25 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

Gede Maha PutrabyGede Maha Putra
May 24, 2025
inEsai
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten, kajian dan relevansi pengetahuan yang dikandung oleh lontar Asta Kosala Kosali dalam koleksi tersebut di masa kini dengan tiga orang narasumber.

Saya menemani sebagai moderator sekaligus ikut belajar banyak tentang isi dari teks-teks lama yang, mungkin, mulai ditulis sejak dikenalkannya daun palem sebagai alat penyampai pesan. Berikut ini adalah catatan ringkas yang saya buat selama memoderasi diskusi.

Lontar dalam masyarakat pramodern yang melek tulis

Masyarakat pramodern menganggap dunia semesta alam sudah ada dalam keadaan seimbang dan harmonis karena digerakkan dan dijaga oleh kekuatan besar yang ada di dalam dirinya. Sedikit saja gangguan terhadapnya akan membuat kondisi yang sudah sempurna tersebut terganggu. Karenanya, mereka sangat takut terhadap kekuatan-kekuatan besar tersebut, yang jika diganggu, dapat mempengaruhi kehidupan mereka. Dari rasa takut itu, muncul apresiasi dan penghormatan besar terhadapnya. Pengetahuan untuk mengapresiasi alam namun tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan ini menjadi kekayaan masyarakat tradisional. Kekayaan ini ditulis dan disebarkan melalui media lisan dan, yang kitab aha sekarang, tulisan di atas daun atau lontar.

Seminar asta kosala kosali di Muesum Bali

Lontar merupakan media komunikasi dalam bentuk teks yang diproduksi oleh ilmuwan di Bali pada masa klasik sebelum dikenalnya huruf latin dan setelah masa prateks. Sebagai media, lontar membawa banyak pesan untuk diteruskan melintasi wilayah dan waktu. Di banyak tempat, isi lontar diintepretasikan dan ditulis ulang sehingga muncul banyak variasi. Variasi ini lontar juga mungkin muncul sebagai akibat dari pengalaman baru yang selanjutnya dicatat dan dipakai untuk melakukan revisi atau penyempurnaan terhadap aktivitas sebelumnya.

Di masa pra-modern, lontar-lontar asta kosala kosali dimanfaatkan sebagai salah satu instrumen penatakelolaan desain arsitektural dan perabotan manusia secara umum. Di dalamnya terdapat kajian tentang semesta, ilmu filsafat untuk memahami kehidupan, panduan untuk menata tempat, membagi lahan, peraturan tentang pembagian ruang, petunjuk-petunjuk konstruksi termasuk tata cara mencari material, dan juga berbagai upakara atau ritual yang yang menyertai setiap tahapan proses pembangunan.

Pengetahuan di dalam lontar

Membuat alat dan bangunan adalah potensi gangguan terhadap keharmonisan semesta. Ini karena untuk membuat bangunan akan mensyaratkan ‘gangguan’ terhadap lahan, menyakiti dan membunuh pohon, melubangi kayu, merakit kayu menjadi sesuatu yang bukan dirinya, dan seterusnya. Tindakan-tindakan tersebut adalah kehendak manusia dan bukan kehendak alam. Sehingga, manusia merasa itu bisa membuat ‘murka’ sang kekuatan maha besar. Untuk mengatasinya, maka hanya manusia tertentu yang diperbolehkan melakukkanya yang disebut undagi.

Seorang undagipun tidak bisa sembarangan melakukan modifikasi terhadap semesta. Dalam setiap langkahnya, ia harus meminta ijin kepada sang pemilik jagat. Itulah ritual-ritual yang mengawali serta mengakhiri setiap tahapan proses pembangunan.

Intepretasi lontar untuk masa kini bisa menghasilkan bangunan yang baik | Foto: Gede Maha Putra

Seorang undagi, selain berkewajiban melayani kebutuhan manusia dengan hati hati, juga dituntut untuk menyebarkan ilmunya kepada Masyarakat yang lebih luas dan kepada generasi yang akan menggantikannya. Ini agar upaya pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin banyak tetap menjaga prinsip-prinsip harmoni dengan semesta. Untuk itu, ditulislah petuntuk-petunjuk dalam lembar-lembar daun palem.

