6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Girang Kaajakin”: Paradoks Identitas Diri, Kelatahan, dan Masyarakat (Seni) Bali dalam Gejala Post-tradisi

Dewa Purwita SukahetbyDewa Purwita Sukahet
February 18, 2023
inKritik Seni, Pilihan Editor
“Girang Kaajakin”: Paradoks Identitas Diri, Kelatahan, dan Masyarakat (Seni) Bali dalam Gejala Post-tradisi

Kruwlut dan Simbol-simbol wewaran pada Tika - Koleksi Puri Pomanis

MENGHUBUNGKAN TUMPEK KRUWLUT dengan kata ‘lulut’ yang dalam Jawa Kuna berarti kasih sayang, cinta, asmara, rindu, hasrat cinta kasih, mabuk kepayang, rasa cinta adalah sebentuk kekeliruan yang hakiki. Alih-alih menetapkannya setara dengan hari Valentine-nya orang Bali, secara langsung (sadar atau tidak sadar) menunjukkan kedangkalan daya nalar kita sebagai orang Bali yang masih mewarisi perayaan siklus astronomi melalui pawukon.

Iya, ini sebentuk pendangkalan makna wuku Kruwlut/Krulut dengan menyatakannya berasal kata dari ‘lulut’, bahkan yang mencengangkan bahwa deskripsi-deskripsi demikian diunggah oleh website-website pemerintah.

Lihat saja website:

  • https://www.kominfostatistik.denpasarkota.go.id/berita/perayaan-rahina-tumpek-krulut-sebagai-hari-tresna-asih-dresta-bali#:~:text=Tumpek%20Krulut%20adalah%20tumpek%20keempat,cinta%20kasih%2C%20senang%2C%20gembira
  • dan https://bali.kemenag.go.id/badung/berita/1702/makna-rerainan-tumpek-krulut

Kruwlut/Kuruwelut/Krulut adalah nama wuku yang ke-17, begitu entri terminologinya dalam Jawa Kuna seperti ditulis Zoetmulder, Krulut bukan Klulut yang dicocoklogikan dengan ‘lulut’ menjadi Tumpek Lulut. Sederhananya lihatlah pada lembar kalender Bali, dibaliknya selalu ada penjelasan Wuku, dituliskan Krulut sebagai manisfestasi dewanya adalah Bhatara Wisnu.

Pada Lontar Wewatekan Oton tertulis wuku Kruwlut dengan penjelasannya sebagai berikut: Wa, 14, U, 7, pangawak Korawa, dumadi sang Lalwarah, lemahanya, kayu kowang, kayunya, manuk lawadan manuknya, luwaksa satonya, lintang huluku lintangnya.

Penulisan Krulut juga ditemukan dalam Lontar Tutur Aji Pangukiran, dituliskan sebagai berikut: Iti tutur aji pangukiran, ngawilang gnah wuku, Watugunung magnah ring tlapakan suku, Dukut, pangadegan, Klawu, ring knyepane, Wayang ring pupu, Ugu, ring sarira, Bala, ring puyuhane, Prangbakat ringbokongan, Mnala ring ulu, Uye ring puser, Matal ring lambung, Medangkungan ring weteng, Tambir ring susu, Mrakih ring jaje, Krulut ring jriji alit, dan seterusnya.

Pertanyaan mendasar bahwa sejak kapan Krulut dimaknai serupa pelafalan ‘cadel’ Klulut dan diartikan Lulut?

Kruwlut dalam Lontar Wewatekan – asal dan koleksi Griya Kelodan Sawan Buleleng

Krulut dalam Lontar Tutur Aji Pangukiran – asal Griya Banjar Buleleng

Fenomena demikian merupakan salah satu gejala post-tradisi, ketika hari-hari ini kita dihadapkan pada aras interkultural, bebas menyerap budaya lain melalui kecepatan akses informasi dan transportasi.   Yang terjadi kemudian adalah paradoks identitas diri.

Sebagaimana dituliskan oleh Prof. Bambang Sugiharto bahwa dalam konteks kebudayaan, dalam rangka identitas atau pun pengakuan global, orang ingin kembali kepada kebudayaan lokal-asal yang dirasakan sebagai akar diri. Implikasi dari hal ini adalah bahwa individu kini menghadapi tegangan antara hak untuk mengadopsi dengan bebas berbagai unsur budaya lain yang dianggapnya menarik dan perlu, sekaligus terdapat sebentuk kewajiban untuk menemukan jati-dirinya yang unik dengan kembali ke khasanah budayanya sendiri.

