3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pria juga Punya Rasa – Catatan Membaca Buku “Joged lan Bojog Lua …”

Nyoman Devi Ary CahyanibyNyoman Devi Ary Cahyani
January 28, 2020
inUlasan
Pria juga Punya Rasa – Catatan Membaca Buku “Joged lan Bojog Lua …”
139
SHARES
  • Judul: Joged lan Bojog Lua ane Setata Ngantiang Ulungan Bulan rikala Bintange Makacakan di Langite
  • Penulis: Putu Supartika
  • Penerbit: Pustaka Ekspresi
  • Cetakan Pertama: Januari 2018

Menurut beberapa kalangan, khususnya anak milenial (remaja), terkadang jika mendengar kata tersebut mereka menganggap bahwa membaca cerpen atau cerita pendek, adalah kegiatan yang sangat membosankan. Mereka yang beranggapan, membaca cerpen adalah ativitas yang kurang menarik dibandingkan dengan aktivitas lainnya.

 “Ah membosankan sekali!” Kalimat itu sering terdengar di kala mereka yang kurang gemar membaca (dalam hal ini cerpen) dituntut untuk membaca sebuah cerpen, entah tujuannya karena tugas ataupun tujuan lainnya.  Mungkin dengan kata lain, jika karena tugas, misalnya tugas kuliah, mereka dengan terpaksa harus membacanya.

Namun, tidak semua orang (remaja) beranggapan demikian. Mereka yang gemar membaca tentunya akan senang jika mengetahui banyak bermunculan judul cerpen-cerpen terbaru. Tidak hanya untuk menambah wawasan, membaca sebuah cerpen juga dapat melatih imajinasi seseorang, dimana orang tersebut seolah-olah ikut merasakan kejadian  atau berada dalam kondisidalam sebuah cerita tersebut.

Belum lama ini terbit buku kumpulan cerpen berbahasa Bali dengan judul “Joged lan Bojog Lua ane Setata Ngantiang Ulungan Bulan rikala Bintange Makacakan di Langite”. Penulisnya I Putu Supartika, seorang sastrawan muda yang sedang naik daun, Selain menulis dalam Bahasa Bali, Supartika juga menulis karya sastra berbahasa Indonesia.

Dalam buku Joged dan Bojog Lua itu terdapat berbagai judul cerpen dengan tema yang berbeda-beda di setiap judulnya. Dari sekian banyaknya judul cerpen, terdapat tiga judul cerpen yang sangat menarik untuk dibahas, khususnya menurut pandangan atau  dari sisi psikologis sastra. Cerpen tersebut berjudul “Api Ane Ngabar-abar di Umahne Wayan Dana”, ada pula “Munyin Sangihan di Beten Bulane”, dan “Alih Tiang Rikala Bulane Ngenter lan Bintange Makacakan di Langite”.

Ketiga cerpen tersebut terdapat satu kesamaan yakni pada tokoh utamanya yang merupakan seorang laki-laki, hal tersebut menjadi alasan mengapa mengambil ketiga judul tersebut, tidak lain karena tertarik ingin mengulik sisi lain dari seorang laki-laki saat dihadapkan dengan suatu kondisi tertentu.

Baik, judul yang pertama “Api Ane Ngabar-abar di Umahne Wayan Dana”. Mendengar judul tersebut, akanmuncul berbagai macam tanggapan tentang jalan ceritanya. Untuk itu sangat penting bagi kita memahami isi dari sebuah cerpen. Dalam cerpen tersebut terdapat berbagai jalan cerita yang membuat kita (pembaca) ikut seolah-olah merasakan ketakutan atau kepanikan yang amat sangat, dimanasalah satu kutipan ceritanya “Wayan Dana ngejer. Munyin wargane totonan “enjut, tunjel” ngaenang bulun cikutne jering. Takut. Takut tan kadi-kadi. Awakne karasa kambang, tusing marasa apa. Peluh nenyerekcek, angkihane noos”.

Bisa dibayangkan bagaimana takutnya Wayan Dana dalam cerita tersebut, tidakdapat dijelaskan lagi, berada didalam rumah yang dibakar, pikiran yang terbayang jika dirinya akan ikut terbakar. Ya, suasana yang sangat mencekam bukan?