Petunjuk, aturan, arahan desain serta pemahaman tentang semesta yang termuat di dalam lontar diikuti dengan berbagai macam sanksi serta konsekuensi atas pelanggaran. Meski demikian, panduan-panduan tersebut tetap mengandung fleksibilitas dalam penerapannya. Fleksibilitas ini tetap memberi peluang serta kreativitas untuk terus tumbuh. Dari sini, muncul banyak inovasi-inovasi desain di wilayah-wilayah tertentu. Inovasi ini tentu saja tetap dalam bingkai etika yang diijinkan. Dengan demikian, pengaturan desain di masa lalu mengandung hal-hal yang bersifat mengatur dengan kuat dan juga mengandung hal-hal yang masih bisa dinegosiasikan sesuai dengan tempat, jaman dan keadaan suatu wilayah.

Isi dari lontar merupakan intepretasi manusia terhadap alam semesta raya dan bagaimana ia dapat hidup secara harmonis di dalamnya. Dengan demikian, pemahaman terhadap alam semesta menjadi pengetahuan yang sangat penting yang harus dikuasai oleh seorang undagi, perancang dan pelaksana Pembangunan tradisional. Seorang undagi wajib mengetahui cara kerja alam sehingga saat menentukan lokasi serta membagi tata ruang suatu fasilitas, ia bisa menyesuaikannya dengan cara kerja ekosistem dalam artian luas, tidak hanya di atas tapak.

Setelah menentukan lokasi, undagi harus memperhatikan hubungan sosial lingkungan di sekitar lahan. Di sini, kedudukan seseorang di masyarakat menjadi penentu tata letak fasilitas yang hendak dibangun. Misalnya, tapak untuk rumah seseorang yang memiliki kedudukan penting di masyarakat diletakkan di tempat yang lebih bernilai utama dibandingkan dengan yang tidak memiliki kedudukan. Rumah tinggal tidak boleh ada di hulu sebuah tempat suci. Demikian diatur untuk menciptakan harmonisasi social. Setelahnya, ditetapkanlah tapak yang pasti.

Selanjutnya, pengetahuan tentang tata cara ukur mengukur menjadi esential bagi seorang perancang. Ini berkenaan dengan dimensi bangunan. Dimensi lahan diukur dengan memperhatikan ukuran tubuh kepala keluarga yang akan menempati lahan. Ini untuk menjamin bahwa bangunan, selain harmonis dengan lingkungan sekitarnya, juga sesuai dengan ergonomi calon penggunanya. Bangunan yang dirancang sesuai dengan antropometri ini mencegah kemungkinan pemilik mengalami sakit akibat ketidak sesuaian ergonomi. Sakit semacam ini, di jaman modern, disebut sick-building syndrome.

Intepretasi lontar untuk masa kini bisa menghasilkan bangunan yang baik | Foto: Gede Maha Putra

Berikutnya adalah soal material dan tata cara merakitnya. Setiap material dipilih dengan prinsip kelestarian sehingga kayu yang tumbuh di tempat tertentu tidak diijinkan untuk ditebang. Misalnya kayu yang dekat dengan mata air harus dijaga. Kayu yang tumbuh di batas desa pantang ditebang. Selain itu, hal material juga berkaitan dengan unsur keselamatan sehingga kayu yang bekas terbar atau disambar petir tidak diijinkan untuk dipakai sebagai material. Demikian juga yang saat ditebang lalu rubuh melintang di atas sungai. Dipercaya kayu semacam ini bisa membahayakan penghuni.

Tidak hanya itu, undagi juga wajib memahami ilmu perbintangan, Gerakan benda di langit yang membentuk system penanggalan. Setiap posisi benda langit menentukan hari-hari dan setiap hari tertentu memiliki nilai-nilai yang bisa dikaitkan dengan upacara ritual dalam proses Pembangunan.

