25 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sutan Duano Ada di Antara Kita | Dari Novel Kemarau Karya AA Navis

Rizkul HamkanibyRizkul Hamkani
August 18, 2023
inUlas Buku
Sutan Duano Ada di Antara Kita | Dari Novel Kemarau Karya AA Navis

WAKTU ITU matahari telah tenggelam ketika saya selesai membaca cerpen Datangnya dan Perginya, salah satu kisah dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis. Kisah seorang yang menemui ujian keimanan setelah bertobat dari kehidupannya yang bergelimang dosa. Ujian yang mengharuskannya memilih antara mempertahankan prinsipnya untuk menegakkan perintah Tuhan dan keberlangsungan kehidupan berumah tangga anaknya.

Dari Cerpen itulah perkenalan saya dengan novel Kemarau dimulai. Karya yang ditulis oleh penulis yang sama sebagai prekueldari karakter utama dalam cerpen tersebut. Tahulah saya bahwa nama dari karakter utama dalam cerpen sebelumnya bernama Sutan Duano.

Sutan Duano diceritakan dalam novel tersebut sebagai pendatang yang menetap di sebuah kampung, ia oleh penduduk kampung tersebut diberikan tempat untuk tinggal di sebuah surau. Warga kampung beranggapan bahwa ia akan diam di surau itu hanya untuk beribadah kepada Tuhan, karena begitulah warga memandang kegunaan surau selama ini. Namun, ternyata ia bekerja pula, bahkan bisa dibilang ia bekerja lebih tekun daripada penduduk kampung yang ada di sana. Hingga akhirnya ia menjadi salah satu orang terpandang di kampung tersebut dengan hasil kerja kerasnya sendiri.

Dalam novel Kemarau ini, penulis mengisahkan sebuah kampung yang sedang dilanda kemarau berkepanjangan, sehingga membuat sawah milik para penduduk kampung itu mengering karena tidak pernah diterpa hujan. Hanya satu lahan sawah yang tidak mengering waktu kemarau itu, sawah milik Sutan Duano. Ketika banyak dari penduduk kampung meminta pertolongan pada dukun, Ia bolak-balik mengambil air dari danau, seember demi seember. Hal yang sama terjadi ketika para penduduk berbondong-bondong salat berjamaah dan berdoa meminta pertolongan kepada Tuhan berupa hujan, Ia masih bolak-balik mengambil air di danau.

Pada akhirnya para penduduk kampung berputus asa dan beberapa dari mereka memilih untuk bermain domino sebagai pelampiasan, sawah milik Sutan Duano tidak ikut mengering dan padi yang ditanamnya tidak ikut layu layaknya padi-padi yang ditanam oleh penduduk desa. Perilaku Sutan Duano ini dilihat oleh para penduduk desa sebagai sebuah kegilaan, walaupun pada akhirnya kegilaan Sutan Duano ini membuat sawahnya tetap subur dibandingkan sawah kering milik para penduduk desa yang normal.

Sutan Duano melakukan hal ‘gila’ itu karena memegang teguh pendiriannya, bahwa Tuhan tidak akan menolong manusia yang hanya memohon saja, tetapi tidak dibarengi dengan usaha sama sekali. “Hanya dengan usaha dan bekerjalah saja orang akan dapat memperoleh hasil. tidak dengan mendoa, tidaklah dengan ratib, tidaklah dengan sembahyang kaul seperti mereka lakukan selama ini”.

Pendiriannya ini dipegang teguh olehnya, disebarluaskan, dan dijadikan patokan utama baginya dalam perilakunya sehari-hari. Walaupun banyak penduduk kampung menentangnya, menganggap itu tidak sesuai dengan kebiasaan mereka, dan bahkan menganggapnya gila. Prinsipnya tentang agama dalam masyarakat sama sekali berbeda dengan pemahaman agama dan kebiasaan yang dipegang oleh masyarakat kampung itu. Perbedaan ini tidak jarang membuat Sutan Duano terpinggirkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Sutan Duano sering memberitahukan kepada masyarakat bahwa pemahaman agama yang mereka pegang tidak benar karena malah menyusahkan hidup mereka dan memberitahukan kepahaman agama yang benar menurutnya. Bukan cuma diberitahukan, Ia sendiri pun mengaplikasikan konsep beragama yang benar menurutnya. Namun, sayangnya konsep agama yang diajarkan dan dipraktikkan oleh Sutan Duano tidak sesuai dengan kebiasaan beragama masyarakat yang sudah lama dilakukan di kampung itu, sehingga tidak ada yang mengikuti ajarannya. Walaupun masyarakat di sana tetap menghormati pribadi Sutan Duano.

Pendirian Sutan Duano ini bukan cuma terlihat ketika dia mencoba mengairi sawahnya dengan cara yang tidak biasa, namun terlihat pada ajaran dan kebiasan-kebiasannya yang lain. Misalnya saja, Ia tidak suka ikut serta dalam perayaan hajatan yang menghabiskan uang banyak dan malah mengundang orang-orang kaya. Baginya uang yang dihabiskan untuk perayaan itu lebih baik diberikan untuk memberi makan orang-orang miskin.

Selain itu, ia menganjurkan agar zakat lebih baik dibagikan bagi orang-orang miskin di kampung, bukan untuk para pemuka agama dan keluarga terdekat. Banyak lagi ajaran dari Sutan Duano yang tidak sesuai dengan kebiasaan orang-orang kampung, walaupun mereka mengakui bahwa ajaran dari Sutan Duano lebih bermanfaat dari kebiasaan yang mereka lakukan.