Celakanya adalah ketika merasa kewajiban hak guna pakai kelokalan (ke-Bali-an) itu kita masih taat menganut “girang kaajakin”, sebentuk sifat yang dengan senang apabila diikutkan/mengikuti apa yang dianggap benar tanpa merujuk refrensi atau sumber asli, tanpa menggunakan daya nalar lebih jauh, tanpa kesederhanaan mencari pengetahuan dengan cara mempertanyakan ulang. Tanpa meragukannya terlebih dahulu sehingga setelahnya ada keinginan untuk menggali, mengkomparasi, menyimpulkan, sekaligus menyatakan.

Eksesnya adalah kelatahan yang tersedimentasi, menganganya kebodohan tanpa pernah berupaya dijarit dengan pengetahuan.

Tidak hanya pada wilayah sosial-kultural masyarakat, di medan sosial seni rupa Bali juga tidak kalah menariknya membaca gelagat-gelagat demikian. Misalkan saja, dekade 1980 ketika meledaknya abstrak eskpresionis, simbol poleng (hitam-putih), rerajahan, dan simbol-simbol lainnya dijebret, kacress, crooottt begitu saja, disamarkan lagi, dinyatakan kembali mewujud distorsi, kebanyakan lantas melukis demikian.

Begitu juga pada awal tahun 2000-an melalui ledakan pop art seturut itu simbol-simbol kelokalan dibenturkan sedemikian rupa. Atau kelatahan berkelompok hanya untuk kesertaan berpameran dua-tiga kali setelah itu lenyap, sejalan dengan kemunculan galeri seni atau art space yang sekali berarti sesudah itu mati lagi.

Kruwlut dan Simbol-simbol wewaran pada Tika – Koleksi Puri Pomanis

Gejala post-tradisi melalui kebudayaan di dalam seni rupa tentu harus dibarengi juga dengan laku membangun dan menyiarkan bagaimana dunia seni itu agar dipahami oleh orang diluar seni (masyarakat umum), sementara dalam imaji kita medan sosial seni sangatlah luas (karena memang benar demikian) akan tetapi (seolah) kita luput dengan mereka yang ada disekitar kita yaitu masyarakat (seniman, kurator, penulis, kritikus, art dealer, kolektor, museum, galeri, pemerintah, institusi seni dan masyarakat).

Membangun wacana kelokalan itu bagus sebabnya adalah aspek tradisi yang dinyatakan sebagai akar adalah tempat tumbuhnya nutrisi-nutrisi kreativitas, sebab kita tumbuh di Timur, sebab jargon think local act global. Oleh karena modernitas dunia dibentuk sebagai hasil dari hegemoni (pemikiran Barat) sejak kolonialisasi yang ‘westernisasi’ sebagaimana dinyatakan melalui kuratorial Kovergensi oleh Suwarno Wisetrotomo.

Maka entah itu dengan jalan mengembangkan tradisi atau membongkar tradisi suka tidak suka kita harus memahami dengan betul akar itu, agar tidak latah seperti ‘girang kaajakin’. [T]

Pohmanis, 15 Februari 2023

BACA artikel lain dari penulis DEWA PURWITA SUKAHET

PENTIMENTO : Cerita dari Rekam Jejak Lukisan karya Noella Roos
Tata Ruang Kota, Tiang dan Kabel-kabel, dan Persoalan Estetika
Kepekaan Estetika Kita dan Cagar Budaya Gedong Kirtya
Tags: baliBudaya BaliHari Valentinekasih sayanglontarTumpek Krulut
Previous Post

Ada 5.100 Kursi untuk Mahasiswa Baru di Undiksha Singaraja

Next Post

Teater “Otonan”, Perjalanan Menuju Hari Lahir

Dewa Purwita Sukahet

Dewa Purwita Sukahet

Perupa, suka ngukur jalan, dan CaLis tanpa Tung

Next Post
Teater “Otonan”, Perjalanan Menuju Hari Lahir

Teater “Otonan”, Perjalanan Menuju Hari Lahir

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co