Cerpen kedua yang berjudul “Munyin Sangihan di Beten Bulane”, sama halnya dengan cerpen lainnya, dalam cerpen ini terdapat berbagai macam situasi,salah satunya situasi yang menggambarkan bagaimana takutnya Wayan Ranten ketika melihat ayahnya yang dianiaya begitu kejam, namun ia tidak dapat menolongnya karena terhalang usia yang masih sangat belia (lima tahun).

Kutipan ceritanya “Seket tiban anesuba liwat, kenken ia nepukin bapane. Tjejeka. Cangklinga tur paida…..?”

Bisa dibayangkan bagaimana takutnya, kesalnya Wayan Ranten melihat ayahnya diperlakukan demikian. Sungguh, keadaan dimanapsikologis seorang anak pada waktu itu sudah dapat dibayangkan akan sangat terganggu, misalnyasaja dapat memicu munculnya rasa trauma dengan sesuatu, kebencian, penyesalan, hingga dendam.

Cerpen ketiga sekaligus terakhir berjudul “Alih Tiang Rikala Bulane Ngenter lan Bintange Makacakan di Langite”. Diawal ketika kita membaca cerpen ini, terbesit di pikiran kita bahwa cerpen ini menceritakan tentang peristiwa kemalingan. Tak hayal karena awal ceritanya terdengar seolah-olah menceritakan tentang ketakutan seorang pencuri yang hendak ditangkap.

Berikut kutipannya “Maling… maling… maling… Anake ane nglanting di temboke totonan ngenggalang makecos lantas malaib”

Namun, setelah dibaca hingga akhir ternyata dugaan tersebut keliru. Berbeda dengan kedua cerpen sebelumnya, pada cerpen ini menukik tentang sebuah kisah cinta anak muda. D imana wanita yang amat dicintai akan menikah dengan pria lain. Hhhmm… Kisah cinta yang tragis. Adanya janji akan bertemu ketika dini hari dimana bulan bersinar terang, dan bintang bertaburan di langit. Namun saat waktunya tiba, ternyata mendung, tidak nampak bulan bersinar ataupun bintang yang bertaburan dilangit.

Begitu mengcengkamnya situasi tersebut, berani menaiki tembok rumah berharap sang kekasih menghampirinya, namun kenyataannya berbeda pria itu diteriaki maling oleh warga. Lengkap sekali bukan? Berada dalam situasi tersebut bisa dirasakan bagaimana paniknya diteriaki maling sekaligus  merasakan kekecewaan yang amat sangat karena sebuahjanji yang mustahil untuk dia tepati.

Permainan imajinasi sang pengarang Putu Supartika sangatlah apik. Dimana ceritanya sangat sulit ditebak. Cerpennya cenderung membahas masalah-masalah atau kehidupan sosial masyarakat. Jalan cerita dari cerpen-cerpennya seolah-olah mengajak kita (pembaca) berada pada peristiwa yang terdapat dalam cerpen tersebut. Lahirnya cerpen-cerpen dari sastrawan muda Putu Supartika tentunya menambah khasanah cerpen yang ada khususnya cerpen berbahasa Bali. [T]

Tags: Bukuresensi bukusastra balisastra bali modern
Previous Post

“Punx Ci Nawang”, Single dan Video Klip Baru dari Marco Punx Bali

Next Post

Membedah Sang Penulis dan Karyanya – Ulasan dari Diskusi Buku di Dinas Arsip dan Perpustakaan Buleleng

Nyoman Devi Ary Cahyani

Nyoman Devi Ary Cahyani

Mahasiswi Prodi Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Ia pribadi yang riang sedang belajar “membaca”, berharap suatu saat bisa menulis.

Next Post
Membedah Sang Penulis dan Karyanya – Ulasan dari Diskusi Buku di Dinas Arsip dan Perpustakaan Buleleng

Membedah Sang Penulis dan Karyanya – Ulasan dari Diskusi Buku di Dinas Arsip dan Perpustakaan Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co