari.
Untuk itulah Windari berjanji akan berusaha menampilkan yang terbaik dan semampu saya saat Peksiminas nanti. “Semoga bisa mendapatkan hasil yang maksimal,” ujar Windari ketika mengakhiri wawancara. [T]