Sutan Duano juga tidak mau tawar menawar terhadap pendiriannya. Contohnya, ketika ia mengangkat air dari danau yang tidak lain gunanya supaya warga kampung tahu prinsip yang Ia lakukan adalah hal yang benar. Terlihat bahwa karakter Sutan Duano tidak mentolerir perilaku warga yang tidak sesuai dengan prinsipnya. Sering kali ia diundang oleh warga untuk ikut serta dalam hajatan. Namun, ia tidak mau mengikuti hal tersebut karena tidak sesuai dengan prinsip yang ia percayai tanpa menerima perbedaan pendapat.

Pertentangan prinsip antara Sutan Duano dengan warga kampung ini saya tangkap sebagai pertentangan antara pikiran baru yang masuk dalam sebuah masyarakat dengan pikiran tradisional yang coba dipertahankan oleh masyarakat. Sutan Duano adalah representasi dari pikiran baru yang melihat tidak adanya masa depan dari pikiran lama yang coba dipertahankan oleh masyarakat. Sedangkan masyarakat kampung tetap berpegang teguh terhadap kebiasaan lama yang telah diturunkan dari nenek moyang mereka.

Namun, sayangnya Sutan Duano sebagai representasi pikiran baru ini tidak mau menerima adanya pandangan berbeda dari yang ia akui benar, sehingga tidak jarang menganggap apa yang dilakukan oleh masyarakat kampung sebagai hal yang salah tanpa melihat dari perspektif yang berbeda.

Kisah Sutan Duano mengingatkan saya pada kehidupan tempat saya kuliah. Tempat yang dikatakan sebagai kota santri, tempat untuk menuntut ilmu agama. Banyak orang berbondong-bondong dari berbagai penjuru untuk datang mencari ilmu dan keberkahan dari tempat ini. Kecintaan orang-orang pada tempat ini kadang membuat saya sendiri bingung, apakah kecintaannya kepada ilmu yang dibawa atau orang yang membawa ilmu. Hal ini mengingatkan saya pada perangai wanita-wanita kampung tempat Sutan Duano tinggal.

Selain itu, di tempat ini mulai muncul nilai-nilai baru yang dapat dikatakan berbeda dengan yang biasa dilakukan oleh masyarakat di sini. Beberapa anak muda yang kuliah mengenal hal baru yang bernama filsafat. Perkenalannya dengan filsafat ini membuat mereka banyak memiliki pikiran yang bertentangan dengan pendapat yang biasa digunakan. Contohnya saja tentang pemaknaan “Adab di atas ilmu”.

Perbedaan pendapat ini sayangnya tidak dimaknai sebagai luasnya pemahaman tentang Islam, namun dianggap sebagai sebuah penyimpangan. Di satu sisi, para pemuda ini tetap pada prinsipnya, tanpa mau menerima adanya pemaknaan lain selain pendapat mereka.

Kita hari ini sebenarnya hidup di antara pertentangan antara Sutan Duano dengan warga kampung. Sering kali kita teguh kepada kebiasaan lama yang coba dipertahankan walaupun terlihat tidak memiliki manfaat bagi kita sendiri. Namun, dengan alasan mempertahankan kebiasaan leluhur, kita kadang memarkirkan pikiran sehingga tidak mau mengevaluasi kebiasaan tersebut.

Di satu sisi kebiasaan baru yang coba dimasukkan oleh beberapa orang dalam kehidupan masyarakat sebenarnya tidak menutup kemungkinan untuk sama-sama didiskusikan, namun sayangnya pikiran baru ini tidak mentolerir kebiasaan yang tidak sesuai dengan gagasan yang mereka bangun. Sesuatu hal yang fatal ketika masuk dalam masyarakat yang sudah mapan dengan adat dan kebiasaannya. [T]

Membaca Kembali “Surabaya” Karya A Idrus
Branding Baru Novel Berlatar Tragedi Erupsi Gunung Agung 1963 Karya I Gusti Ngurah Pindha
Usaha Menemukan dan Mengabadikan Desa Muslim Pegayaman Bali | Ulasan Buku Ensiklopedia Desa Muslim Pegayaman Bali
Pembelajaran Moral dari Buku “Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang” Karya Luis Sepulveda
Tags: AA NavisnovelsastraSastra Indonesia
Previous Post

Manusia Mentah Menurut Hindu Bali

Next Post

Puisi-Puisi Abed Ilyas | Mata, Air

Rizkul Hamkani

Rizkul Hamkani

Lahir di Lombok Timur 7 Februari 2001. Kuliah pada program studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Aktif bergiat di Komunitas Kelas Reading Buya Syafii.

Next Post
Puisi-Puisi Abed Ilyas | Mata, Air

Puisi-Puisi Abed Ilyas | Mata, Air

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

by Hartanto
May 25, 2025
0
Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

"Seniman adalah wadah untuk emosi yang datang dari seluruh tempat: dari langit, dari bumi, dari secarik kertas, dari bentuk yang...

Read more

AI dan Seni, Karya Dialogis yang Sarat Ancaman?

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 25, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

“Seni bukanlah cermin bagi kenyataan, tapi palu untuk membentuknya.” -- Bertolt Brecht PARA pembaca yang budiman, kemarin anak saya, yang...

Read more

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

by Gede Maha Putra
May 24, 2025
0
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co