2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Banyak Orang Gagal Bedakan Fakta atau Fiksi | Pembaca Berhadapan dengan Realitas “Blur”

tatkalabytatkala
August 15, 2021
inPertanian
Banyak Orang Gagal Bedakan Fakta atau Fiksi | Pembaca Berhadapan dengan Realitas “Blur”

Sadaring SATUPENA #01, yang dihelat secara daring, pada Minggu (15/8/2021).

Tsunami informasi yang menderas dalam kehidupan sehari-hari, telah menyebabkan banyak orang gagal membedakan mana fakta dan mana fiksi. Kegagalan itu sering kali menimbulkan kegaduhan sehingga berimbas pada realitas sosial yang serba timpang. Bahkan kegagalan itu telah menyebabkan banyak dari kita menerima fakta sebagai fiksi dan sebaliknya fiksi sebagai fakta.

Hal itu terungkap dalam Sadaring SATUPENA #01, yang dihelat secara daring, pada Minggu (15/8/2021). Sadaring atau sarasehan dalam jaringan seri pertama dari SATUPENA ini menampilkan pembicara Salman Aristo (produser dan sutradara film), Hikmat Darmawan (kritikus film dan komik), dan Deasy Tirayoh (penulis skenario film dan cerpen). Sadaring yang dipandu oleh penyair Ni Made Purnama Sari ini, diikuti para peserta dari berbagai daearah di Indonesia, termasuk peserta dari Belanda.

Sadaring bertema “Mana Fakta Mana Fiksi, Kini dan Nanti”, kata Koordinator Ketua Presidium Satupena S Margana, sengaja dihelat pertama kali untuk merespons kondisi yang serba “blur” dalam kenyataan kita sehari-hari. Banyak berita yang disisipi oleh berbagai kepentingan kelompok perorangan. “Kita tidak bisa lagi membedakan mana fakta, data, dan opini pribadi. Sebagai penulis, apalagi jurnalis, kita bertanggung jawab terhadap ini,” kata Margana.

Jika sejak memasuki fase produksi saja, fakta-fakta sudah bias, kata Margana, maka bisa dibayangkan seperti apa informasi yang sampai kepada pembaca. Dalam era tsunami informasi seperti sekarang ini, katanya, setidaknya para penulis dan jurnalis taat azas pada fakta dan data. “Itu saja sudah cukup, jangan turut mengaburkan semuanya,” tambahnya.

Kegagalan kategori

Hikmat Darmawan mengatakan era post truth antara lain ditandai dengan kegagalan manusia membuat kategorisasi mana fakta dan mana fiksi. Kegagalan itu pertama-tama disebabkan oleh membanjirnya informasi lewat media sosial. “Kita sering kali melakukan click monkey, terusin saja ke orang lain tanpa pernah mengkritisi apa yang sedang kita bagikan,” katanya. Click monkey atau mengklik tanpa membaca sebuah informasi, sebenarnya telah turut serta membuat banjir informasi dewasa ini serta serba kebingungan yang mendera publik kita.

Sebenarnya, kata Hikmat, cara-cara ini telah membuat kita semakin bingung menentukan mana realitas faktual dan mana realitas fiksional. Saking banyaknya fakta-fakta yang bias opini, maka justru terkadang fiksilah yang menjadi harapan dalam memberoleh kebenaran. “Walau dalam fiksi bukan kebenaran objektif dan absolut yang kita peroleh, tetapi kebenaran sementara sebelum kita menemukan kebenaran yang lebih hakiki,” ujar pendiri Persatuan Penulis Indonesia SATUPENA ini. Oleh sebab itulah pernyataan penyair Muhammad Iqbal, bahwa fiksi adalah dusta yang kudus seolah menemukan kebenarannya.

Menurut Salman Aristo, dualitas antara fakta dan fiksi dalam era ini menjadi blur karena ketiadaan fondasi dan prinsip-prinsip berpikir secara kritis sedari dini. Ia misalnya mengatakan, mengapa buku bagus karya Moh. Hatta seperti Pengantar ke Alam Ilmu Pengetahuan, tidak dijadikan buku wajib sejak sekolah dasar. Buku ini mengajarkan prinsip-prinsip dasar berpikir kritis yang kelak akan berguna untuk memindai realitas. “Jadi kekaburan itu sudah terjadi sejak dini, sehingga sekarang kita hanya menuai saja. Tidak bisa menyalahkan generasi sekarang yang kita anggap tidak kritis, tetapi pernahkah kita mengajarkan kekritisan cara berpikir itu?” katanya.

Dalam kondisi seperti  ini, tambah Salman, memegang prinsip dasar jurnalisme seperti skeptis sangat diperlukan. “Kita harus skeptis terhadap apa yang kita baca, tidak berhenti bertanya apakah ini benar atau tidak,” ujar Salman.

Sementara itu, sebagai seorang penulis Deasy Tirayoh sering kali dihadapkan pada ukuran keberhasilan kerja industri televisi seperti rating. Sebagai penulis, prinsip kerjanya sering kali malah berbenturan. “Saya selalu diminta untuk mencari sisi gosip dari seorang tokoh misalnya dengan mengabaikan apa yang sedang dia lakukan,” katanya. Pesanan semacam itu membuatnya mempertanyakan tugasnya sebagai seorang penulis yang memiliki tanggung jawab mempertahankan idealisme.

Biasanya, kata Deasy, ia menggunakan fiksi sebagai jalan keluar. “Menulis fiksi adalah jalan keluar dari kebimbangan dalam kerja melayani industri,” kata Daesy. Dalam fiksi yang ia tulis, senantiasa terdapat fakta-fakta yang ia olah untuk kemudian disajikan sebagai suguhan yang menghibur. Jadi pada fiksi pun akhirnya, kata Deasy, ia menyuguhkan fakta-fakta yang ia tidak mungkin sajikan dalam proses kerja industrial.

Hikmat mengatakan pada era post truth tidak mungkin lagi mengharapkan kebenaran objektif, tetapi kita memiliki kebenaran-kebenaran kemanusiaan dan kebenaran etis. “Kebenaran kemanusiaan dan kebenaran etis itu justru kita temukan pada genre tulisan bernama fiksi,” kata Hikmat.

Karakter fiksi yang menyajikan hiburan membuatnya menjadi lebih lentur dan menyajikan kebenaran secara lebih utuh. Sementara fakta-fakta menjadi kian miskin, karena berbagai bias kepentingan, termasuk oleh kepentingan para penulisnya ketika ia diproduksi di dalam kepalanya.

Dalam Sadaring SATUPENA #01 ini, penulis asal Malang Ari Ambarwati membacakan tiga buah puisi yang terangkum dalam antologi Bocah Rempah. Antologi ini, kata Ari, akan dicetak dan diedarkan dalam waktu dekat. Ari mencoba menautkan antara sejarah dan jenis rempah dengan kehidupan anak-anak pada era post truth. “Semoga varian pelajaran tentang rempah bisa dilakukan lewat sastra,” katanya. [T][Rls/*]

Tags: faktafiksisastra
Previous Post

Flores The Singing Island Festival: Memperkenalkan Flores Sebagai Pulau Bernyanyi

Next Post

Senjata itu Bernama “Saselet”

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Senjata itu Bernama “Saselet”

Senjata itu Bernama “Saselet”

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co