“Maka pada jam 13.45, dengan mengucapkan bismillahirahmanirahim menetapkan saudara Ganjar Pranowo, sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai, untuk ditingkatkan penugasannya sebagai Calon Presiden RI dari PDI-Perjuangan.” –Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDI-Perjuangan)
SAYA HARUS MENGAKUI bahwa figur Megawati Soekarnoputri adalah politisi matang dan satu-satunya politisi perempuan dengan kekuatan sangat besar di Indonesia, mungkin juga di dunia. Saat berita politik sedang sunyi, seluruh warga sedang menikmati kumpul dengan keluarga, di saat ini pula sang Ketua Umum membuat publik heboh dengan rencananya.
Tepat sehari sebelum umat muslim Indonesia merayakan hari kemenangan, Megawati Soekarnoputri justru memutuskan untuk mengumumkan Bakal Calon Presiden (bacapres) dari PDI-Perjuangan.
Tepat di hari Kartini, sang Ketua Umum seolah memberi pesan bahwa ia adalah sosok perempuan yang layak diperhitungkan dalam percaturan politik nasional. Ia menegaskan bahwa dirinya masih bertuah sebagai “King Maker” dalam konteks Pilpres 2024 mendatang.
Dalam Rapat DPP PDI-Perjuangan tersebut, Megawati mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai bacapres yang akan diusung oleh partai dengan lambang banteng moncong putih ini. Tak hanya mengumumkan bacapres. Megawati juga menugaskan Puan Maharani sebagai Ketua Tim Pemenangan dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
Pengumuman dari PDI-Perjuangan ini sekaligus menjawab dugaan saya sebelumnya bahwa pada saat ribut-ribut Piala Dunia U-20, PDI-Perjuangan sedang menguji loyalitas seorang Ganjar Pranowo adalah benar adanya.
Meski berdampak pada merosotnya elektabilitas, Ganjar tetap bergeming dan tetap menyatakan kesetiaannya kepada partai yang telah membesarkannya sampai hari ini. Hm.., mungkin Bu Mega kagum dengan loyalitas yang ditunjukkan Ganjar kepada partai. Hehe.
Siapa “King Maker” Sesungguhnya?
Jika melihat secara kasat mata, maka jawaban dari pertanyaan di atas sangatlah sederhana. Jawabannya adalah sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri. Tapi benarkah sesederhana itu? Tentu saja tidak. Saya menduga ini adalah keberhasilan Joko Widodo meyakinkan Megawati untuk menugaskan Ganjar sebagai bacapres dalam Pemilu 2024.
Jauh sebelum diumumkannya Ganjar sebagai bacapres dari PDI-Perjuangan, Megawati terlihat cenderung mendorong Puan Maharani sebagai bacapres. Pada akhir tahun 2022, Puan Maharani mendapatkan penugasan untuk melakukan penjajakan koalisi dengan partai-partai lainnya, serta melakukan kunjungan ke daerah-daerah. Lalu di saat yang sama, Ganjar mendapatkan peringatan agar mengurangi lawatannya ke luar daerah dan fokus membangun Jawa Tengah.
Meski demikian, nyatanya elektabilitas Puan Maharani tak juga menanjak. Sedangkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah justru semakin menjulang meninggalkan dua pesaing terdekatnya, yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Peluang Ganjar semakin menguat tatkala Ganjar terlihat amat dekat dengan Presiden RI Joko Widodo dan juga Menhan RI Prabowo Subianto pada saat panen raya di Kebumen di bulan Maret lalu.
Terpilihnya Ganjar Pranowo sebagai bacapres dari PDI-Perjuangan tidak serta merta adalah keputusan tunggal dari Megawati, tetapi hal ini juga tidak bisa dilepaskan dari peran Joko Widodo yang saat ini masih menjadi Presiden RI.
Sebagai orang nomor satu di Indonesia, restu dari Joko Widodo menjadi sangat penting bagi kelancaran calon pemimpin selanjutnya. Dan kehadiran Joko Widodo di Istana Batu Tulis, secara tidak langsung menunjukkan bahwa restu sang Presiden sudah ditujukan kepada Ganjar Pranowo.
Bagaimana Nasib Koalisi Besar?
Hadirnya Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo di Istana Batu Tulis mematahkan segala asumsi publik yang menyatakan bahwa pilihan dua tokoh tersebut terkait Presiden RI selanjutnya berbeda. Bahkan pesan ini diperkuat dengan hadirnya Puan Maharani dalam forum yang sama.
Artinya PDI-Perjuangan ke depan solid bergerak untuk memenangkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI masa jabatan 2024-2029. Jika Koalisi Perubahan sudah jelas bergerak dengan Anies Baswedan, dan disusul PDI-Perjuangan dengan Ganjar Pranowo, lalu bagaimana dengan Koalisi Besar?
Setelah Megawati memberi pengumuman bacapres yang diusung PDI-Perjuangan, sesungguhnya sangatlah menarik menanti manuver dari dua koalisi lainnya, yakni KIB yang diisi oleh Golkar, PAN, dan PPP, serta KKIR yang diisi oleh Gerindra dan PKB.
Meski sudah berkumpul dalam buka bersama yang juga dihadiri oleh Presiden RI, tetapi kelima partai politik ini belum juga memastikan apakah koalisi besar ini dapat terbentuk, atau justru mengambil jalannya masing-masing.
Sampai saat ini saya masih membaca bahwa Golkar dan Gerindra masih ngotot untuk mengusung Ketua Umumnya untuk menjadi bacapres. Golkar masih komitmen mengusung Airlangga sebagai calon presidennya karena ini adalah hasil Munas partai, sedangkan
Gerindra juga masih pada komitmen mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden berangkat dari keputusan Rapimnas. Namun berbeda dengan PAN, partai ini bahkan saat pelaksanaan Rapimnas di Semarang beberapa waktu lalu sudah secara terang-terangan memasang-masangkan Ganjar-Erick sebagai capres dan cawapres yang akan diusungnya.
Meski demikian, saya pikir kelima partai ini akan tetap menunggu arahan dari Joko Widodo selaku Presiden RI, sekaligus pemimpin Kabinet Indonesia Maju yang notabene kelima partai yang tergabung dalam KIB dan KKIR menjadi bagian dari kabinet Joko Widodo.
Jadi nggak salah dong kalau saya menyebut bahwa Joko Widodo adalah “King Maker” dalam Pemilu 2024 mendatang? [T]