29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Mencintai Munir” Adalah Peduli Terhadap HAM

Teddy Chrisprimanata PutrabyTeddy Chrisprimanata Putra
September 17, 2022
inUlas Buku
“Mencintai Munir” Adalah Peduli Terhadap HAM

Suciwati bersama saya (penulis) dan buku Mencintai Munir

Hasil autopsi itu menjelaskan dengan gamblang bahwa kematianmu akibat arsenik! Jelas di bagian atas laporan: Death by arsenic poisoning.

Itu sebuah kalimat pada halaman 295 yang dibacakan oleh salah satu peserta dalam acara peluncuran buku “Mencintai Munir” karya Suciwati. Kalimat itu membuat saya bergidik ngeri.

Saya tak bisa membayangkan betapa remuknya hati keluarga dan kerabat saat menerima kenyataan bahwa Munir kehilangan nyawa karena diracun. Racun yang bisa membunuh dua gajah dewasa sekaligus.

Suatu hal yang keji. Dan, herannya, kasus ini masih dibiarkan mengambang begitu saja—mengambang oleh negara.

Pertemuan dengan Suciwati

Keikutsertaan saya dalam diskusi Kwitangologi Vol. 09 yang diselenggarakan KontraS, benar-benar membuka ruang diskusi lain untuk saya sendiri.

Diskusi itu bertempat di Dia.Lo.Gue di daerah Kemang, Jakarta Selatan, Rabu 14 September 2022. Saat itu KontraS bekerja sama dengan Museum Hak Asasi Manusia Munir dan Imparsial menyelenggarakan peluncuran buku berjudul “Mencintai Munir” yang ditulis langsung oleh Suciwati—Istri Munir.

Pertemuan pertama saya dengan Suciwati terjadi saat Museum Hak Asasi Munir  menyelenggarakan pembacaan hasil kerja dari Tim Pencari Fakta Kematian Munir beberapa waktu lalu. Saat itu saya diminta untuk menjadi notulen. Usman Hamid juga hadir pada kegiatan itu.

Suciwati (nomor dua dari kiri) bersama para pembicara dalam diskusi buku Mencintai Munir yang diselenggarakan KontraS di Jakarta | Foto: Teddy

Pada kesempatan itu, jujur, saya tidak sempat berbincang dengan Mbak Suci. Jadi kesempatan kedua ini harus saya manfaatkan. Setidaknya saya harus sempat mengucapkan selamat dan memintanya membubuhkan tanda tangan dalam buku “Mencintai Munir” yang sudah ada di tangan saya.

Peluncuran buku “Mencintai Munir” yang terdiri dari xii + 372 halaman ini dihadiri langsung oleh Mbak Suci. Buku ini dibahas oleh dua orang, Fatia Maulidiyanti (Koordinator KontraS) dan Lukman Hakim S. (Menteri Agama RI Periode 2014-2019).

Dalam diskusi ini juga hadir beberapa tokoh, seperti: Ibu Sumarsih (Ibu dari Benardinus Realino Norma Irawan yang tewas saat tragedi Semanggi I), Usman Hamid (Direktur Eksekutif Amnesty Indonesia), Haris Azhar (Direktur Lokataru), Bivitri Susanti (Salah satu pendiri PSHK).

Tokoh-tokoh itu biasanya hanya saya lihat dari layar kaca, kini saya bisa lihat secara langsung. Mimpi apa ya saya kemarin, hahaha.

Perjalanan “Mencintai Munir”

Emosional. Satu kata itu saya rasa bisa mewakili proses penulisan buku “Mencintai Munir”, setidaknya itu yang saya tangkap dari penjelasan Mbak Suci dalam diskusi peluncuran bukunya.

Bahkan di beberapa momen Mbak Suci mengatakan ia harus meninggalkan laptopnya dan harus memulihkan diri agar siap menulis kembali. Tentu sangatlah berat bagi Mbak Suci.

Saat saya coba membaca sekilas bagian pertama, saya mengetahui bahwa Mbak Suci menulis dengan melibatkan seluruh perasaannya yang bertujuan agar pembaca juga merasa tak berjarak dengan Munir.

Menyampaikan aktivitas Munir semasa hidup menjadi misi utama Mbak Suci dalam buku ini. Meluruskan berbagai berita miring soal Munir juga menjadi tugas buku yang ditulis Mbak Suci.

“Sering kali Munir dikatakan sebagai Antek Asing, bahkan KontraS sempat diserang gara-gara isu itu. Tapi semua itu tidak benar, Munir itu sangat mencintai Indonesia,” tegas Mbak Suci.

Ya saya pun berpikiran demikian, mengingat Munir berangkat dari aktivis mahasiswa yang saya pikir kesehariannya tak pernah luput membicarakan soal kelangsungan bangsa dan negara.

Tidak jauh berbeda dengan Mbak Suci. Fatia Maulidiyanti sebagai Koordinator KontraS hingga tahun 2023 ini mengungkapkan meski sekali pun belum pernah berjumpa dengan Munir, tapi seorang Munir telah menjadi patron dalam menjalankan tugas selamaa di KontraS.

Dalam penyampaian Fatia, saya memperoleh hal-hal menarik. Sejak masa kecil, nama Munir dan KontraS tidaklah asing bagi Fatia—meski hal yang didengarnya adalah hal-hal negatif. Bahkan orangtuanya pun mempercayai bahwa Munir dan KontraS adalah bagian dari antek asing yang merusak jalannya kehidupan bangsa Indonesia.