Lontar di masa modern

Teknologi saat ini sudah mampu mengatasi hal-hal yang pada masa tradisional tidak bisa diselesaikan. Masyarakat modern melihat setiap tantangan bisa dicarikan jalan keluarnya melalui teknik-teknik konstruksi terbaru. Semakin banyak tantangan, maka semakin maju teknologi bidang rancang bangun yang lahir. Perlahan, lontar tidak lagi menjadi panduan dalam merancang. Dalam pandangan modern, materi yang termuat di dalam lontar dianggap ketinggalan jaman. Relevansinya hilang di tengah upaya manusia mengejar masa depan melalui eksploitasi atas lahan, atas material alam, atas wujud-wujud arsitektural baru atas nama inovasi. Selain itu, keterbatasan luas lahan saat ini, terutama di daerah urban, tidak memungkinkan teknik-teknik pengukuran lahan tradisional untuk diterapkan secara ketat.

Usaha untuk memaknai arsitektur lokal bisa saja malah mengarah pada dekontekstualisasi | Foto: Gede Maha Putra

Meski demikian, banyak nilai-nilai yang ada di dalam lontar bisa diteladani dan terbukti bisa menghasilkan bangunan yang baik. Sikap hormat terhadap alam dengan memanfaatkan sedikit, bisa menghasilkan karya arsitektur yang baik. Kemudian, pemanfaatan fitur-fitur alamiah seperti material non-industri juga bisa meningkatkan kualitas arsitektur. Untuk melakukan hal ini maka, kita membutuhkan intepretasi baru dan tidak sekedar patuh terhadap kata-kata yang ada di dalam lontar. Memahami esensi yang dikandungnya, lalu mewujudkannya dengan konteks hari ini. Esensi pokok dari pengaturan lontar adalah soal menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, mendukung kehidupan manusia yang menghuninya tanpa memberi dampak buruk bagi lingkungan semesta yang lebih luas lalu menjamin keberlanjutan. Tidak berpikir jangka pendek tetapi masa yang lebih panjang.

Esensi isi lontar saat ini berkenaan dengan upaya menciptakan harmoni dari sisi: fungsi yang berkenaan dengan aktivitas dan ukuran tubuh penghuni bangunan, wujud bangunan yang selaras dengan cara kerja alam termasuk ketahanannya terhadap gempa, tata lingkungan dalam kaitannya dengan kedudukan social penghuni di masyarakat, seni dan estetika yang mewujud pada ornament. Kelima prinsip harmoni ini diyakini akan meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Ini adalah tujuan hidup manusia yang berlaku secara universal dan juga lintas masa. Penerjemahannya dan penyusunan intepretasinya agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap bisa dinikmati di masa sekarang membutuhkan usaha-usaha bersama. [T]

Penulis: Gede Maha Putra
Editor: Adnyana Ole

BACA artikel tentang ARSITEKTUR atau artikel lain dari penulis GEDE MAHA PUTRA

Meramal Wujud Arsitektur di Bali pada Masa yang Akan Datang
Menyaksikan Wujud Neoliberalisme Ekonomi melalui Perkembangan Arsitektur di Bali: Sebuah Autokritik
Arsitektur Regeneratif dan Pembangunan Kapitalistik : Menuliskan Bali dan Arsitektur Desa Potato Seminyak
Tags: arsitekturarsitektur baliasta kosala kosalilontarmuseum bali
Previous Post

Saatnya Pertanian Masuk Medsos

Gede Maha Putra

Gede Maha Putra

Dosen arsitektur di Universitas Warmadewa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

by Gede Maha Putra
May 24, 2025
0
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten,...

Read more

Saatnya Pertanian Masuk Medsos

by I Wayan Yudana
May 24, 2025
0
Saatnya Pertanian Masuk Medsos

DI balik keindahan pariwisata Bali yang mendunia, tersimpan kegelisahan yang jarang terangkat ke permukaan. Bali krisis kader petani muda. Di...

Read more

Mars dan Venus: Menjaga Harmoni Kodrati

by Dewa Rhadea
May 24, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DI langit malam, Mars dan Venus tampak berkilau. Dua planet yang berbeda, namun justru saling memperindah langit yang sama. Seolah...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co