Menyebut ikan nila atau mujair, ingatan langsung pada menu mujair nyatnyat atau nila nyatnyat. Begitu juga jika menyebut lele, ingatan langsung mengarah pada lalapan atau pecel lele. Padahal, menu untuk nila bukan hanya nyatnyat, menu untuk lele bukan hanya pecel lele atau lele goreng.
“Ada banyak jenis menu olahan ikan yang bisa dikembangkan untuk ketahanan pangan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng I Gede Putra Aryana, S.Sos.,MAP., saat berbicara soal ketahanan pangan dan perikanan terkait Perda Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) Buleleng di Singaraja, Kamis, 27/1/2022.
Menurut Putra Aryana, kini para penggemar menu ikan di Buleleng sudah mengenal berbagai menu olahan ikan, selain ikan goreng, ikan bakar dan nyatnyat. Setidaknya terdapat empat menu ikan yang kini sedang dikembangkan di Buleleng, yakni Samosa Ikan, Cheese Ball Ikan, Wonton Ikan, dan Rolade Ikan.
“Kami sedang giat melakukan program pembinaan dan pelatihan untuk kelompok-kelompok budidaya perikanan dan kelompok pengolahan dan pemasaran (Poklahsar) binaan DKPP untuk menciptakan menu-menu baru di bidang olahan ikan,” kata Putra Aryana.
Program pelatihan Poklasar itu adalah salah satu bentuk konkrit dari salah satu program prioritas yang sedang disusun DKPP Buleleng tahun 2022 untuk ketahanan pangan, yakni program pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
“Tahun ini kami menyusun lima program prioritas,” kata Putra Aryana.
Lima program prioritas itu adalah peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat; pengawasan keamanan pangan; pengelolaan perikanan tangkap; pengelolaan perikanan budidaya; dan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Semua program itu merupakan bentuk dari komitmen yang telah tertuang jelas dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2021 tentang Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD).
Penerapan dari program peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat antara lain penanggulangan kemiskinan dengan penguatan ketahanan pangan dan perikanan di masyarakat desa. “Penguatan ketahanan pangan dan perikanan di masyarakat desa sangat erat kaitannya dengan penanggulangan kemiskinan,” kata Putra Aryana.
Putra Aryarana mengatakan, tim koordinasi penanggulangan kemiskinan DKPP Buleleng tengah bersiap melakukan penjajagan ke seluruh kecamatan yang ada di Buleleng. Dalam penjajagan itu diambil 27 desa untuk menjadi sasaran program.
“Masing-masing kecamatan akan kami pilih tiga desa untuk kami tingkatkan kesejahteraan perekonomiannya melalui ketahanan pangan. Jika sebelumnya desa dalam satu kecamatan itu sudah pernah masuk program, maka kami akan gilir ke desa yang lain. Hal ini kami lakukan agar ada pemerataan,” katanya.
Disinggung terkait perkembangan budidaya dan pengolahan bidang perikanan, Kadis Putra Aryana mengaku cukup banyak kelompok-kelompok budidaya perikanan dan kelompok pengolahan dan pemasaran (Poklahsar) binaan DKPP menunjukkan peningkatan kualitas. Hal itu terbukti dari laporan tim monitoring dan evaluasi yang menyebutkan bahwa budidaya ikan, khususnya ikan nila sangat baik.
“Beberapa hari yang lalu Poklahsar Buleleng terpilih menjadi sasaran pelatihan pengolahan ikan nila dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Sebanyak 100 anggota dari 65 Poklahsar kami undang untuk mengikuti pelatihan itu. Hasilnya, berbagai menu olahan ikan nila berhasil disajikan dan menjanjikan bersaing di pasaran,” ujarnya.
Kadis Putra Aryana meyakini, melalui berbagai pelatihan yang diterima dan juga dibarengi dengan komitmen yang tinggi dari Pemkab Buleleng, penguatan ketahanan pangan daerah dan juga kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
Pihaknya pun berharap Poklahsar Buleleng terus berkembang meningkatkan potensinya. Dengan demikian, hasil olahan pangan yang dibuat dapat dikembangkan lagi oleh DKPP Buleleng untuk dapat masuk dalam agenda kegiatan SKPD. “Olahan pangan yang dibuat kami upayakan bisa masuk di SKPD, misalnya menjadi snack rapat, dan juga masuk di toko-toko modern,” katanya. [T][Ado/*]
____
BACA JUGA:
Kelompok Petani Muda “Boom Sakalaka”, Menjadikan Lele Sebagai Tuan Rumah di Bali