Namun narasi-narasi negatif tersebut justru mendekatkan Fatia dengan KontraS, bahkan menjadi Koordinator hari ini.

Menginjak 18 tahun kematian Munir, KontraS mendorong Komnas HAM untuk menjadikan kasus kematian Munir menjadi pelanggaran HAM berat. Saat ini pun Komnas HAM disebut sudah membuat tim khusus yang hanya memiliki waktu dua bulan untuk bekerja.

Meski dianggap terlambat, tapi pihak KontraS mengajak semua pihak untuk mengawal hal ini, apa lagi masa jabatan Komisioner Komnas HAM periode ini hampir habis.

BACA JUGA:

  • Kwitangologi Vol. 9: Ruang Diskusi Pertama Saya di Jakarta
  • Matinya Kritisme: Ancaman Nyata Bali Hari Ini

Sebagai salah satu orang dekat Munir, Lukman Hakim Saifuddin yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama RI menyebutkan bahwa sosok Munir adalah sosok yang komplit sebagai aktivis HAM. Kesederhanaan menjadi hal yang paling melekat dalam diri Munir.

Tahun 2000 Munir mendapatkan penghargaan dari luar negeri dengan hadiah uang sebesar Rp 500 juta. Hadiah tersebut justru seluruhnya ia serahkan ke KontraS. Menurut Munir, semua hal yang berkaitan dengan pekerjaannya sudah disediakan oleh kantor.

Wah kalau saya jadi Munir sudah saya ambil hadiah itu untuk keperluan keluarga,. Tapi sudah jelas Munir beda dengan saya. Hehe.

Melanjutkan Jalan Perjuangan Munir

Nyawa seorang Munir—seseorang yang dikenal oleh banyak orang, seseorang yang punya banyak teman yang dianggap sebagai orang dekat dan berpengaruh di negeri ini—ssaja bisa dihilangkan dengan mudah dan kasusnya pun tak jelas hingga sekarang. Bagaimana dengan saya yang tidak masuk kriteria di atas?

Kurang lebih pikiran tersebut terbersit dalam kepala saya selama peluncuran buku “Mencintai Munir”.

Masihkah kita bisa abai terhadap pelanggaran HAM yang hampir setiap hari terjadi? Mirisnya lagi pelanggaran tersebut dilakukan oleh tangan-tangan kuasa atas nama stabilitas negara (geleng-geleng kepala).

Meski saya belum membaca buku ini secara lengkap, tapi secara garis besar saya sepakat dengan perjuangan Munir. Memperjuangkan HAM warga negara Indonesia menjadi kewajiban orang-orang yang memiliki pengetahuan lebih soal HAM.

Peluncuran buku “Mencintai Munir” | Foto: Teddy

Saya kira Indonesia masih memiliki banyak dosa masa lalu yang belum ditebus hingga hari ini. Gerakan 30 September, penghilangan paksa aktivis medio 1997-1998, Semanggi I dan II, dan pembunuhan Munir menjadi beberapa pelanggaran HAM yang dibiarkan oleh negara.

Apakah negara mengharapkan warganya lupa bahwa bangsa ini memiliki masa lalu yang gelap? Mungkin saja.

Tapi saya pikir warga Indonesia tidak semudah itu melupakan dosa-dosa berat itu. Jangankan melupakan dosa-dosa berat semacam itu, hutang Rp 5.000 saja pasti ingat. Atau mungkin negara pura-pura lupa? Biasanya kan orang punya hutang itu pasti lupa kalau dirinya punya hutang. Hahaha.

Saya anjurkan teman-teman membaca buku ini, dan mari setelahnya kita menulis kembali isi dari “Mencintai Munir” akan pesannya dapat terbaca oleh banyak orang di Indonesia.

Sekali lagi saya ucapkan selamat buat Mbak Suci atas buku “Mencintai Munir” semoga siapa pun yang membaca buku ini ikut merasakan perjuangan Munir, getirnya perasaan Mbak Suci saat ditinggalkan, dan yang pasti adalah pembaca dapat mencintai sosok Munir. [T]

  • BACA artikel lain dari penulis Teddy Chrisprimanata Putra
Kwitangologi Vol. 9: Ruang Diskusi Pertama Saya di Jakarta
Cerpen “Sumur” Eka Kurniawan | Air Dengan Segala Persoalan yang Ditimbulkan
Memikirkan Kembali Tradisi, Adat Istiadat dan Budaya Bali dalam “Wanita Amerika Dibunuh di Ubud”
Tags: BukuKontraSMunirUlasan Buku
Previous Post

Koreografi Pijat dan Pencarian Gede Agus Krisna Dwipayana dalam Tubuh Tari Tradisi

Next Post

Celepuk | Cerpen Arnata Pakangraras

Teddy Chrisprimanata Putra

Teddy Chrisprimanata Putra

Lulusan Teknik Mesin Unud, tapi lebih memiliki minat ke dunia literasi juga organisasi. “Sublimasi Rasa” adalah karya pertama untuk melanjutkan karya-karya selanjutnya.

Next Post
Celepuk | Cerpen Arnata Pakangraras

Celepuk | Cerpen Arnata Pakangraras

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co