DENPASAR FESTIVAL, sebuah perhelatan akbar tahunan yang sudah diadakan 15 kali sejak tahun 2009 di kawasan Catur Muka, Denpasar Bali. Festival ini mungkin bisa disebut sebagai festival yang paling dinanti-nanti oleh masyarakat Denpasar, juga masyarakat Bali di daerah kabupaten lainnya.
Dua tahun ke belakang ini, akibat pandemi Covid-19, perhelatan Denpasar Festival tidak dilaksanakan di tempat yang biasanya diadakan yaitu di kawasan Catur Muka. Dua kali selama dua tahun itu Denpasar Festival diadakan secara online dan juga hybrid, venue-nya pun juga terpisah-pisah.
Memasuki tahun 2022,, kasus pandemi Covid-19 telah menurun dan mulai menuju era bebas pandemi. Sejak awal tahun 2022 berbagai event, festival, maupun konser musik banyak diselenggarakan untuk mengobati kerinduan masyarakat dengan pergelaran dan suasana keramaian tanpa terbelenggu oleh layar kaca atau harus berjaga jarak.
Denpasar Festival pun tidak kelewatan juga. Tahun 2022 ini perhelatan Denpasar Festival kembali diadakan ke tempat semulanya yaitu di area kawasan Catur Muka selama lima hari berturut-turut mulai Rabu, 21/12/2022, hingga Minggu, 25/12/2022.
Denpasar Festival kali ini melibatkan pelaku UMKM sebanyak 161, baik dari UMKM kuliner, maupun fesyen termasuk juga menghadirkan stan dari penyandang disabilitas.Jangan ditanya, suasana Denpasar Festival ini selalu ramai setiap harinya.
Festival ini juga menampilkan beragam hiburan untuk para pengunjung, termasuk seminar budaya, pertunjukan musik, film, dan kuliner. Hal ini pun sangat menarik minat masyarakat untuk datang dan berkunjung ke festival yang sudah diadakan bertahun-tahun sekaligus dinanti-nanti serta mengobati kerinduan masyarakat dengan Denpasar Festival.
Namun kegiatan yang diselenggarakan di penghujung tahun itu, banyak diterpa fenomena dan kejadian alam yang menyertai dan menghalangi acara tersebut. Mulai dari hujan badai yang menggempur selama beberapa hari dan fenomena alam solstis yang kebetulan terjadi bersamaan pada hari pertama.
Terlebih lagi banyak pula berita bohong (hoax) tentang fenomena tersebut, yang mengungkapkan bahwa orang-orang tidak boleh keluar rumah saat malam hari ketika solstis terjadi. Nyatanya fenomena tersebut tidak berbahaya dan telah diklarifikasi oleh Thomas Djamaluddin (Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika BRIN).
Solstis Desember atau titik balik selatan matahari adalah fenomena ketika posisi surya berada di titik paling selatan terhadap ekuator langit jika diamati oleh pengamat di permukaan bumi. Mengutip The Franklin Institute, fenomena solstis terjadi dua kali setahun, yakni pada bulan Juni dan Desember.
Hari ketiga festival itu, 23/12/2022, menjadi hari yang tidak menyenangkan untuk banyak orang, akibat cuaca yang terlalu ekstrem dan disertai curah hujan yang begitu tinggi menyebabkan banyak pohon tumbang, banjir dan lain sebagainya.
Akibat curah hujan yang tinggi, dengan terpaksa event pada hari itu dibatalkan dan dijadwalkan ulang oleh pihak penyelenggara. Banyak para penggemar musisi dan penikmat seni yang merasa kecewa karena sudah berjuang melawan hujan, namun acaranya harus dibatalkan pada hari itu. Namun semua yang dilakukan, semata-mata demi keselamatan bersama dan menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Walaupun banyak kendala dan halangan yang menyertai, animo atau antusias masyarakat dengan perhelatan tersebut tidak mudah luntur begitu saja, mereka senantiasa mendukung dan menunggu jadwal terbaru dari pihak Denpasar Festival, untuk menikmati dan merayakan semarak di penghujung tahun.
Terlebih lagi ini kali pertamanya Denpasar Festival kembali diadakan offline secara penuh seperti biasanya. Turut memberikan harapan, semoga ke depannya Denpasar Festival dapat diadakan terus-menerus setiap tahun sebagai media apresiasi dan rekreasi terhadap para seniman dan juga masyarakat. [T]